KABARBURSA.COM - Harga batu bara mengalami penurunan pada perdagangan kemarin. Namun, meski batu hitam ini mengalami penurunan, tren positifnya masih tetap terjaga.
Pada Selasa 30 Juloi 2024, harga batu bara di pasar ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman bulan ini ditutup pada angka USD139,25 per ton, mengalami penurunan sebesar 0,61 persen dibandingkan hari sebelumnya.
Penurunan ini terjadi setelah harga batu bara menunjukkan kenaikan selama empat hari berturut-turut. Dalam satu minggu terakhir, harga batu bara naik sebesar 3,38 persen secara point-to-point, dan dalam sebulan terakhir, mengalami kenaikan sebesar 5,41 persen.
Permintaan yang terus tinggi menjadi faktor utama yang menjaga harga batu bara tetap stabil. Menurut laporan terbaru dari International Energy Agency (IEA), permintaan listrik global diperkirakan akan melonjak pesat tahun ini. Pertumbuhan permintaan listrik diperkirakan akan menjadi yang tercepat dalam hampir dua dekade terakhir.
Konsumsi listrik global pada 2024 diperkirakan tumbuh 4 persen, angka tertinggi sejak 2007, jauh melebihi pertumbuhan tahun 2023 yang hanya 2,5 persen. Pertumbuhan sebesar 4 persen diperkirakan akan berlanjut pada 2025.
Salah satu faktor utama di balik peningkatan permintaan listrik adalah kenaikan penggunaan pendingin ruangan (AC) seiring dengan suhu udara yang meningkat.
"Pertumbuhan permintaan listrik pada tahun ini dan tahun depan akan menjadi yang tercepat dalam hampir dua dekade terakhir. Ini menandakan semakin vitalnya peran listrik dalam mendorong ekonomi dan mengatasi dampak gelombang panas," ungkap Keisuke Sadamori, Direktur Pasar dan Ketahanan Energi IEA, dalam laporannya.
Analisis Teknikal
Harga Batu Bara pada tahun 2024 mengalami dinamika signifikan. Setelah beberapa tahun volatilitas, harga batu bara menunjukkan stabilitas relatif, dengan fluktuasi yang lebih terkendali. Pada awal tahun, harga batu bara tercatat mengalami kenaikan akibat permintaan global yang solid dan kekhawatiran terhadap pasokan.
Pada bulan-bulan awal 2024, harga batu bara di pasar internasional, seperti ICE Newcastle, mengalami tren naik, dipicu oleh permintaan yang kuat dari negara-negara pengimpor utama. Namun, pada pertengahan tahun, terjadi koreksi harga seiring dengan peningkatan pasokan dan perubahan dalam kebijakan energi beberapa negara.
Secara teknikal, dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara masih menunjukkan tanda-tanda bullish. Hal ini tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang berada di angka 50,44, mengindikasikan bahwa aset ini berada dalam posisi bullish.
Sementara itu, indikator Stochastic RSI berada di angka 71,68, menandakan area beli (long) yang cukup kuat.
Harga batu bara telah melewati pivot point di USD133 per ton, membuka peluang untuk potensi kenaikan lebih lanjut. Target resisten terdekat ada di US137 per ton. Jika level ini terlampaui, maka target selanjutnya bisa mencapai USD141 per ton.
Di sisi lain, target support terdekat adalah USD132 per ton. Jika harga menembus level ini, kemungkinan besar akan bergerak turun menuju USD129 per ton.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.