KABARBURSA.COM - Tantangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) Indonesia ke depannya diprediksikan akan semakin besar. Pasalnya, negara-negara di kawasan Asian Tenggara (ASEAN) memiliki pertumbuhan yang cukup tinggi.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata Angela Tanoesoedibjo mengatakan sektor parekraf Indonesia masih banyak pekerjaan rumah (PR).
Karena itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyelenggarakan Forum Koordinasi Industri Pariwisata 2024.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat sinergi antar industri parekraf guna mendorong daya saing industri parekraf yang inklusif dan berkelanjutan, serta mengidentifikasi dan menemukenali peluang dan strategi usaha parekraf dalam membangkitkan pertumbuhan ekonomi.
“Tentunya masih banyak PR, tapi ini adalah momentum yang pas untuk kita mendorong kembali sektor pariwisata menjadi kunci ekonomi Indonesia. Saya mengajak semua yang hadir pada forum ini untuk kita bersama-sama mendorong kembali pariwisata kita,” kata Angela di Jakarta, Jumat, 12 Juli 2024.
Beberapa hal yang dapat menjadi bahan diskusi, kata Angela, di antaranya adalah mengenai aksesibilitas dan konektivitas laut yang kemungkinan besar akan lebih ekonomis dari konektivitas udara.
“Ini perlu dipertimbangkan matang-matang pengembangannya ke depan secara masif. Saya juga titip bagaimana kita mulai bicara soal pembangunan ekosistem pariwisata yang lebih sustainable, juga berpihak kepada industri,” jelas dia.
Angela menuturkan, Indonesia sebagai negara dengan populasi penduduk yang besar, bagi mereka (negara ASEAN) adalah kunci pertumbuhan mereka. Jadi, lanjut dia, Indonesia harus bisa cerdas dalam melihat hal ini.
Industri pariwisata memiliki peranan penting dalam perekonomian di Indonesia. Sebelum pandemi, pariwisata merupakan penyumbang devisa terbesar kedua setelah CPO. Pariwisata juga merupakan sektor yang trickle down effect-nya sangat besar bagi masyarakat.
Menurut Angela, pariwisata adalah sektor yang padat karya, yang jika benar-benar dijaga ini bisa diwariskan dari generasi ke generasi. Manfaat ekonominya bahkan bisa lebih besar lagi untuk ke depan.
“Pariwisata juga sektor yang bisa mendukung pemerataan ekonomi di Indonesia karena usaha pariwisata bisa dilakukan di hampir di mana saja di seluruh Indonesia,” tutur dia.
Data terkini dari World Economic Forum (WEF) juga menyebutkan, peringkat Indonesia dalam Travel and Tourism Development Index (TTDI) naik 10 peringkat ke posisi 22 besar dunia. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada periode Januari hingga Mei 2024 mencapai 5,2 juta kunjungan. Meningkat 23 persen dibandingkan periode sebelumnya.
“Jadi ini sudah ada perbaikan-perbaikannya. Sampai akhir tahun, kita cukup yakin bisa tercapai target 12 juta sampai 14 juta kunjungan,” ujar Angela.
Sementara itu Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Hariyadi Sukamdani, mengatakan kegiatan ini bisa sebagai ruang untuk membahas berbagai upaya juga tantangan yang dihadapi industri pariwisata dalam mendukung pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia.
“Seperti isu tentang pengawasan dan penegakan regulasi pariwisata, ini juga kami tidak henti-hentinya selalu memberikan input untuk pemerintah daerah. Sebagai contoh sekarang di Bali begitu banyak bertumbuh vila dan ini termasuk out of radar, mereka (pengelola vila) tidak bayar pajak namun bisa melakukan aktivitas hingga akhirnya mengganggu dan membuat keresahan di kalangan masyarakat,” ujar Hariyadi.
Sebelumnya, Kemenparekraf telah membahas potensi investasi dalam upaya pengembangan parekraf Indonesia dengan empat negara.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Pariwisata (Menparekraf), Sandiaga Uno saat bertemu dengan sejumlah perwakilan negara peserta Executive Council UN Tourism Meeting di Barcelona, Spanyol beberapa waktu lalu.
Sandiaga mengatakan, ada empat perwakilan negara peserta Executive Council UN Tourism Meeting yang ditemuinya. Mereka adalah Menteri Negara bidang Pariwisata Spanyol, Rosario Sanchez Grau; Menteri Sumber Daya Alam dan Pariwisata Tanzania, Angeliah Jasmine Mbelwa Kairuki; Menteri Pariwisata Republik Federal Nigeria, Lola Ade-John; dan Menteri Pariwisata Arab Saudi, Ahmed Aqeel AlKhateeb.
Sandiaga menuturkan, pertemuan bilateral ini bertujuan untuk membahas berbagai potensi kerjasama dalam hal pengembangan sektor parekraf sekaligus mengajak investor dari negara-negara itu untuk berinvestasi di Indonesia. Investasi ini berperan penting dalam upaya pengembangan sektor parekraf yang berkualitas dan berkelanjutan di Tanah Air.
“Sektor parekraf adalah sektor yang sangat menjanjikan. Karena sektor ini terbukti menjadi salah satu sektor perekonomian yang menyumbang angka yang cukup besar bagi produk domestik bruto (PDB) Indonesia atau sekitar 8 persen,” kata Sandiaga Uno, Rabu 12 Juni 2024.
Tak hanya itu, kata Sandiaga lagi, Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dan keindahan alam yang menjadi modal kuat untuk memanfaatkan sektor parekraf sebagai lokomotif penggerak perekonomian masyarakat.
Selain itu, sektor parekraf di Indonesia juga terbukti mampu menciptakan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat.
“Jadi dalam pertemuan ini, saya meyakinkan kepada perwakilan negara-negara sahabat untuk berinvestasi di Indonesia.
"Terutama dalam pengembangan lima destinasi pariwisata super prioritas dan peningkatan sumber daya manusia serta potensi-potensi kerja sama lainnya untuk menciptakan sektor parekraf yang berkualitas, berkelanjutan, dan bermanfaat baik dari segi ekonomi, sosial masyarakat, maupun lingkungan,” jelasnya. (yog/*)