KABARBURSA.COM - Ketua Federal Reserve atau The Fed Jerome Powell menyatakan bank sentral akan memangkas suku bunga acuan secara perlahan dan hati-hati dalam beberapa bulan mendatang. Hal ini dilakukan karena inflasi masih menunjukkan tanda-tanda bertahan.
Berbicara di Dallas, Kamis 14 November 2024, Powell menjelaskan inflasi sudah mendekati target 2 persen The Fed. Ia menambahkan, ekonomi AS saat ini cukup kuat sehingga memungkinkan kebijakan moneter dilakukan dengan lebih cermat.
“Ekonomi tidak memberikan sinyal bahwa kita harus terburu-buru menurunkan suku bunga,” kata Powell, dikutip dari Apnews. “Kekuatan ekonomi saat ini memberi kami ruang untuk membuat keputusan dengan hati-hati.”
Para ekonom memperkirakan Fed akan kembali memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada Desember mendatang setelah penurunan serupa pekan lalu dan 50 basis poin pada September. Namun, langkah The Fed setelah itu masih belum pasti.
Pada September lalu, pejabat The Fed memperkirakan akan ada empat kali pemangkasan suku bunga pada 2025. Namun, berdasarkan data dari CME FedWatch, pelaku pasar kini hanya memperkirakan dua kali pemangkasan. Setelah komentar Powell yang tampak berhati-hati, peluang pemangkasan suku bunga pada Desember turun menjadi 59 persen dari sebelumnya 83 persen.
Efek Trump dan Pengaruh Suku Bunga
Suku bunga acuan Fed memengaruhi berbagai jenis pinjaman, seperti hipotek, kredit mobil, dan kartu kredit. Namun, ekspektasi terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi juga dapat mendorong kenaikan suku bunga jangka panjang.
Sebagai contoh, kemenangan Donald Trump dalam pemilu presiden baru-baru ini telah mendorong kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Hal ini mencerminkan ekspektasi investor terhadap pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, defisit anggaran yang lebih besar, dan potensi inflasi lebih tinggi jika Trump menerapkan tarif besar-besaran serta deportasi massal.
Dalam pidatonya, Powell mengakui inflasi mungkin tetap berada sedikit di atas target Fed dalam beberapa bulan ke depan. Namun, ia menegaskan inflasi pada akhirnya akan turun meski jalannya mungkin tidak mulus.
Independensi The Fed
Powell juga menekankan pentingnya independensi The Fed sebagai lembaga yang bebas dari tekanan politik. Hal ini menjadi kunci dalam menjaga kepercayaan publik terhadap kemampuan The Fed mengendalikan inflasi.
“Publik percaya kami akan menurunkan inflasi dan memulihkan stabilitas harga,” kata Powell. “Kepercayaan itu, pada akhirnya, adalah kunci dari semua ini.”
Pernyataan ini merujuk pada periode di mana Trump mengkritik The Fed karena tidak cukup agresif dalam menurunkan suku bunga. Trump bahkan pernah mengancam akan memecat Powell dan menyatakan presiden seharusnya memiliki pengaruh dalam kebijakan suku bunga.
Hati-hati Memangkas Suku Bunga
Ketidakpastian juga diungkapkan oleh pejabat Fed lainnya. Presiden cabang Fed Dallas, Lorie Logan, menyatakan masih belum jelas sejauh mana Fed harus menurunkan suku bunga.
“Jika kita menurunkan terlalu jauh, inflasi bisa kembali naik dan Fed mungkin harus berbalik arah,” ujar Logan. “Menurut saya, yang terbaik adalah melangkah dengan hati-hati.”
Sejak lima bulan terakhir, inflasi inti—yang tidak memasukkan biaya makanan dan energi—tetap berada di kisaran tinggi 2 persen. Kondisi ini menunjukkan, meski pemangkasan suku bunga terus dilakukan, tantangan dalam menurunkan inflasi secara konsisten masih ada.
Elon Musk Dukung Intervensi Terhadap The Fed
Kritik terhadap The Fed tidak hanya datang dari kalangan ekonom atau investor. Belum lama ni, dukungan untuk mengurangi independensi The Fed justru mencuat dari tokoh berpengaruh seperti Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX, yang menyuarakan pandangannya secara terbuka di media sosial.
Dukungan tersebut diungkapkannya dalam sebuah tanggapan atas postingan Senator Mike Lee, R-Utah. Dalam postingan di media sosialnya, Senator menyerukan agar Fed berada di bawah arahan presiden. Dan Musk, pada Jumat, 9 November 2024, memberikan emoji “100” yang digunakan untuk menyatakan persetujuan. Sementara, Senator Lee menambahkan tagar “#EndtheFed” di akhir postingannya.
Perseteruan antara Trump dan Ketua The Fed Jerome Powell, kian memanas. Pada Kamis, 8 November 2024, Powell menyatakan ia tidak akan mengundurkan diri jika diminta oleh Trump. Selama ini, Fed memang memiliki independensi yang telah menjadi sebuah tradisi. Fed, tidak berada di bawah tekanan siapapun, termasuk presiden.
The Fed justru bertujuan untuk memberi bank sentral kemampuan membuat keputusan dan kebijakan moneter, seperti menaikkan atau menurunkan suku bunga. berdasarkan kesehatan ekonomi AS di masa depan.
Namun, selama masa pemerintahannya, Trump tidak ragu untuk mengkritik Powell serta keputusan kebijakannya. Bahkan, sepajang kampanye presiden kemarin, Trump seringkali peluang untuk dirinya memliki hak ikut campur dalam kebijakan Fed. Dan kini, peluang tersebut semakin dibukanya lebar-lebar.
“Saya merasa presiden harus memiliki sedikit pengaruh di sana (The Fed),” kata Trump, pada Agustus dalam sebuah konferensi pers di klub Mar-a-Lago di Florida.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.