KABARBURSA.COM - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mengumumkan perubahan kebijakan terkait batas waktu penutupan rekening pasif (dormant) untuk tabungan BRI menjadi 180 hari, tanpa memperhatikan nominal saldo nasabah.
Mulai 1 Agustus 2024, nasabah yang tidak melakukan transaksi kredit maupun debit selain biaya administrasi tabungan dan kartu selama 180 hari akan otomatis berstatus pasif (dormant). "Aturan ini berlaku untuk semua rekening BRI yang tidak bertransaksi selama 180 hari, tanpa melihat saldo minimal," ujar Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, di Jakarta, Senin 1 Juli 2024.
Agustya menjelaskan bahwa kebijakan baru ini bertujuan meningkatkan kualitas layanan kepada nasabah. Rekening yang berstatus pasif akan tertutup secara otomatis jika tidak ada transaksi selama 180 hari dan berada di bawah saldo minimum.
Namun, BRI telah menyiapkan solusi agar nasabah tetap dapat melakukan transaksi keuangan meski rekeningnya berubah menjadi pasif. Nasabah dapat melakukan re-aktivasi rekening dengan mendatangi unit kerja BRI terdekat, dengan membawa identitas dan bukti kepemilikan rekening.
Untuk informasi lebih lanjut, nasabah dapat menghubungi Contact BRI di 1500017 atau mengakses website bri.co.id.
Produk tabungan BRI yang mengalami perubahan waktu status dormant menjadi 180 hari antara lain:
- Tabungan BRI Simpedes
- Tabungan BRI Simpedes BISA
- Tabungan BRI Simpedes Usaha
- Tabungan BRI BritAma Umum
- Tabungan BRI BritAma Bisnis
- Tabungan BRI BritAma Prioritas
- Tabungan BRI BritAma Mitra
- Tabungan BRI BritAma DHE
- Tabungan BRI Junio
Pendidikan Menabung
Strategi BUMN dalam membentuk Holding Ultra Mikro di bawah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk telah berhasil meningkatkan akses finansial kepada masyarakat luas. Sunarso, Direktur Utama BRI, menjelaskan bahwa pemberdayaan masyarakat tidak hanya ditentukan oleh kredit, tetapi juga melibatkan pendidikan tentang pentingnya menabung.
Saat ini, BRI mengelola 173 juta rekening simpanan mikro, yang merupakan hasil dari pembentukan Holding Ultra Mikro. Dana simpanan dari nasabah mikro mencapai Rp323,7 triliun, menunjukkan dampak signifikan dari strategi ini.
Grup BRI memiliki 37 juta nasabah ultra mikro, dengan pertumbuhan sebesar 4,5 persen secara year on year (yoy). Sebagian besar nasabah berasal dari PNM Mekaar (15 juta nasabah dengan nilai kredit Rp42 triliun), Pegadaian (7,1 juta nasabah dengan nilai pinjaman Rp55,6 triliun), dan BRI Mikro (14 juta nasabah dengan nilai kredit Rp496,6 triliun).
Strategi pertumbuhan kredit UMKM BRI ditargetkan mencapai 11-12 persen pada tahun 2024, dengan fokus pada UMKM, khususnya di ultra mikro. Ini dilakukan sebagai bagian dari kinerja dan strategi Holding Ultra Mikro (UMi), yang telah berhasil menambah sebanyak 6 juta debitur dalam tiga tahun terakhir, meningkat menjadi 37 juta debitur pada Desember 2023 dari sebelumnya 31 juta debitur pada September 2021. Hal ini memberikan akses keuangan formal kepada lebih banyak orang.
“Holding Ultra Mikro sejatinya adalah spiritnya supaya lebih efisien dan juga lebih efektif dalam men-support UMKM, sehingga BRI bisa memperluas jangkauan layanan kepada masyarakat sebanyak mungkin dengan cara-cara dan biaya sefisien mungkin,” pungkas Sunarso.
Target Inklusi Keuangan
Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari, mengungkapkan ambisi Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk mencapai target inklusi keuangan sebesar 90 persen pada tahun 2025, dengan fokus pada pinjaman untuk UMKM mencapai 85 persen.
Pernyataan tersebut disampaikan pada Konferensi Pers di Media Center Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang juga dihadiri oleh Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, dan Direktur Bisnis PNM, Prasetya Sayekti.
Strategi utama untuk mencapai target tersebut adalah memanfaatkan segmen ultra mikro sebagai penggerak pertumbuhan melalui holding Ultra Mikro.
Sejak pembentukan holding Ultra Mikro pada tahun 2021, BRI bersama PNM dan Pegadaian telah fokus untuk mengakses masyarakat yang belum terlayani oleh layanan keuangan formal. Dari 45 juta usaha ultra mikro, masih ada 18 juta yang belum terlayani.
Melalui ekosistem holding Ultra Mikro, BRI, PNM, dan Pegadaian dapat fokus pada bisnis inti masing-masing, menyediakan perjalanan pelanggan yang berkelanjutan yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga sosial.
BRI memiliki peran strategis dalam meningkatkan kapabilitas nasabah Mikro dan Ultra Mikro di Indonesia dengan infrastruktur yang luas serta sebagai mitra pemerintah dalam menerapkan kebijakan keberpihakan kepada nasabah Mikro dan Ultra Mikro.
Dengan adanya holding Ultra Mikro, jumlah nasabah yang belum terlayani oleh layanan keuangan formal telah berkurang dari 14 juta pada tahun 2022 menjadi 9 juta nasabah.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.