KABARBURSA.COM - Gempa dengan kekuatan 7,5 skala richter yang melanda Taiwan pada Rabu (3/4) waktu setempat telah menimbulkan dampak tidak langsung terhadap aktivitas ekonomi di negara tersebut, termasuk pada kinerja ekspor-impor Indonesia.
Menurut Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI), dampak gempa Taiwan terhadap hubungan perdagangan Indonesia-Taiwan dinilai tidak terlalu signifikan. Meskipun Taiwan merupakan mitra dagang bagi Indonesia, namun kontribusi perdagangan antara kedua negara tersebut tidak begitu besar.
"Taiwan merupakan mitra dagang kita tetapi tidak terlalu signifikan. Ekspor-impor kita ke Taiwan tidak besar, sehingga dampaknya mungkin tidak akan terlalu besar secara langsung bagi Indonesia," kata Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI, Teuku Riefky, dikutip Jumat 5 April 2024.
Meskipun demikian, Riefky menekankan bahwa Taiwan merupakan salah satu produsen utama komponen komputer untuk produk micro chip dan teknologi high end. Gangguan pasokan dari Taiwan dapat menghambat produksi micro chip global, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi aktivitas perdagangan produk elektronik secara global, termasuk kemungkinan dampaknya terhadap ekspor-impor Indonesia.
Menanggapi hal ini, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual, menjelaskan bahwa kontribusi ekspor non migas Indonesia ke Taiwan relatif kecil, kurang dari 2,5 persen. Dengan demikian, dampaknya tidak begitu signifikan bagi perekonomian Indonesia.
"Sejauh ini saya tidak mendengar kabar pabrik micro chip terdampak. Namun, jika terjadi dampak, kemungkinan pasokan mobil dan elektronik bisa terganggu, mirip dengan kasus gangguan pasokan chip pada tahun 2022 lalu yang menyebabkan keterlambatan pengiriman mobil," tambahnya.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.