KABARBURSA.COM – PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) melaporkan aktivitas eksplorasi bulan Juli 2025 dengan total biaya mencapai Rp11,78 miliar.
Kegiatan eksplorasi dilakukan di dua wilayah konsesi nikel, masing-masing berada di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, dan Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.
Berdasarkan keterbukaan informasi perusahaan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), DKFT melalui dua anak usahanya, yaitu PT Mulia Pacific Resources (MPR) dan PT Itamatra Nusantara (IMN), telah melakukan pengeboran di Desa Ganda-ganda, Kabupaten Morowali Utara, dengan biaya mencapai Rp6,83 miliar.
“Sebanyak 475 titik bor telah dilakukan di area tersebut dengan total kedalaman mencapai 10.878 meter,” tulis Corporate Secretary Central Omega Resources, Yohanes Supriady, dalam keterangannya, Rabu, 10 Juli 2025.
Pengeboran di wilayah MPR dan IMN dilakukan menggunakan metode core drilling HQ dengan pola spasi acak 50 meter x 50 meter dan 25 meter x 25 meter. Tujuannya adalah untuk memverifikasi keberadaan cadangan nikel serta pemutakhiran model geologi lapisan bijih.
Sementara itu, anak usaha lainnya, PT Bumi Konawe Abadi (BKA), juga melakukan aktivitas pengeboran di Desa Motui, Kabupaten Konawe Utara. Kegiatan ini menelan biaya sebesar Rp4,95 miliar dan mencakup 121 titik bor dengan total kedalaman mencapai 3.284 meter.
“Untuk wilayah BKA, pengeboran juga dilakukan menggunakan metode core drilling HQ dengan program spasi 50 meter x 50 meter dan 100 meter x 100 meter,” ujar Yohanes dalam dokumen yang sama.
Pihak manajemen menyatakan bahwa pengeboran di kedua wilayah tersebut dilakukan oleh masing-masing anak usaha, bekerja sama dengan pihak ketiga.
Seluruh aktivitas eksplorasi tersebut merupakan bagian dari strategi verifikasi lanjutan terhadap cadangan nikel yang telah tercatat, sekaligus untuk mempersiapkan tahapan pengembangan tambang selanjutnya.
Dalam rencana tindak lanjutnya, DKFT akan melanjutkan program pengeboran di area Izin Usaha Pertambangan (IUP) milik MPR dan IMN, serta memproses hasil data geologi dari pengeboran di wilayah BKA.
Yohanes menutup laporannya dengan menyampaikan bahwa perseroan akan terus melanjutkan kegiatan pengeboran di wilayah konsesi serta menyempurnakan data geologi untuk mendukung validasi teknis proyek ke depan.
Eksplorasi ini menjadi sorotan investor karena memperkuat posisi Central Omega Resources di industri nikel domestik, yang tengah mendapatkan perhatian tinggi seiring peningkatan permintaan bahan baku baterai kendaraan listrik. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.