Logo
>

Adaro Kembangkan 3 Pembangkit Listrik Hijau Selain Batubara

Ditulis oleh KabarBursa.com
Adaro Kembangkan 3 Pembangkit Listrik Hijau Selain Batubara

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM -  PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) terlihat semakin serius memasuki ranah energi baru dan terbarukan (EBT) dengan merintis beberapa proyek pembangkit EBT yang sedang digarap perusahaan.

    Presiden Direktur PT Adaro Power, Dharma Djojonegoro, mengungkapkan bahwa perusahaan tengah menangani beberapa proyek pembangkit EBT. Salah satunya adalah proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Tanah Laut, Kalimantan Selatan, yang akan memiliki kapasitas mencapai 70 Mega Watt (MW).

    "Intinya, Adaro sedang beralih menuju energi bersih. Meski perjalanan menuju energi yang lebih bersih ini masih baru, namun sebenarnya niatnya sudah lama kita mulai," ujarnya di Jakarta, Kamis 21 Maret 2024.

    {

    "width": "100persen",

    "height": "480",

    "symbol": "IDX:ADRO",

    "interval": "D",

    "timezone": "Asia/Jakarta",

    "theme": "light",

    "style": "1",

    "locale": "en",

    "enable_publishing": false,

    "hide_top_toolbar": true,

    "save_image": false,

    "calendar": false,

    "hide_volume": true,

    "support_host": "https://www.tradingview.com"

    }

    Lebih jauh lagi, Dharma mengungkapkan bahwa Adaro saat ini memusatkan perhatian pada pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), dan pembangkit hidro. Ketiga jenis pembangkit EBT ini dianggap telah terbukti efektif dari segi energi terbarukan.

    "Dari sisi energi terbarukan, ketiga pembangkit EBT tersebut sudah terbukti efektif. Namun, jangan salah, teknologi mereka juga terus berkembang. Dengan teknologi yang semakin maju, biaya produksinya juga semakin terjangkau," paparnya.

    Selain pembangkit, perusahaan juga sedang mengevaluasi peluang masuk ke dalam bisnis penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) serta hidrogen hijau. Langkah ini merupakan bagian dari upaya Adaro dalam mengurangi emisi karbon di dalam negeri.

    "Namun, kita belum sepenuhnya fokus pada hal tersebut. Kita masih dalam tahap evaluasi karena menurut kami, saat ini belum terlalu ekonomis. Khususnya untuk green hydrogen, sumber energinya harus bersifat renewable energy base load. Sedangkan, sumber energi bersifat baseload seperti geothermal masih memerlukan waktu dan biaya yang cukup tinggi, sehingga belum cocok untuk saat ini," jelas Dharma.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi