KABARBURSA.COM - PT Utama Aset Digital Indonesia (Bittime) meramalkan bahwa nilai kripto Bitcoin akan terus menguat dan menyentuh angka 80.000 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp1,2 miliar.
Menyikapi kondisi positif saat ini, tim riset Bittime memproyeksikan bahwa harga Bitcoin memiliki potensi penguatan hingga mencapai 80.000 dolar AS atau setara dengan Rp1,2 miliar.
Lymn menjelaskan bahwa kondisi bullish Bitcoin akan didukung oleh berbagai faktor, termasuk adopsi institusional, kombinasi kondisi ekonomi global, kebijakan moneter, tren makroekonomi, dan fenomena Bitcoin Halving.
"Investor aset kripto semakin memahami signifikansi Bitcoin Halving dan dampak historisnya sejak tahun 2012. Dari segi kebijakan moneter, terdapat indikasi bahwa siklus kenaikan suku bunga AS sudah mencapai puncaknya, yang dapat menjadi pendorong positif untuk Bitcoin," ujar CEO Bittime, Ryan Lymn, menyampaikan pandangannya dalam keterangan yang diterima di Jakarta pada Senin, 4 Maret 2024.
Menurutnya, saat suku bunga turun, Bitcoin menjadi daya tarik bagi investor sebagai alat lindung nilai terhadap sistem keuangan konvensional dan memiliki sifat kelangkaan ketika Bitcoin Halving semakin mendekat.
"Konsensus menunjukkan adanya tiga penurunan suku bunga AS sebesar 25 basis poin pada tahun 2024, yang menjadi indikator pandangan yang lebih bullish untuk pasar, khususnya aset kripto," tambahnya.
Ryan menjelaskan bahwa sejarah telah mencatat tiga kali Bitcoin Halving, pertama pada 28 November 2012 dengan pengurangan reward blok dari 50 BTC menjadi 25 BTC. Kemudian, Halving kedua pada 9 Juli 2016 dengan penurunan reward menjadi 12,5 BTC, dan yang ketiga pada 11 Mei 2020 dengan penurunan menjadi 6,25 BTC.
Dari segi adopsi institusional, ia mencatat bahwa saat ini terdapat 11 ETF Bitcoin spot yang telah disetujui untuk diperdagangkan, mendorong arus dana signifikan dari lembaga keuangan yang sebelumnya terlibat di pasar modal.
Perlu dicatat, pada Rabu (28/02), harga Bitcoin mencetak rekor baru setelah mencapai level Rp900 juta, menjelang periode Bitcoin Halving yang diantisipasi pada April 2024.
"Volume perdagangan ETF Bitcoin bahkan mencapai rekor pada Rabu lalu, mencapai 7,79 miliar dolar AS atau sekitar Rp120 triliun. Ini menjadi indikator penting yang perlu diperhatikan oleh pelaku pasar aset kripto," ujar Ryan.