KABARBURSA.COM-Harga minyak kelapa sawit (CPO) terus mengalami penurunan.
Menurut laporan Reuters, harga CPO di Bursa Derivatif Malaysia pada Maret 2024 melemah 19 poin menjadi MYR 3.908 per metrik ton. Kontrak April 2024 juga terpantau melemah sebesar 16 poin menjadi MYR 3.859 per metrik ton.
Berdasarkan data dari Trading Economics, pada Minggu 18 Februari 2024, harga CPO saat ini mencapai MYR 3.809 per ton, mengalami penurunan sebesar 1,93 persen dalam seminggu dan 0,16 persen dalam sebulan.
Yasmin Soulisa, Analis Ciptadana Sekuritas Asia, mengamati bahwa pertumbuhan produksi CPO diperkirakan akan melambat di awal tahun 2024. Oleh karena itu, penurunan harga ini dapat menjadi beban berat bagi pendapatan para emiten.
“Pendapatan emiten tahun ini kemungkinan akan lebih dipengaruhi oleh kenaikan harga ke depan karena produksi yang stagnan,” ungkap Soulisa dikutip Minggu 18 Februari 2024.
Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, menyoroti fluktuasi harga CPO. Penurunan harga saat ini lebih dipicu oleh meningkatnya persediaan global CPO.
“Selain itu, ada faktor perlambatan pertumbuhan ekonomi di China dan Jepang,” tambahnya.
Menurut Nafan, kinerja emiten CPO masih terdampak buruk oleh penurunan harga jual rata-rata (ASP) akibat situasi oversupply tersebut.
Untuk meningkatkan kinerja emiten, CPO dapat dialihkan ke pasar domestik, terutama untuk keperluan biodiesel.
“Pemulihan ekonomi global dan peningkatan jumlah penduduk akan meningkatkan permintaan dan harga CPO secara global. Namun, permintaan domestik kemungkinan akan tetap stabil tahun ini,” jelasnya.
Nafan merekomendasikan untuk mempertahankan saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dengan target harga Rp 6.950 per saham, dan menambahkan saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dengan target harga Rp 870 per saham.