KABARBURSA.COM - Bitcoin sempat mencapai nilai fantastis USD70.000 (sekitar Rp1,13 miliar). Ini terjadi di tengah arus investasi kripto yang terus mengalir selama empat minggu berturut-turut, dengan hiruk-pikuk GameStop memicu spekulasi pada memecoin.
Menurut laporan dari CoinShares International Ltd, arus masuk aset kripto mencapai US$185 juta dalam seminggu hingga 31 Mei. Pada bulan Mei saja, investor telah menyuntikkan dana sebesar US$2 miliar ke dalam produk investasi aset digital, termasuk ETF spot Bitcoin.
Senin lalu, Bitcoin berada di atas $70.000 untuk pertama kalinya dalam seminggu, sementara sebagian besar mata uang kripto lainnya bergerak beragam setelah kenaikan awal tersebut.
Pada Selasa 4 Juni 2024 waktu Indonesia, Bitcoin mencatat kenaikan harian sebesar 1,4 persen menjadi US$68.765,89. Namun, dalam perdagangan seminggu terakhir, Bitcoin mengalami koreksi sebesar 1,1 persen. Pada Senin (3/6/2024) malam, Bitcoin sempat menyentuh level tertingginya selama seminggu terakhir di US$70.188.
Para pedagang menyebutkan bahwa kenaikan ini kemungkinan besar dipicu oleh efek limpahan dari lonjakan saham GameStop yang didorong oleh akun Reddit, mirip dengan spekulasi memecoin yang terjadi pada tahun 2021.
Mata uang kripto di blockchain Solana yang mengadopsi nama, logo, dan ticker GameStop melonjak lebih dari 120 persen pada hari Senin, menurut data CoinGecko. Namun, kripto tersebut tidak memiliki afiliasi resmi dengan perusahaan GameStop.
Lonjakan ini mengikuti kenaikan saham GameStop Corp. setelah Keith Gill, yang dikenal sebagai Roaring Kitty di platform X, memposting tangkapan layar di Reddit pada hari Minggu yang menunjukkan kepemilikan saham GME dalam jumlah besar. Sementara itu, Dogwifhat, salah satu memecoin paling populer tahun ini, tidak banyak mengalami perubahan.
“Posisi turunan GME raksasa yang diumumkan oleh Roaring Kitty pada Minggu malam berfungsi sebagai katalis bagi reli di ruang kripto, dengan kenaikan signifikan di Doge dan BTC yang dimulai sesaat setelah postingan Reddit-nya mulai beredar luas,” kata Spencer Hallarn, kepala perdagangan bebas global di GSR.
Shiliang Tang, presiden Arbelos Markets, menambahkan bahwa aliran dana masuk baru di awal bulan juga mendorong pasar. Namun, Tang menegaskan bahwa berita mengenai GME selama akhir pekan tetap menjadi kontributor utama kenaikan pasar kripto dengan ticker GME.
Ethereum mencatat arus masuk untuk minggu kedua, menurut CoinShares, mengikuti antusiasme atas persetujuan dana yang diperdagangkan di bursa yang secara langsung berinvestasi dalam Ether (ETF spot Ether) di AS.
Kripto Menggeliat
Prospek pasar kripto pada tahun 2024 terlihat cerah dengan dukungan regulasi dan peningkatan adopsi dari institusi keuangan tradisional. Inovasi teknologi dalam blockchain dan Decentralized Finance (DeFi) membuka peluang baru bagi sektor ini. Meski demikian, tantangan tetap ada, termasuk volatilitas harga dan isu keamanan yang perlu diatasi untuk menjaga kepercayaan investor.
Bitcoin dan Ethereum, dua aset kripto terbesar, diprediksi akan bullish pada tahun 2024. Bitcoin diperkirakan mencapai harga USD150.000, sementara Ethereum diprediksi menyentuh USD8.000. Geoffrey Kendrick, analis pasar dari Standard Chartered Bank, menyatakan bahwa aliran masuk signifikan ke Bitcoin spot akan mendorong harga BTC melambung pada akhir tahun 2024. Target untuk Ethereum juga meningkat, dengan potensi pertumbuhan 116 persen dari harga smart contract.
Persetujuan ETF Ethereum spot oleh SEC dianggap sebagai langkah strategis yang menguntungkan. Ini memberikan akses lebih luas kepada investor dan meningkatkan likuiditas pasar kripto. Langkah ini diharapkan mendorong nilai tukar Ethereum di masa depan dan menjadi penanda era baru bagi investor yang mencari eksposur terhadap aset digital melalui instrumen yang lebih tradisional dan diatur.
Secara keseluruhan, pasar kripto di Indonesia menunjukkan perkembangan positif dengan potensi pertumbuhan besar di tahun 2024. Dukungan regulasi yang lebih baik dan adopsi yang terus meningkat membuat industri kripto di Indonesia siap mencapai pencapaian baru dan menjadi pemain penting di Asia Tenggara.
Gerald Logor, Kepala Business Intelligence di Nanovest, mencatat bahwa dalam 90 hari terakhir, tren kenaikan volume trading BTC dan ETH di aplikasi Nanovest meningkat lebih dari 70 persen. Nanovest, sebagai aplikasi investasi dengan koin kripto terlengkap, menjadi salah satu pilihan terbaik untuk para investor di Indonesia. Dengan lebih dari 600 pilihan aset kripto dan modal investasi kecil, pengguna bisa mulai berinvestasi hanya dengan Rp5.000. Nanovest juga terdaftar dan diawasi oleh Bappebti, menjadikannya aman digunakan.
Tekanan Pasar Kripto Jelang Data Inflasi AS
Pasar kripto mengalami sedikit pemulihan, namun harga Bitcoin (BTC) tetap berada di bawah tekanan karena pelaku pasar bersiap menghadapi data inflasi AS dan kontrak derivatif kripto yang akan berakhir pada Jumat. Altcoin teratas seperti Ethereum (ETH) juga menghadapi tekanan, melemah terhadap harga BTC, dengan dominasi Bitcoin kembali naik di atas 53 persen.
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, mengatakan bahwa investor kini fokus pada Personal Consumption Expenditures (PCE) dan angka inflasi PCE inti, yang merupakan indikator pilihan The Fed untuk mengukur inflasi AS secara keseluruhan.
"Wall Street memperkirakan inflasi PCE akan lebih rendah dari perkiraan. Pasar memperkirakan inflasi PCE tahunan akan berada pada tingkat yang sama yaitu 2,7 persen seperti bulan lalu. Sementara itu, inflasi PCE MoM juga diperkirakan sebesar 0,3 persen, serupa dengan bulan sebelumnya," kata Fyqieh dalam siaran pers, Sabtu 1 Juni 2024 lalu.
Fyqieh menjelaskan, inflasi PCE inti tahunan dan bulanan akan tetap pada level yang sama yaitu 2,8 persen dan 0,3 persen, sesuai perkiraan pasar. Meskipun angka inflasi PCE yang stagnan akan berdampak positif bagi pasar, mengisyaratkan penurunan inflasi, bank-bank di Wall Street memperkirakan poros inflasi akan mendorong reli pasar.
Indeks dolar AS (DXY) melemah mendekati 104,70 setelah naik berturut-turut dalam beberapa hari terakhir. Pertumbuhan PDB AS direvisi lebih rendah menjadi 1,3 persen di Triwulan ke-1, sejalan dengan ekspektasi, terutama karena belanja konsumen yang lebih lambat.
"Sementara itu, imbal hasil Treasury AS 10-tahun turun menuju 4,55 persen, turun dari level tertinggi empat minggu di 4,61 persen yang dicapai kemarin karena pasar terus menilai data terbaru sebagai petunjuk mengenai prospek kebijakan The Fed," jelasnya.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.