Logo
>

Tiga Skenario Geopolitik Serangan AS-Iran Terhadap Komoditas

Ketegangan AS-Iran picu ketidakpastian pasar. Investor wajib tahu 3 skenario geopolitik dan strategi lindung nilai di tengah gejolak Timur Tengah.

Ditulis oleh Citra Dara Vresti Trisna
Tiga Skenario Geopolitik Serangan AS-Iran Terhadap Komoditas
Ilustrasi tiga skenario konflik Timur Tengah. Foto dibuat oleh AI untuk KabarBursa.com

KABARBURSA.COM — Krisis geopolitik di Timur Tengah kembali menyita perhatian pasar global. Ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran pasca-serangan militer terhadap fasilitas nuklir, serta retaliasi terbatas dari Iran, telah menimbulkan ketidakpastian jangka menengah yang signifikan.

Para analis melihat setidaknya ada tiga skenario geopolitik yang mungkin terjadi, dan masing-masing punya dampak ekonomi dan pasar yang sangat berbeda.

1. Diplomasi terbuka:

Skenario ini melibatkan kembalinya AS dan Iran ke meja perundingan, didorong oleh tekanan internasional termasuk dari negara-negara Eropa dan PBB. Jika ini terjadi, harga minyak dan emas kemungkinan akan menurun secara bertahap.

Pasar saham berpotensi pulih perlahan. Namun, banyak analis menilai peluang ini dalam waktu dekat masih kecil.

2. Konflik terbatas:

Ini merupakan skenario “takar risiko,” di mana aksi militer saling balas terjadi, namun dalam skala terbatas dan terkendali. Harga minyak bisa bertahan di level tinggi, antara US$95–110 per barel.

Emas akan tetap menjadi pilihan investor sebagai lindung nilai. Bursa saham global, termasuk IHSG, akan mengalami fluktuasi tinggi, tapi peluang selektif tetap terbuka—terutama di sektor energi dan logam mulia.

3. Perang terbuka dan blokade Selat Hormuz:

Ini adalah skenario terburuk. Penutupan Selat Hormuz, jalur penting yang menyalurkan lebih dari 20 persen ekspor minyak dunia, bisa membuat harga minyak melonjak drastis. The Guardian mengutip laporan Goldman Sachs yang menyebut harga Brent bisa tembus USD120 per barel

“Penutupan Selat Hormuz sangat berisiko bagi semua pihak, termasuk Iran sendiri,” ujar Wahyu Laksono. Namun ia mengingatkan bahwa pasar cenderung bereaksi terhadap potensi risiko maksimal, bukan skenario optimis.

Pemahaman terhadap tiga skenario ini bukan untuk membuat prediksi, tapi sebagai kerangka kerja. Investor bisa memetakan mana sektor yang defensif, mana yang sensitif, dan merancang portofolio berdasarkan bobot risiko yang realistis. Dalam masa-masa seperti ini, yang dibutuhkan bukan keberanian spekulatif, tapi ketajaman dalam membaca arah dan disiplin dalam strategi. 

Tidak Semua Emitan Diuntungkan

Dengan harga minyak yang terus merangkak naik, sektor energi terlihat menjanjikan. Namun tidak semua emiten energi akan diuntungkan.

Ada perbedaan mencolok antara perusahaan produsen migas seperti MEDC yang langsung menikmati kenaikan harga minyak, dengan distributor seperti PGAS yang justru bisa tertekan akibat regulasi harga domestik.

Di sisi lain, lonjakan harga emas juga kembali mengukuhkan statusnya sebagai aset pelindung nilai. Ia menuturkan, investor pun mulai melirik saham tambang emas, terutama yang bersifat pure-play seperti BRMS dan PSAB.

Namun, diversifikasi tetap dibutuhkan, karena sektor ini pun memiliki volatilitas tersendiri. Investor juga perlu menyeimbangkan portofolio dengan sektor defensif seperti consumer staples, farmasi, dan telekomunikasi yang cenderung tahan terhadap inflasi dan tekanan suku bunga tinggi.

Diversifikasi aset termasuk ETF berbasis emas dan saham global berbasis komoditas juga patut dipertimbangkan.

“Yang penting bukan hanya memilih sektor yang menang saat krisis, tetapi juga menghindari sektor yang sangat rentan terhadap suku bunga tinggi dan pelemahan daya beli,” kata Wahyu.

Strategi bertahan dalam konteks ini bukan soal panik atau spekulasi, melainkan soal rasionalitas dan disiplin. Menyusun portofolio bukan hanya tentang mencari untung saat krisis, tapi juga menjaga daya tahan untuk keluar dari krisis dengan posisi yang lebih kuat.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Citra Dara Vresti Trisna

Citra Dara Vresti Trisna adalah Asisten Redaktur KabarBursa.com yang memiliki spesialisasi dalam analisis saham dan dinamika pasar modal. Dengan ketelitian analitis dan pemahaman mendalam terhadap tren keuangan, ia berperan penting dalam memastikan setiap publikasi redaksi memiliki akurasi data, konteks riset, dan relevansi tinggi bagi investor serta pembaca profesional. Gaya kerjanya terukur, berstandar tinggi, dan berorientasi pada kualitas jurnalistik berbasis fakta.