KABARBURSA.COM - Taiwan dilanda gempa bumi dahsyat bermagnitudo 7,2 pada pukul 07.58 pagi waktu setempat. Akibat gempa tersebut roda ekonomi di Taiwan bahkan Asia Pasifik mengalami penyusutan.
Sebagaimana diketahui , Taiwan merupakan salah satu kekuatan ekonomi di Kawasan Asia-Pasifik, Taiwan berhasil naik satu peringkat ke urutan ke-6 dalam Buku Tahunan Daya Saing Dunia (World Competitiveness Yearbook) terbaru yang diterbitkan pada tanggal 20 Juni 2023 oleh International Institute for Management Development (IMD).
Taiwan juga salah satu negara yang memproduksi cip terbesar di dunia, sehingga akibat Gempa yang mengguncang negara tersebut salah satu perusahaan cip besar, Taiwan Semiconductor Manufacturing Co, melaporkan telah mengevakuasi seluruh staf sesaat gempa terjadi sekitar pukul 07:58 pagi waktu setempat.
Bukan hanya itu, indeks saham TSEC Taiwan juga mengalami penurunan 0, 97 persen sehingga berada di level 15.780.92. Adapun saham Silergi sebagi perusahaan ciph menurun 5,90 persen, disusul Airtac sebagai perusahaan peralatan pneumatic menurun 2,17 persen dan disusul perusahaan mobil yaitu Hotai motor menurun 1,37 persen.
Penuruan indeks saham Taiwan atau TSEC juga seiring dengan penurunan indeks saham di Asia. Tercatat hingga penutupan sesi I, IDX menurun 0,93 persen, indeks Nikkei 225 menurun 0.97 persen, Hang Seng Indeks menurun 1,24 persen.
Namun penurunan tersebut tidak terlalu berdampak langsung terhadap nilai indeks global. Analis Senior Economist PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Wisnubroto menyebut "Gempa di Taiwan menurut saya tidak berpengaruh besar terhadap global, yang menjadi sentimen utama masih karena faktor The Fed yang menurunkan suku bunga," terang Rully kepada Kabar Bursa, Rabu 3 April 2024.
Selain itu, akibat gempa di Taiwan bukan hanya berdampak pada indeks saham di Asia Pasifik . Namun berdampak juga terhadap keberlangsungan kerjasama perdagangan antara Indonesia dengan Taiwan.
Peneliti Bidang Ekonomi The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research (TII) Putu Rusta Adijaya mengatakan kerja sama Indonesia dengan Taiwan juga akan terhambat karena gempa ini.
"Indonesia dan Taiwan punya kerja sama di perdagangan ya. Walapun demikian, dengan adanya gempa ini kan berarti Taiwan berfokus untuk memulihkan ekonomi domestiknya dulu dan akan menunda investasi-investasi ke depan ke beberapa negara termasuk Indonesia ," terang Putu Rusta.
Begitu juga dengan kerja sama terkait perusahaan Taiwan dengan SDM Indonesia, talenta Indonesia atau pekerja migran ke Taiwan.
"Perusahaan di Taiwan ini kan juga akan menunda dulu karena adanya gempa ini. Gempa ini bisa memengaruhi kerjasama Indonesia-Taiwan secara ekonomi, " terangnya.
Sebagai informasi, sejak tahun 2017, Taiwan dan Indonesia telah bekerja sama untuk membangun platform pertukaran kerja sama industri. Melalui bimbingan dari Biro Industri Kementerian Perekonomian (MOEA).
Dalam kurun waktu tersebut, kedua belah pihak telah bekerja sama dalam berbagai bidang, antara lain, perkapalan, Industri 4.0, teknologi pangan, serta Internet of Things (IoT) dan elektronik. (nia/prm)