Logo
>

Wall Street Akhiri Pekan dengan Baik, Pengamat: Waspadai Kebijakan Fiskal-Moneter

Ditulis oleh Yunila Wati
Wall Street Akhiri Pekan dengan Baik, Pengamat: Waspadai Kebijakan Fiskal-Moneter

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Minggu ini, Wall Street mengakhiri pekan dengan baik setelah dua sesi mengalami kelesuan. Akhir yang baik ini dipicu oleh laporan inflasi yang lebih rendah dari perkiraan.

    Mengutip Reuters, Minggu, 22 Desember 2025, laporan inflasi yang rendah dipicu oleh perkiraan dan komentar dari para pejabat Federal Reserve atau Bank Sentral AS. Pada kenyataannya, komentar mereka mampu meredakan kekhawatiran tentang arah kebijakan suku bunga.

    Beberapa perbaikan, salah satunya tampak pada Indeks Personal Consumption Expenditure (PCE) yang menunjukkan kenaikan inflasi tahunan sebesar 2,4 persen pada November 2024. Angka tersebut jauh di bawa estimasi ekonomi, yang menyebutkan kenaikan sebesar 2,5 persen.

    Data ini mengindikasikan bahwa tekanan inflasi mulai reda. Dengan begitu, dapat diikuti dengan peningkatan ekspektasi pelonggaran kebijakan suku bunga oleh The Fed pada 2025, yang diperkirakan akan lebih melambat dan hanya akan terjadi dua kali saja.

    Seluruh Indeks Merosot

    Meskipun Wall Street secara keseluruhan mencatatkan kenaikan, namun pasar saham justru mencatat kerugian mingguan.

    Dimulai dari Indeks S&P 500 yang turun sebesar 1,99 persen. Berikutnya, Nasdaq merosot 1,78 persen dan Dow Jones Industrial Average kehilangan 2,25 persen.

    Bagi Indeks S&P 500, ini adalah penurunan mingguan terbesar dalam enam minggu terakhir. Sementara, bagi Nasdaq, penurunan tersebut mengakhiri streak penguatan yang terjadi sepanjang empat minggu.

    Komentar Dovish Fed Curi Perhatian

    Sementara itu, komentar Dovish dari beberapa pejabat the Fed menjadi sentimen positif bagi pasar saham. Terutama, setelah bank sentral memutuskan menurunkan suku bunga mingguan untuk ketiga kalinya di tahun ini. Di sisi lain, the Fed memberi indikasi hanya akan melakukan dua kali pemotongan sebesar 25 basis poin di tahun depan, dari sebelumnya sebanyak empat kali.

    Di sini sangat nampak bahwa pejabat mulai mempertimbangkan ketidakpastian kebijakan fiskal dalam proyeksi ekonomi mereka, seperti soal tarif.

    Sektor Utama S&P 500 Catatkan Kenaikan

    Sementara itu, dalam catatan akhir pekan Wall Street, Sabtu, 21 Desember 2024 dinihari WIB, Indeks S&P 500 mencatatkan kenaikan dengan sektor properti mempimpin penguatan sebesar 1,8 persen. Penguatan itu didukung oleh penurunan imbal hasil obligasi pemerintah.

    Sementara, saham-saham kapitalisasi kecil dalam indeks Russell 2000 juga menguat sebesar 0,9 persen, karena kelompok ini diperkirakan akan diuntungkan dari kemungkinan penurunan suku bunga. Aktivitas perdagangan meningkat tajam karena bertepatan dengan masa berakhirnya kontrak derivatif kuartalan, yang dikenal sebagai triple witching.

    Di sisi lain, data juga menunjukkan penguatan belanja konsumen pada November. Kenaikan ini menandakan resiliensi ekonomi di tengah penurunan inflasi.

    Dengan respons pasar terhadap data ini, pedagang memperkirakan pemotongan suku bunga pertama oleh The Fed akan terjadi pada Maret 2025 dan pemotongan kedua terjadi pada Oktober 2025. Perkiraan ini lebih cepat dari ekspektasi sebelumnya, yang menyatakan pemangkasan terjadi sekitar Desember 2025.

    Sementara itu, Kongres AS berupaya mencegah penutupan sebagian pemerintah federal sebelum batas waktu tengah malam. Pimpinan Partai Republik di DPR mengatakan akan mengadakan pemungutan suara untuk memperpanjang pendanaan pemerintah.

    Dow Jones Dkk Menguat di Akhir Pekan

    Pada penutupan perdagangan kemarin, Dow Jones menguat 1,18 persen ke 42.841,06 poin. S&P 500 naik 1,09 persen ke 5.930,90 poin, dan Nasdaq Composite meningkat 1,03 persen ke 19.572,60 poin.

    Dow dan S&P mencatat kenaikan harian terbesar sejak 6 November 2024 di mana volume perdagangan mencapai 21,58 miliar saham, jauh di atas rata-rata 14,87 miliar dalam 20 hari perdagangan terakhir.

    Meskipun sentimen positif di hari kemarin terjadi, namun tekanan mingguan di pasar tetap menjadi pengingat bahwa investor harus tetap waspada terhadap perkembangan kebijakan moneter dan fiskal yang dapat mempengaruhi pergerakan pasar di masa mendatang.

    Kepala strategi pasar di Carson Group, Ryan Detrick, menyebut reaksi awal pasar terhadap keputusan Fed cenderung emosional, tetapi sering kali lebih terkendali keesokan harinya.

    Menurutnya, ekonomi AS tetap kuat dan Fed tidak berencana menaikkan suku bunga dalam waktu dekat, meski pemangkasan selanjutnya kemungkinan baru akan terjadi pada 2025.

    Jumat juga menjadi hari yang menandai berakhirnya kontrak derivatif kuartalan yang terkait dengan saham, opsi indeks, dan kontrak berjangka, atau yang dikenal sebagai “triple witching”.

    Volume perdagangan di bursa AS mencapai 21,58 miliar saham, lebih tinggi dibandingkan rata-rata 14,87 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.

    Sementara itu, pasar Eropa mencatat kinerja beragam menjelang pengumuman kebijakan Fed. Indeks STOXX 600 naik tipis 0,15 peraen, sedangkan indeks FTSEurofirst 300 menguat 0,13 persen. Namun, pasar negara berkembang dan Asia melemah, dengan indeks MSCI untuk Asia-Pasifik di luar Jepang ditutup turun 0,05 persen, sementara indeks Nikkei Jepang kehilangan 0,72 persen.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79