Logo
>

YLKI Soroti Dugaan Pelanggaran Gizi di Program MBG

YLKI menerima laporan meningkat soal dugaan pelanggaran keamanan pangan pada program Makan Bergizi Gratis, termasuk risiko lemak trans dan gizi minim.

Ditulis oleh Desty Luthfiani
YLKI Soroti Dugaan Pelanggaran Gizi di Program MBG
Ilustrasi makan bergizi gratis (MBG). Foto: doc KabarBursa.com.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Sepekan setelah peringatan Hari Pangan Sedunia 2025, perhatian publik kini tertuju pada pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) di berbagai daerah. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menerima peningkatan laporan masyarakat terkait dugaan pelanggaran keamanan pangan dalam program nasional tersebut.  

    Isu utama yang dilaporkan mencakup rendahnya kualitas gizi menu MBG, lemahnya pengawasan lapangan, hingga dugaan kasus keracunan di sejumlah wilayah. 

    Sebelumnya pemerintahan Presiden Prabowo Subianto berencana memperluas akses pangan bergizi bagi anak sekolah dengan program MBG. Namun, implementasi di lapangan menunjukkan kesenjangan besar antara desain program dan realitas pelaksanaannya. 

    YLKI mencatat laporan masyarakat terkait menu MBG yang hanya berisi makanan cepat saji seperti pangsit goreng, burger, roti basah, jajanan siap saji, dan susu berperisa yang tergolong minuman berpemanis dalam kemasan. 

    Menu tersebut tidak hanya minim nilai gizi, tapi juga berpotensi mengandung lemak trans dan gula tambahan berlebih. Jenis makanan seperti ini sangat disukai anak-anak dan remaja, yang sebagian besar memiliki literasi gizi rendah. 

    Berdasarkan survei YLKI tahun 2025 menunjukkan 55 persen konsumen muda di Jakarta memiliki pengetahuan pangan dalam kategori kurang, dan 86,7 persen responden memiliki pengetahuan rendah tentang lemak trans. 

    Rendahnya literasi ini salah satunya disebabkan kebiasaan membaca label kemasan yang masih minim. Hanya 10 persen responden yang selalu membaca label pangan kemasan, 28,3 persen sering, 27,7 persen kadang-kadang, 28 persen jarang, dan 6 persen tidak pernah membaca label sama sekali. 

    “Laporan masyarakat terkait program MBG ini menunjukkan ada celah serius dalam pengawasan keamanan pangan. Ini bukan sekadar soal menu, tapi menyangkut kesehatan publik jangka panjang,” ujar Ketua YLKI, Niti Emiliana dalam keterangan resmi yang diterima KabarBursa.com, dikutip Senin 20 Oktober 2025. 

    YLKI mengingatkan bahwa konsumsi lemak trans dalam jumlah tinggi meningkatkan risiko penyakit kronis. Berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berjudul WHO Report on Global Trans Fat elimination 2022, sekitar 5 miliar orang di dunia menghadapi risiko kesehatan akibat konsumsi lemak trans industri. 

    Lemak tersebut terbentuk melalui proses hidrogenasi minyak nabati cair menjadi partially hydrogenated oil (PHO), yang banyak digunakan dalam margarin, shortening, roti, wafer, dan kukis. Lemak trans meningkatkan kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kolesterol baik (HDL), sehingga memperbesar risiko penyakit jantung koroner. 

    “Menu MBG yang tidak sesuai komposisi standar gizi, bahkan mengganti dengan model makanan cepat saji tentu memiliki risiko kandungan lemak trans dalam makanannya. Ini wajib menjadi perhatian serius, agar program yang baik dapat berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan permasalahan di kemudian hari,” ujar Niti. 

    YLKI juga mencatat tingginya dukungan publik terhadap regulasi labeling lemak trans pada pangan kemasan. Sebanyak 54 persen responden menganggap pencantuman kadar lemak trans sangat penting dan 44,3 persen menganggap penting. 

    Dari 300 responden survei, 49,3 persen menganggap regulasi labeling penting dan 48,3 persen menganggap sangat penting. Mayoritas responden juga mendukung pemberian sanksi bagi produsen yang tidak mencantumkan informasi kandungan lemak trans pada produk pangan kemasan mereka. 

    Selain itu, 48,3 persen responden menganggap edukasi publik tentang bahaya lemak trans harus dilakukan secara masif oleh pemerintah, produsen, dan lembaga kesehatan. Masyarakat juga mendesak adanya pengawasan dan uji berkala kandungan lemak trans pada makanan siap saji, termasuk menu MBG di sekolah.(*) 

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Desty Luthfiani

    Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

    Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

    Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

    Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".