KABARBURSA.COM - Pasar saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup sedikit turun pada perdagangan Rabu, 4 September 2024, menyusul data pasar tenaga kerja yang menunjukkan pelemahan serta komentar dari pejabat The Fed yang semakin mendukung kemungkinan penurunan suku bunga.
Indeks Dow Jones Industrial Average mencatat kenaikan sebesar 38,04 poin atau 0,09 persen ke level 40.974,97. Sementara itu, S&P 500 turun 8,86 poin atau 0,16 persen menjadi 5.520,07, dan Nasdaq Composite merosot 52,00 poin atau 0,30 persen ke posisi 17.084,30.
Indeks Philadelphia SE Semiconductor berhasil bangkit dari penurunan harian terbesar sejak pandemi COVID-19 di sesi sebelumnya, ditutup menguat 0,25 persen.
Data Departemen Tenaga Kerja AS mengungkapkan bahwa jumlah lowongan pekerjaan turun ke level terendah dalam 3,5 tahun pada bulan Juli.
Penurunan ini mengindikasikan pelonggaran pada ketatnya pasar tenaga kerja, yang berpotensi mendukung keputusan The Fed untuk memulai penurunan suku bunga pada pertemuan mendatang di akhir bulan.
S&P 500 dan Nasdaq ditutup melemah, sementara Dow Jones sedikit menguat. Kenaikan dipimpin oleh saham-saham di sektor utilitas dan barang konsumen.
Sektor energi dan teknologi menjadi faktor utama yang menekan pasar. Sebanyak enam dari 11 sektor dalam indeks S&P 500 ditutup melemah.
"September selalu menjadi bulan yang penuh volatilitas, namun perekonomian tetap stabil," ujar Bill Strazzullo, kepala strategi pasar di Bell Curve Trading, Boston.
Saham Nvidia, yang kehilangan nilai pasar sebesar USD279 miliar pada Selasa, 3 September 2024, berakhir dengan penurunan 1,7 persen.
Menjelang penutupan pasar, Nvidia menyangkal laporan media yang mengklaim bahwa mereka dihubungi oleh Departemen Kehakiman AS.
Saham-saham dengan kapitalisasi besar lainnya juga mengalami penurunan, termasuk Apple yang turun 0,9 persen, Microsoft turun 0,1 persen, Alphabet melemah 0,5 persen, dan Amazon.com turun 1,7 persen. Sebaliknya, Tesla naik 4,2 persen.
Presiden Federal Reserve Bank of Atlanta, Raphael Bostic, pada Rabu menyatakan bahwa bank sentral sebaiknya tidak mempertahankan suku bunga terlalu tinggi dalam jangka waktu yang lama, karena berisiko menimbulkan dampak negatif pada pasar tenaga kerja.
Bostic juga menyebut bahwa menunggu hingga inflasi mencapai target 2 persen sebelum memotong suku bunga "bisa memicu gangguan di pasar tenaga kerja, yang akan menimbulkan dampak buruk yang tak perlu."
Di sesi sebelumnya, ketiga indeks utama Wall Street mengalami penurunan terbesar sejak awal Agustus, dipicu aksi jual saham-saham teknologi di awal bulan September, yang secara historis merupakan bulan yang sulit bagi pasar saham.
"Saham utilitas menguat hari ini karena data pekerjaan yang lemah memperkuat argumen bahwa dalam pertemuan The Fed sekitar dua minggu lagi, mereka akan memangkas suku bunga setidaknya 25 basis poin," ujar Eric Beyrich, co-chief investment officer di Sound Income Strategies.
Saham Advanced Micro Devices melonjak hampir 3 persen setelah perusahaan menunjuk mantan eksekutif Nvidia, Keith Strier, sebagai wakil presiden senior pasar AI global.
Saham Zscaler anjlok hampir 19 persen setelah perusahaan memproyeksikan pendapatan dan laba fiskal 2025 di bawah ekspektasi.
Saham Dollar Tree jatuh 22 persen setelah perusahaan memangkas proyeksi penjualan dan laba tahunan.
Anjloknya Saham Nvidia
Saham perusahaan AI terkemuka Nvidia ditutup anjlok 9,5 persen dan cetak penurunan nilai pasar paling dalam di satu hari yang pernah ada untuk perusahaan Amerika Serikat (AS). Tekanan bagi saham Nvidia datang karena investor melunakkan optimisme tentang kecerdasan buatan dalam aksi jual pasar yang luas menyusul data ekonomi yang suam-suam kuku.
Selasa, 3 September 2024, Nvidia kehilangan kapitalisasi pasar sebesar USD279 miliar, sebuah indikasi utama bahwa investor menjadi lebih berhati-hati tentang teknologi AI yang sedang berkembang yang telah memicu sebagian besar keuntungan pasar saham tahun ini.
Indeks chip PHLX anjlok 7,75 persen, penurunan satu hari terbesar sejak 2020.
Kegelisahan terbaru tentang AI muncul setelah Nvidia pada Rabu lalu memberikan perkiraan triwulanan yang gagal memenuhi harapan tinggi investor yang telah mendorong reli yang memusingkan pada sahamnya.
"Begitu banyak uang yang masuk ke sektor teknologi dan semikonduktor dalam 12 bulan terakhir sehingga perdagangan menjadi tidak seimbang," kata Todd Sohn, seorang ahli strategi ETF di Strategas Securities.
Saham Intel juga turun hampir 9 persen setelah Reuters melaporkan CEO Pat Gelsinger dan para eksekutif utama diharapkan untuk menyampaikan rencana kepada dewan direksi perusahaan untuk memangkas bisnis yang tidak perlu dan mengubah belanja modal di pembuat chip yang sedang kesulitan itu.
Kekhawatiran tentang lambatnya hasil dari investasi AI yang besar telah menghantui perusahaan-perusahaan paling berharga di Wall Street dalam beberapa minggu terakhir, dengan saham Microsoft dan Alphabet diperdagangkan lebih rendah setelah laporan kinerja kuartalan pada bulan Juli.
"Beberapa penelitian terkini mempertanyakan apakah pendapatan dari AI saja pada akhirnya akan membenarkan gelombang belanja modal ini. Ketika menilai belanja modal AI oleh masing-masing perusahaan, investor harus mempertimbangkan apakah mereka memanfaatkan neraca dan modal mereka sebaik-baiknya," tulis ahli strategi BlackRock dalam catatan klien pada hari Selasa. (*)