KABARBURSA.COM - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengungkapkan bahwa Singapura telah menjadi negara dengan kontribusi terbesar dalam investasi asing di Indonesia selama satu dekade terakhir.
Pada kuartal ketiga tahun 2024, yang mencakup periode Juli hingga September, Singapura kembali mendominasi dengan realisasi investasi sebesar USD5,5 miliar.
“Dalam 10 tahun terakhir, Singapura selalu menduduki peringkat pertama sebagai investor terbesar di Indonesia. Untuk kuartal ketiga ini, nilainya mencapai USD 5,5 miliar, disusul Hong Kong dengan USD 2,2 miliar, China sebesar USD 1,9 miliar, Malaysia dengan investasi sebesar USD 1 miliar, dan Amerika Serikat (AS) yang mencapai USD 0,8 miliar,” kata Rosan dalam pemaparan capaian hasil investasi di Kantor Kementerian Investasi, Jakarta, Selasa, 15 Oktober 2024.
Ia juga menambahkan, untuk kawasan Eropa, Belanda tercatat sebagai negara dengan realisasi investasi tertinggi di Indonesia. Selain itu, negara-negara seperti Singapura, Hong Kong, China, Malaysia, AS, Jepang, dan Korea Selatan secara konsisten masuk dalam jajaran 10 besar negara yang berinvestasi paling banyak di Indonesia. Rosan menekankan bahwa di antara negara-negara Eropa, Belanda menjadi yang paling menonjol, diikuti oleh Inggris.
Lebih jauh lagi, Rosan mengungkapkan bahwa total realisasi investasi di Indonesia pada kuartal ketiga tahun 2024 telah mencapai Rp431,5 triliun. Jumlah ini mencerminkan peningkatan sebesar 15,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yaitu 2023. Angka ini juga berdampak pada penciptaan lapangan kerja, dengan serapan tenaga kerja dari investasi yang terealisasi pada kuartal ketiga 2024 mencapai 650.172 orang.
Salah satu hal menarik yang dijelaskan oleh Rosan adalah bahwa pada kuartal ketiga 2024, investasi di luar Pulau Jawa lebih tinggi dibandingkan dengan investasi di Jawa. Sekitar 50,7 persen dari total investasi, atau setara dengan Rp218,8 triliun, tercatat di luar Jawa, sedangkan investasi di Pulau Jawa sendiri mencapai Rp212,7 triliun. Kontribusi terbesar dalam realisasi investasi ini berasal dari penanaman modal asing (PMA), dengan jumlah Rp232,7 triliun, sedangkan penanaman modal dalam negeri (PMDN) tercatat sebesar Rp198,8 triliun.
Dalam pemaparannya, Rosan juga merinci investasi berdasarkan wilayah di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa Jakarta tetap menjadi daerah dengan realisasi investasi tertinggi pada kuartal ketiga 2024, dengan nilai mencapai Rp71,4 triliun. Jawa Barat menyusul dengan Rp56,6 triliun, sementara Sulawesi Tengah mencatatkan investasi sebesar Rp38,8 triliun dan Banten sebesar Rp25,2 triliun.
“Ini adalah sebaran investasi di kuartal ketiga 2024 berdasarkan lokasi teratas,” pungkasnya.
Secara keseluruhan, pertumbuhan investasi yang konsisten ini menunjukkan adanya ketertarikan investor asing maupun domestik terhadap peluang yang ada di Indonesia, terutama di luar Jawa. Rosan menegaskan bahwa kinerja positif ini tidak hanya membawa keuntungan ekonomi, tetapi juga berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja.
Dengan terus meningkatnya realisasi investasi di berbagai sektor dan wilayah, Indonesia menunjukkan daya tarik yang kuat bagi investor global. Pemerintah melalui BKPM terus berupaya untuk memperkuat sektor-sektor potensial, meningkatkan kualitas iklim investasi, dan membuka peluang lebih besar bagi investor untuk berpartisipasi dalam pembangunan nasional.
Selain itu, upaya pemerataan investasi antara wilayah di Jawa dan luar Jawa juga menjadi salah satu prioritas utama pemerintah. Dengan adanya distribusi investasi yang lebih merata, diharapkan dampak positif dari pertumbuhan ekonomi ini dapat dirasakan secara menyeluruh oleh seluruh daerah di Indonesia. Pemerintah terus mendorong investasi di sektor-sektor strategis yang dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi perekonomian dan masyarakat.
Di sisi lain, kerja sama dengan negara-negara mitra investasi seperti Singapura, Hong Kong, dan China akan terus diperkuat. Hal ini penting untuk memastikan bahwa aliran modal yang masuk ke Indonesia dapat digunakan secara optimal untuk mendukung proyek-proyek yang berdampak luas, baik dari segi ekonomi maupun sosial. Rosan juga menegaskan bahwa Indonesia tetap terbuka bagi investor dari berbagai negara, termasuk negara-negara di Eropa seperti Belanda dan Inggris, yang telah menunjukkan komitmen mereka dalam berinvestasi di Indonesia.
Realisasi investasi yang positif ini tidak hanya menjadi bukti bahwa Indonesia adalah tujuan investasi yang menarik, tetapi juga menegaskan kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi dan politik di Indonesia. Pemerintah berkomitmen untuk terus memperbaiki regulasi, mempercepat proses perizinan, dan menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi para investor.
Secara keseluruhan, pertumbuhan investasi ini diharapkan dapat menjadi motor penggerak utama bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun-tahun mendatang. Dengan fokus pada pembangunan yang berkelanjutan, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan pengembangan infrastruktur, Indonesia berada pada jalur yang tepat untuk menarik lebih banyak investasi dan mencapai target-target pembangunan jangka panjang. (*)