Logo
>

Ekonom Soroti Prakerja Belum Maksimal Cegah Pengangguran

Ditulis oleh Ayyubi Kholid
Ekonom Soroti Prakerja Belum Maksimal Cegah Pengangguran

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Program Kartu Prakerja yang digagas pemerintah Indonesia dengan tujuan mengurangi pengangguran dan meningkatkan keterampilan tenaga kerja telah berlangsung 4 tahun, tepatnya sejak 2020-2024.

    Namun, efektivitasnya dalam mengatasi masalah pengangguran masih dipertanyakan. Mengingat, berdasarkan data Badan Pusa Statistik (BPS) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2023 sebesar 5,32 persen, atau turun secara tahunan (YoY) sebesar 0,54 persen poin dibanding Agustus 2022.

    Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) Esther Sri Astuti, mengatakan Kartu Prakerja seharusnya lebih dari sekadar program pelatihan. Tapi juga bisa menjadi mediator antara pencari kerja dan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja.

    Esther menyoroti bahwa selama ini, lulusan Kartu Prakerja harus mencari pekerjaan sendiri setelah menyelesaikan pelatihan, tanpa ada jaminan mereka akan mendapatkan pekerjaan.

    Dia menekankan pentingnya peran Kartu Prakerja sebagai perantara antara pencari kerja dan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja. Dengan demikian, pencari kerja akan memiliki kepastian lebih besar untuk memperoleh pekerjaan setelah menyelesaikan pelatihan.

    "Kartu Prakerja seharusnya menjadi mediator di antara kedua pihak itu. Jadi pelatihan yang diselenggarakan oleh Kartu Prakerja, dengan melakukan seleksi dari calon tenaga kerja, kemudian diberikan pelatihan, langsung bisa diserap oleh perusahaan-perusahaan itu," jelas Esther kepada Kabar Bursa, Jumat 17 Mei 2024.

    Selain itu, Esther juga membahas tren pengangguran yang tidak menunjukkan penurunan signifikan. Dia mengaitkan hal ini dengan kurang optimalnya fungsi Kartu Prakerja. Menurutnya, jika program ini dioptimalkan, kontribusinya terhadap pengurangan pengangguran bisa lebih besar.

    "Kita harus mengatasi masalah link and match antara ketersediaan tenaga kerja dan kebutuhan pasar tenaga kerja. Selain itu, investasi yang masuk ke Indonesia harus berorientasi pada padat karya, sehingga bisa menyerap lebih banyak tenaga kerja," tambah Esther.

    Ekonom Senior INDEF, Tauhid Ahmad menyoroti bahwa sebagian besar peserta program sebenarnya sudah bekerja dan hanya ingin meningkatkan keterampilan atau mencari pekerjaan yang lebih layak, bukan benar-benar menganggur. Sehingga, wajar apabila angka pengangguran tidak begitu terpengaruh  dengan adanya program kartu prakerja tersebut.

    "Jika kita lihat data 2020, separuh lebih dari peserta Kartu Prakerja bukan orang yang menganggur. Mereka sudah bekerja, hanya ingin meningkatkan skill atau mencari pekerjaan yang lebih layak," kata Tauhid kepada Kabar Bursa, Jumat 17 Mei 2024.

    Tauhid juga mempertanyakan apakah peserta Kartu Prakerja yang berhasil memperoleh pekerjaan benar-benar karena sertifikat dari program tersebut atau karena faktor lain seperti pengalaman kerja sebelumnya atau tingkat pendidikan. Menurutnya, ini adalah area yang perlu diteliti lebih lanjut. "apakah memang (alumni prakerja) sekarang bekerja karena sertifikat dari kartu prakerja?atau ada faktor lainnya?," tanya dia.

    "Karena bisanya mereka bekerja karena punya pengalaman yang sebelumnya atau punya latar belakang pendidikan yang sesuai," tambah dia.

    Dia pun juga menyoroti kelemahan sistem Kartu Prakerja dalam menjamin pengakuan lembaga-lembaga pelatihan oleh perusahaan-perusahaan pencari tenaga kerja. Tauhid menyarankan agar perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja menjadi penyelenggara pelatihan, dengan biaya yang dibebankan pada Kartu Prakerja.

     

    Halaman selanjutnya, klik...

    Dia mencontohkan, misalnya Astra punya pelatihan, mereka butuh orang banyak, itu akan lebih baik Astra yang mengadakan pelatihannya, tapi pemerintah yang memberikan insentif melalui program kartu prakerja.

    "Sebisa mungkin yang menyelenggarakan pelatihan ya industrinya, tapi dibebankan biayanya pada Kartu Prakerja," terang dia.

    Kendati demikian, sebelumnya, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksanaan Program (PMO) Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari, mengaku melalui survei internalnya, pasca satu bulan menyelesaikan program pra kerja, sekitar sepertiga peserta yang awalnya menganggur berhasil mendapatkan pekerjaan.

    “Pelatihan praktis yang diberikan terbukti efektif, dengan sertifikat Kartu Prakerja membantu mereka mendapatkan pekerjaan, baik sebagai wirausahawan maupun karyawan,” kata Denni di Jakarta.

    Sesuai Kebutuhan Pasar

    Denni mencatat bahwa jenis pekerjaan yang paling diminati oleh peserta adalah tenaga administrasi perkantoran, termasuk HRD, serta tenaga penjualan dan pemasaran. Ini sesuai dengan permintaan tinggi di pasar kerja. Yang mana hal tersebut sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

    "Ini sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang berada di job portal," terang dia

    Program Kartu Prakerja tidak hanya bermanfaat bagi peningkatan keterampilan tenaga kerja di Indonesia, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

    Bahkan dia mengaku Program Kartu Prakerja tidak hanya bermanfaat bagi peningkatan keterampilan tenaga kerja di Indonesia, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

    "Selain efisien dalam belanja, Prakerja masih memberikan penerimaan negara bukan pajak. Totalnya selama 4 tahun senilai Rp263 miliar atau 35 persen dari belanja operasional selama 2020-2023,” ungkap Denni.

    Program Unggulan Kartu

    Pemerintah telah menggelontorkan dana sebesar Rp4,8 triliun untuk menjalankan program unggulan mereka, Kartu Prakerja. Dengan sasaran mencapai 1,14 juta peserta pada tahun 2024, program ini telah membuatkan Surat Keputusan (SK) untuk lebih dari 850.000 peserta yang telah bergabung. Artinya, angka itu sudah mencapai 74,5 persen dari target yang ditetapkan.

    Tentu saja, pertanyaan pun muncul. Apakah anggaran akan diperluas untuk mendukung kelangsungan program ini hingga akhir tahun?

    Direktur Pemantauan dan Evaluasi Prakerja, Cahyo Prihadi, menjelaskan bahwa mereka tengah menantikan petunjuk lebih lanjut dari pemerintah, khususnya dari Komite Cipta Kerja.

    Cahyo menekankan bahwa Manajemen Pelaksana Program (PMO) Kartu Prakerja akan selalu siap untuk mengadaptasi kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah.

    “Kita menunggu arahan lebih lanjut,” kata Cahyo Selepas acara Rilis Laporan Pelaksanaan Program Kartu Prakerja 2023. Kemarin.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Ayyubi Kholid

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.