KABARBURSA.COM - Bursa saham Amerika Serikat ditutup di zona hijau pada perdagangan Sabtu pagi, 27 September 2025, setelah rilis data inflasi yang sejalan dengan perkiraan pasar memberi sedikit kepastian bagi investor.
Namun, meski indeks utama rebound di akhir pekan, ketiganya tetap mencatatkan kinerja negatif secara mingguan, menandai fase konsolidasi menjelang kuartal terakhir tahun ini.
Perdagangan Jumat waktu setempat ditandai dengan kombinasi optimisme atas data inflasi yang terkendali dan kekhawatiran seputar arah kebijakan Federal Reserve. Indeks harga belanja konsumen pribadi (PCE) — ukuran inflasi favorit The Fed — naik 0,3 persen bulan lalu dan 2,7 persen secara tahunan, sesuai dengan konsensus.
Di sisi lain, pendapatan dan belanja masyarakat tumbuh lebih tinggi dari ekspektasi, menandakan daya tahan ekonomi tetap kuat.
Namun, ketahanan ini memunculkan dilema bagi investor. Pasar masih mencerna pemangkasan suku bunga pertama oleh The Fed sejak Desember lalu, dengan indikasi akan ada kelonggaran lanjutan. Ekspektasi terhadap arah pemangkasan berikutnya kini dibayangi oleh ketidakpastian mengenai kekuatan inflasi dan dampak kebijakan tarif baru dari Presiden Donald Trump.
Beberapa pelaku pasar menyebut pergerakan akhir pekan ini lebih bernuansa window dressing menjelang akhir kuartal, sekaligus persiapan menghadapi musim laporan keuangan yang dimulai pertengahan Oktober.
DOW, Nasdaq, S&P Kompak Menguat
Dari sisi kinerja, Dow Jones Industrial Average naik 299,97 poin atau 0,65 persen ke level 46.247,29. S&P 500 menguat 0,59 persen ke 6.643,70, sementara Nasdaq Composite menambah 0,44 persen ke 22.484,07.
Namun secara mingguan, Dow terkoreksi 0,2 persen, S&P 500 turun 0,3 persen, dan Nasdaq melemah lebih dalam sebesar 0,7 persen. Data ini mengakhiri reli tiga pekan berturut-turut pada dua indeks utama.
Pergerakan saham individual turut mewarnai sesi perdagangan. Paccar melonjak 5,2 persen setelah tarif baru terhadap truk impor diumumkan, yang dinilai memberi keuntungan bagi produsen domestik.
Saham Eli Lilly naik 1,4 persen meski sektor farmasi menjadi sasaran tarif baru. Sementara Electronic Arts melesat hampir 15 persen seiring kabar perusahaan gim itu dalam tahap pembicaraan untuk menjadi perusahaan privat.
Sebaliknya, Costco tertekan 2,9 persen usai merilis laporan keuangan yang kurang memuaskan.
Sentimen Federal Reserve dan Risiko Ke Depan
Komentar pejabat The Fed menambah nuansa campuran. Presiden Fed Richmond Thomas Barkin, menyuarakan keraguan soal keandalan proyeksi inflasi, sementara Wakil Ketua Michelle Bowman menekankan urgensi bertindak lebih agresif menanggapi pelemahan dinamika pasar tenaga kerja.
Data tenaga kerja AS untuk September, yang akan dirilis pekan depan, menjadi sorotan utama investor karena berpotensi memberi arah baru bagi ekspektasi suku bunga.
Selain itu, ancaman government shutdown juga membayangi, dengan risiko menghambat publikasi data ekonomi penting dan menambah ketidakpastian pasar. Tekanan eksternal dari tarif perdagangan pun berpotensi memicu inflasi biaya di tengah upaya bank sentral menjaga stabilitas harga.
Secara keseluruhan, Wall Street menunjukkan ketahanan teknikal di akhir pekan, namun latar belakang fundamental masih rapuh. Kombinasi data inflasi yang sesuai ekspektasi, arah kebijakan Fed yang belum jelas, serta ketidakpastian politik dan perdagangan akan menjaga volatilitas tinggi dalam beberapa pekan mendatang.
Dengan musim laporan keuangan segera dimulai, investor bersiap menghadapi pergeseran fokus dari makroekonomi ke kinerja korporasi, yang akan menentukan arah pergerakan pasar kuartal terakhir tahun ini.(*)