KABARBURSA.COM - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyusun rancangan blue print BUMN hingga tahun 2034, yang mencakup rencana integrasi antara sektor pangan dan pupuk.
Menurut Erick, blue print tersebut mencakup visi untuk memperkuat ekosistem BUMN dengan fokus pada integrasi antara sektor pupuk dan pangan. Saat ini, sektor pupuk dan pangan masih terpisah, padahal keduanya saling terkait dalam satu ekosistem. Integrasi antara keduanya dianggap penting untuk meningkatkan efisiensi dan ketersediaan pasokan.
Erick juga menyoroti kekurangan dalam sektor pupuk terkait dengan ketersediaan bahan baku seperti sulfat dan fosfat. Untuk menjadi produsen pupuk terbesar di dunia, Indonesia perlu memastikan kepastian pasokan bahan baku tersebut.
Oleh karena itu, blue print BUMN hingga tahun 2034 memberikan fokus pada kepastian pasokan bahan baku untuk industri pupuk.
Blueprint tersebut dirancang untuk berlaku selama 10 tahun ke depan dan bertujuan untuk memperkuat ekosistem BUMN secara menyeluruh. Erick menekankan pentingnya berpikir jangka panjang untuk memastikan keberlanjutan dan keberhasilan transformasi BUMN.
Dia juga menyoroti pentingnya perencanaan yang detail dan terperinci agar dapat digunakan oleh siapa pun yang menggantikan posisinya di masa depan.
Selain itu, Erick membahas tentang perencanaan anggaran, pembagian PMN (Penyertaan Modal Negara), dan deviden untuk tahun-tahun mendatang.
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kejelasan dan transparansi kepada pihak-pihak terkait serta untuk menghindari ketidakpastian di masa mendatang.
Erick juga mencatat beberapa masalah yang muncul di masa lalu, seperti ledakan PMN yang tidak terduga dan intervensi dalam kasus korupsi.
Ini menunjukkan pentingnya perencanaan yang matang untuk menghindari masalah serupa di masa depan, terutama di tengah kondisi ekonomi global yang semakin tidak pasti.
Dia menegaskan bahwa perencanaan yang matang sangat penting mengingat kondisi ekonomi global yang semakin tidak pasti, dengan adanya perang tarif antara berbagai negara.
Hal ini menuntut kesigapan dan kebijaksanaan dalam perencanaan dan strategi untuk menghadapi tantangan yang akan datang.