KABARBURSA.COM - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) berhasil meraih predikat Region Top Rated dan Industry Top Rated setelah tercatat dalam daftar 2025 ESG Top-Rated Company oleh Sustainalytics. Anak usaha PT Pertamina (Persero) ini memperoleh skor risiko Environmental, Social, and Governance atau ESG 7,1 dan tingkat risiko yang dapat diabaikan (negligible risk).
Direktur Utama PGEO Julfi Hadi mengatakan, capaian tersebut membuat Pertamina Geothermal Energy menjadi perusahaan dengan risiko ESG terendah di sektor utilitas dan subsektor energi terbarukan, menurut lembaga pemeringkatan internasional yang fokus pada penilaian risiko ESG tersebut.
Sebagaimana diketahui, daftar tersebut memuat 50 perusahaan global dengan peringkat ESG terbaik dari 15.000 perusahaan di 42 negara yang dicakup oleh Sustainalytics. PGE menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk daftar ini.
Oleh karena itu, Pertamina Geothermal Energy juga terus memperkuat posisinya sebagai perusahaan energi hijau kelas dunia yang mengintegrasikan prinsip ESG di seluruh operasi perusahaan. “Aspek ESG telah menjadi bagian tak terpisahkan dari bisnis dan operasi kami. Seluruh aktivitas dan inovasi kami selalu didasarkan pada pertimbangan risiko terhadap lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan. Saya mengapresiasi dedikasi seluruh karyawan yang terus mengutamakan aspek keberlanjutan dalam menjalankan tugasnya,” kata Julfi dalam keterangan tertulis yang dikutip, Rabu, 29 Januari 2025.
Keberhasilan ini didukung oleh penerapan strategi ESG PGEO yang tertuang dalam Roadmap Penerapan Berkelanjutan. Dokumen tersebut memuat berbagai inisiatif dan rencana PGEO dari 2024 hingga 2030 untuk menjalankan bisnis yang berkelanjutan. PGE menargetkan kapasitas terpasang mencapai 1 GW pada 2026 melalui kombinasi pengembangan konvensional, proyek brine to power, serta opsi pengembangan anorganik.
Selain itu, strategi efisiensi energi dan co-generation diharapkan dapat mengurangi total intensitas emisi PGE hingga lebih dari 5 persen pada tahun 2026.
Lebih lanjut, PGEO terus berupaya menciptakan lingkungan kerja yang inklusif bagi perempuan, penyandang disabilitas, dan komunitas lokal melalui program pengembangan serta proses rekrutmen.
Dalam hal tata kelola perusahaan yang baik (GCG), PGEO juga berkomitmen terhadap keberlanjutan dalam praktik pengadaan (sustainable procurement), dengan target setidaknya 50 persen vendor telah menerapkan kebijakan atau memiliki sertifikasi ESG pada tahun 2026.
“Capaian ini menunjukkan bahwa seluruh aktivitas bisnis dan operasi PGEO tidak hanya berdampak positif bagi masyarakat dan lingkungan, tetapi juga menjadi contoh praktik terbaik (best practice) implementasi ESG secara global. Kami percaya bahwa seluruh aktivitas pengembangan dan pengelolaan panas bumi sebagai energi terbarukan harus selalu mempertimbangkan risiko terhadap masyarakat, lingkungan, dan tata kelola yang matang. Dengan terus mengedepan prinsip ESG, kami optimistis panas bumi dapat menjadi garda terdepan dalam mencapai swasembada energi nasional,” pungkas Julfi Hadi.
PGEO Perkuat Posisi di Bisnis EBT
Sebelumnya diberitakan Kabarbursa.com, PGEO terus memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama di sektor energi hijau nasional dengan menargetkan peningkatan signifikan dalam produksi listrik dan kapasitas terpasangnya pada tahun 2025.
Perusahaan menargetkan produksi listrik sebesar 4.930 GWh pada 2025, mengalami kenaikan sebesar 2,12 persen secara tahunan dibandingkan estimasi produksi pada 2024 yang berada di level 4.827 GWh. Kenaikan ini mencerminkan optimisme PGEO dalam memperluas kontribusinya terhadap bauran energi baru terbarukan Indonesia.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.