KABARBURSA.COM - Harga emas dunia tengah mengalami penurunan. Bagaimana prospek harga logam mulia ini ke depan?
Pada Kamis 23 Mei 2024, harga emas dunia di pasar spot tercatat sebesar USD 2.364,21 per troy ons. Angka ini turun 0,76 persen dibandingkan hari sebelumnya, menjadikannya yang terendah sejak 14 Mei.
Kemarin, harga emas anjlok 1,63 persen ke US$ 2.382,2 per troy ons. Ini merupakan koreksi harian terdalam sejak 30 April.
Dalam sepekan terakhir, harga emas turun 0,59 persen secara point-to-point. Namun, selama sebulan terakhir, harga masih naik 2,05 persen.
Secara teknikal dengan perspektif harian, emas masih berada di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 53,07. RSI di atas 50 mengindikasikan aset sedang dalam posisi bullish.
Indikator Stochastic RSI berada di 10,5, sudah di bawah 20, yang berarti emas berada dalam area jenuh jual (oversold).
Oleh karena itu, ada kemungkinan harga emas akan bangkit. Target resisten terdekat adalah USD 2.404 per troy ons. Jika tertembus, maka USD 2.441 per troy ons berpotensi menjadi target selanjutnya.
Sementara target support terdekat ada di USD 2.359 per troy ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas melorot ke arah USD 2.342 per troy ons.
{
"width": "100 persen",
"height": "480",
"symbol": "CAPITALCOM:GOLD",
"interval": "D",
"timezone": "Etc/UTC",
"theme": "light",
"style": "1",
"locale": "en",
"hide_top_toolbar": true,
"allow_symbol_change": false,
"save_image": false,
"calendar": false,
"support_host": "https://www.tradingview.com"
}
Kejatuhan Harga Emas
Kejatuhan harga emas disebabkan oleh rilis notula rapat Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve. Dalam rapat terakhir, Gubernur Jerome ‘Jay’ Powell dan kolega memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di 5,25-5,5 persen. Ini adalah yang tertinggi dalam 22 tahun terakhir.
‘Suasana kebatinan’ dalam rapat tersebut yang membuat harga emas anjlok. Sejumlah anggota Komite Pengambil Kebijakan The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC) menilai proses penurunan inflasi atau disinflasi masih berjalan lambat.
"Para peserta memandang bahwa inflasi akan kembali ke target 2 persen dalam jangka menengah. Namun, disinflasi mungkin akan berlangsung lebih lama dari perkiraan semula," ungkap notula tersebut.
Bahkan, sejumlah peserta rapat menyatakan masih ada ruang untuk menaikkan suku bunga acuan jika dibutuhkan. "Beberapa peserta menyebut keinginan untuk mengetatkan suku bunga kebijakan lebih lanjut jika risiko inflasi terwujud, sehingga upaya itu menjadi layak (appropriate)," lanjut risalah rapat tersebut.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas menjadi kurang menguntungkan dalam iklim suku bunga tinggi.
"Harga emas terpangkas karena risalah rapat The Fed mengingatkan kita bahwa penurunan suku bunga masih jauh dari kata segera. Ada kemungkinan harga emas akan menyentuh level support US$ 2.355 per troy ons," tegas Tim Waterer, Chief Market Analyst KCM Trade.