KABARBURSA.COM - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan tarif listrik pada periode Triwulan II (April – Juni) 2025 tetap atau tidak ada perubahan untuk 13 golongan pelanggan nonsubsidi.
"Untuk menjaga daya beli masyarakat dan daya saing usaha, diputuskan tarif tenaga listrik triwulan II tahun 2025 tetap, yaitu sama dengan tarif tenaga listrik periode triwulan I tahun 2025," tegas Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia di Jakarta, Rabu 23 April 2025.
Sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 tahun 2024 tentang Tarif Tenaga Listrik yang disediakan oleh PT PLN (Persero), penyesuaian tarif tenaga listrik bagi pelanggan nonsubsidi dilakukan setiap 3 bulan dengan mengacu pada perubahan realisasi parameter ekonomi makro, yakni kurs, Indonesian Crude Price (ICP), inflasi, dan Harga Batubara Acuan (HBA).
Dalam keterangannya disebutkan bahwa tarif listrik untuk 24 golongan pelanggan bersubsidi juga tidak mengalami perubahan. Golongan ini mencakup pelanggan sosial, rumah tangga miskin, industri kecil, serta pelanggan yang menggunakan listrik untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo memastikan perseroan siap mendukung keputusan Pemerintah yang tetap mempertahankan tarif listrik demi menjaga daya beli masyarakat dan perekonomian nasional. PLN pun berkomitmen untuk memberikan pelayanan listrik yang andal kepada seluruh pelanggan.
"Penetapan stabilitas tarif listrik ini bagian upaya Pemerintah untuk mendorong ekonomi nasional. PLN siap mendukung langkah tersebut dengan terus menjaga keandalan pasokan listrik serta mutu pelayanan bagi seluruh pelanggan," ujar Darmawan.
Darmawan menambahkan, selain terus menjaga keandalan pasokan listrik, di saat yang bersamaan PLN juga terus melakukan langkah-langkah efisiensi biaya operasional untuk mendukung kelancaran proses bisnis dan memacu penjualan tenaga listrik secara lebih agresif.
Adapun, untuk rincian tarif tenaga listrik di Triwulan II 2025 (April – Juni) dapat diakses melalui https://web.pln.co.id/pelanggan/tarif-tenaga-listrik/tariff-adjustment.
Pemanfaatan Hidrogen Hijau
PT PLN (Persero) menandatangani kerja sama strategis dengan Kementerian Perhubungan, PT HDF Energy Indonesia, dan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dalam rangka studi bersama pemanfaatan hidrogen hijau untuk sektor transportasi laut. Penandatanganan kerja sama berlangsung di sela gelaran forum internasional Global Hydrogen Ecosystem Summit di Jakarta, Selasa (15/4).
Direktur Perkapalan dan Kepelautan Kementerian Perhubungan, Hendri Ginting menyambut baik kolaborasi antar perusahaan ini. Upaya ini berkontribusi dalam mencapai target Nationally Determined Contributions (NDC).
“Kementerian Perhubungan, sebagai penggagas studi tentang konversi kapal menjadi kapal dengan sistem hibrida hidrogen dan baterai berkomitmen untuk mendukung dan mendorong kolaborasi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di sektor maritim. Upaya-upaya ini memiliki peran penting dalam mendorong pencapaian Nationally Determined Contributions kita,” ujar Hendri.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menyampaikan bahwa inisiatif ini merupakan langkah konkret PLN dalam mendukung dekarbonisasi sektor transportasi nasional, khususnya maritim, yang sejalan dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo untuk mewujudkan swasembada energi dan mencapai target Net Zero Emissions (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.
“Kerja sama ini merupakan langkah strategis yang sejalan dengan visi besar Presiden Republik Indonesia dalam mewujudkan ketahanan energi berbasis sumber daya domestik dan berkelanjutan. Kolaborasi ini juga menjadi bagian untuk mengurangi emisi karbon di sektor transportasi laut melalui pemanfaatan energi bersih dalam negeri,” ujar Darmawan.
Sementara itu Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PLN, Hartanto Wibowo menambahkan, studi bersama ini akan difokuskan di wilayah Indonesia Timur yang memiliki potensi energi terbarukan melimpah, sekaligus menjadi jalur pelayaran strategis yang dikelola oleh ASDP.
“PLN menyambut baik kolaborasi global ini untuk meningkatkan pemanfaatan energi bersih dari hulu ke hilir, khususnya di sektor energi dan transportasi. Setelah sukses membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, PLN juga mendorong ekosistem kendaraan berbasis hidrogen sebagai solusi alternatif dekarbonisasi sektor transportasi, selain kendaraan listrik berbasis baterai,” ujar Hartanto.
Sebagai pionir pengembangan ekosistem hidrogen di Indonesia. Hingga saat ini, PLN telah memproduksi 203 ton hidrogen hijau melalui 22 Green Hydrogen Plant (GHP) yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Sementara itu, Direktur HDF Energy untuk Asia Pasifik sekaligus Direktur Utama PT HDF Energy Indonesia, Mathieu Geze, menyampaikan komitmen perusahaan dalam mendukung dekarbonisasi sektor transportasi laut di Indonesia melalui teknologi fuel cell berbasis hidrogen hijau.
“Kami bangga menegaskan kembali komitmen terhadap masa depan Net Zero Emission melalui kolaborasi strategis ini. Kami ingin menempatkan Indonesia sebagai pelopor inovasi hidrogen hijau di kawasan Asia Pasifik. Teknologi fuel cell kami merupakan langkah maju penting dalam dekarbonisasi transportasi laut di Indonesia, sekaligus menjadi etalase inovasi Prancis di panggung global,” pungkas Geze.(info-bks/*)