Logo
>

Stimulus Libur Sekolah tak Boleh Jadi Angin Lalu

Pemerintah gelontorkan Rp24,44 triliun untuk dorong konsumsi saat libur sekolah, tapi pengawasan jadi kunci agar tak sekadar pencitraan fiskal.

Ditulis oleh Dian Finka
Stimulus Libur Sekolah tak Boleh Jadi Angin Lalu
Ilustrasi: Stimulus ekonomi Rp24,44 triliun digelontorkan jelang libur sekolah. Konsumsi ditargetkan naik, tapi pengawasan jadi tantangan terbesar di lapangan. Foto: KabarBursa/Abbas Sandji.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Ketua Fraksi Gerindra, Budisatrio Djiwandono, menyebut stimulus ekonomi senilai Rp24,44 triliun sebagai langkah fiskal yang dirancang untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi triwulan II kembali ke kisaran 5 persen melalui intervensi fiskal yang menyasar langsung penguatan daya beli masyarakat.

    Menurutnya, kebijakan ini akan memperkuat daya beli rakyat dan mendorong konsumsi domestik secara merata, terutama pada momen libur sekolah dan cuti bersama.

    Adapun semua diarahkan secara tepat sasaran kepada 18 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM), 17 juta pekerja, dan jutaan masyarakat pengguna moda transportasi, baik darat, laut, maupun udara. Ini disebut sebagai strategi fiskal yang dirancang untuk memperkuat konsumsi domestik dan mendorong multiplier effect yang nyata, terutama bertepatan dengan momentum libur sekolah dan tanggal merah.

    Stimulus ekonomi ini terdiri dari lima komponen utama. Rinciannya, penebalan bantuan sosial senilai Rp11,93 triliun, subsidi upah sebesar Rp10,72 triliun, diskon tarif transportasi sekitar Rp940 miliar, potongan tarif tol sebesar Rp650 miliar, serta diskon iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sebesar Rp200 miliar bagi sektor padat karya.

    Sebagian besar pembiayaan stimulus bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sementara sebagian lainnya berasal dari pos non-APBN untuk mendukung sektor transportasi dan ketenagakerjaan. Budisatrio mengatakan momen libur sekolah dan cuti bersama menjadi katalis yang bisa mendorong mobilitas masyarakat, terutama ke wilayah tujuan wisata.

    “Kebijakan ini merupakan bentuk kehadiran pemerintah untuk menstimulasi pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. Saat mobilitas masyarakat meningkat karena libur sekolah dan tanggal merah, sektor-sektor pendukung seperti transportasi, kuliner, dan penginapan di daerah-daerah tujuan wisata juga akan ikut bertumbuh,” kata Budisatrio dalam keterangan tertulis, Jumat, 13 Juni 2025.

    Politisi muda Partai Gerindra ini menilai pendekatan ekonomi yang dijalankan pemerintahan Presiden Prabowo bersifat inklusif dan menyentuh langsung lapisan masyarakat menengah ke bawah yang paling terdampak oleh tekanan ekonomi global. Ia menekankan bahwa menjaga dan mendorong daya beli masyarakat menjadi kunci utama pertumbuhan ekonomi.

    Menurutnya, ketika konsumsi meningkat, seluruh sektor ekonomi akan ikut bergerak dan kebijakan seperti ini dinilai mampu menjawab kebutuhan riil masyarakat sehari-hari.

    Tak hanya mendukung dari sisi kebijakan, Budisatrio menyebut Fraksi Gerindra juga akan mengawal penuh pelaksanaan stimulus ini di lapangan. Menurutnya, pengawasan ketat dari legislatif penting untuk memastikan penyaluran bantuan tepat sasaran serta menghindari potensi kebocoran anggaran.

    “Evaluasi terhadap distribusi dan efektivitas program, termasuk koordinasi antar kementerian dan lembaga, menjadi bagian penting dari fungsi pengawasan DPR,” kata Budisatrio.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Dian Finka

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.