Logo
>

The Fed Bersiap Kembali Turunkan Suku Bunga

Ditulis oleh Yunila Wati
The Fed Bersiap Kembali Turunkan Suku Bunga

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Selain pemilu AS, Federal Reserve ( TheFed) juga menjadi sorotan minggu ini. Pasar sepenuhnya memperkirakan pemotongan sebesar 25 basis poin (bp), yang akan membawa target suku bunga menjadi 4,50 persen-4,75 persen.

    Pemilu tampaknya tidak akan mempengaruhi keputusan ini. Sebenarnya, jika Fed tidak melakukan pemotongan – terutama setelah pemotongan 50 bp pada pertemuan September 2024 – hal ini akan mengejutkan pasar dan mungkin membuat investor bertanya-tanya, apakah Fed membuat kesalahan dengan mengambil langkah "50" pada bulan September?

    Investor juga memperkirakan ada kemungkinan pemotongan 25bp lainnya pada pertemuan Desember (dengan 20 bps pemotongan saat ini sudah dihargakan).

    Meskipun hasil pemilu AS bisa mempengaruhi sentimen pasar, sebagian besar analis tidak memperkirakan adanya perubahan besar dalam keputusan suku bunga dari Fed. Yang menjadi perhatian adalah apakah Fed akan terus melanjutkan kebijakan pelonggaran moneter yang agresif, atau mulai berhati-hati jika inflasi menunjukkan tanda-tanda peningkatan lebih lanjut.

    Ekonomi AS sendiri menunjukkan ketahanan yang solid, meskipun ada tantangan. Data terbaru menunjukkan bahwa inflasi AS mereda menjadi 2,4 persen pada September, setelah sebelumnya 2,5 persen pada Agustus.

    Ini adalah level inflasi terendah sejak awal 2021, meskipun inflasi inti sedikit meningkat menjadi 3,3 persen. Dalam hal pertumbuhan ekonomi, PDB AS tumbuh sebesar 2,8 persen pada kuartal ketiga, meskipun sedikit lebih rendah dari perkiraan awal sebesar 3,1 persen.

    Namun, angka lapangan kerja pada Oktober menunjukkan pertumbuhan yang sangat rendah, dengan hanya 12.000 pekerjaan yang tercipta, jauh dari ekspektasi pasar yang mengantisipasi 113.000 pekerjaan baru. Meskipun begitu, angka ini dipengaruhi oleh cuaca buruk dan pemogokan, sehingga banyak analis menganggapnya sebagai fenomena sementara yang tidak akan mempengaruhi kebijakan Fed secara signifikan.

    Sementara itu, meskipun dolar AS (USD) telah bergerak fluktuatif sepanjang tahun 2023, dalam jangka panjang arah pergerakan USD masih belum jelas. Dari sudut pandang teknikal, USD sedang berada di tengah kisaran perdagangan antara 100,82 dan 107,35, dengan pergerakan harga yang terlihat cukup stagnan. Namun, ada potensi untuk pelemahan lebih lanjut pada USD jika hasil pemilu atau keputusan Fed tidak sesuai harapan pasar.

    Pada kerangka waktu harian, USD baru-baru ini diperdagangkan di bawah rata-rata bergerak 200-hari, sebuah indikator yang menunjukkan potensi pelemahan lebih lanjut menuju level dukungan di sekitar 102,78. Jika ada ketidakpastian besar pasca-pemilu, seperti penghitungan ulang suara atau litigasi, volatilitas pasar dapat meningkat dan mempengaruhi lebih lanjut pergerakan dolar.

    Pemilu AS: Pertarungan Ketat antara Harris dan Trump

    Pemilu AS kali ini mempertemukan dua calon yang sangat berbeda dalam visi dan kebijakan Kamala Harris dari Partai Demokrat dan Donald Trump dari Partai Republik. Kedua calon ini bersaing ketat, dengan jajak pendapat terbaru menunjukkan perbedaan yang sangat tipis antara mereka.

    Menurut jajak pendapat terbaru dari ABC News dan FiveThirtyEight, Harris unggul sedikit dengan 47,9 persen suara, sedangkan Trump memperoleh 47,0 persen. Namun, karena pemilihan presiden AS ditentukan oleh suara Electoral College (perwakilan negara bagian), maka hasil pemilu bisa sangat bergantung pada beberapa negara bagian penentu (swing states), seperti Nevada, Wisconsin, Georgia, dan Michigan.

    Saat ini, tujuh negara bagian yang menjadi medan pertempuran menentukan sebanyak 93 suara elektoral dan hasilnya sangat tipis. Berdasarkan polling terakhir, Harris unggul di beberapa negara bagian, seperti Nevada dan North Carolina, sementara Trump memimpin di Arizona.

    Namun, ada beberapa negara bagian besar, seperti Michigan dan Pennsylvania, di mana kedua kandidat berada dalam persaingan yang sangat ketat dan hasilnya masih dalam margin kesalahan polling. Hasil dari negara-negara bagian ini akan sangat menentukan, siapa yang akhirnya meraih kemenangan dalam pemilu kali ini.

    Bagi pasar keuangan, hasil pemilu AS biasanya berpengaruh besar terhadap sentimen investasi. Jika Trump memenangkan pemilu dengan kemenangan telak, hal ini bisa mendorong permintaan terhadap dolar AS (USD) dan saham AS, terutama di sektor energi dan keuangan, yang akan diuntungkan dari kebijakan pro-pertumbuhan dan kemungkinan penerapan tarif lebih tinggi.

    Selain itu, rencana Trump untuk menjadikan AS sebagai "Crypto Capital" dunia bisa meningkatkan permintaan terhadap cryptocurrency.

    Di sisi lain, jika Harris yang menang, pasar mungkin akan merespons dengan lebih hati-hati. Kemenangan Harris dapat berarti berlanjutnya kebijakan fiskal ekspansif dan pemotongan pajak yang lebih sedikit, yang mungkin menekan dolar AS dan obligasi pemerintah AS (Treasuries).

    Pasar saham juga bisa tertekan, meskipun dampaknya bisa lebih bervariasi tergantung pada sektor mana yang lebih diuntungkan dari kebijakan Harris.

    Minggu ini, pasar keuangan akan dihadapkan pada dua peristiwa yang dapat mengubah arah ekonomi global, yaitu pemilihan presiden AS yang sangat kompetitif dan keputusan suku bunga dari Federal Reserve.

    Hasil pemilu akan menentukan arah kebijakan ekonomi AS dalam empat tahun mendatang, sementara keputusan suku bunga Fed akan memberikan petunjuk tentang sejauh mana bank sentral akan mempertahankan kebijakan moneter yang longgar dalam upaya mencapai soft landing ekonomi.

    Bagi investor, minggu ini adalah waktu untuk berhati-hati dan siap menghadapi volatilitas yang mungkin terjadi, terlepas dari siapa yang memenangkan kursi kepresidenan atau keputusan Fed.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79