KABARBURSA.COM - Harga minyak mentah kembali mengalami kenaikan pada perdagangan sesi Asia awal pekan ini, mempertahankan tren kenaikan dari minggu sebelumnya. Pada pekan lalu, harga minyak mengalami peningkatan hampir 4persen dengan pandangan bahwa pasokan semakin terbatas.
Pada Senin 18 Maret 2024 pukul 11.30 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Mei 2024 naik 32 sen, atau 0,4persen menjadi US$ 85,66 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman April 2024 naik 40 sen, atau 0,5persen menjadi US$ 81,44 per barel. Kontrak WTI untuk pengiriman bulan Mei 2024 yang lebih aktif naik 37 sen, atau 0,5persen, menjadi US$ 80,95 per barel.
"Serangan terhadap kilang-kilang Rusia menambahkan premi risiko sebesar US$ 2 - US$ 3 per barel pada minyak mentah pekan lalu, dan hal ini tetap terjadi saat kita memulai minggu ini dengan lebih banyak serangan pada akhir pekan," kata Vandana Hari, pendiri penyedia analisis pasar minyak Vanda Insights, dikutip Senin 18 Maret 2024.
Namun, untuk pergerakan naik atau turun substansial selanjutnya, minyak mentah akan menunggu sinyal baru.
Pada hari Sabtu, salah satu serangan memicu kebakaran singkat di kilang Slavyansk di Krasnodar, yang memproses 8,5 juta metrik ton minyak mentah per tahun, atau 170.000 barel per hari. Analisis Reuters menemukan bahwa serangan tersebut telah menghabiskan sekitar 7persen kapasitas penyulingan Rusia pada kuartal pertama.
Di Timur Tengah, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengkonfirmasi bahwa ia akan melanjutkan rencana untuk memasuki daerah kantong Rafah di Gaza, tempat lebih dari 1 juta pengungsi berlindung. Langkah tersebut menentang tekanan dari sekutu Israel.
Investor minggu ini memperhatikan hasil pertemuan dua hari Federal Reserve yang berakhir pada hari Rabu (20/3). Hal ini akan memberikan kejelasan lebih lanjut mengenai waktu penurunan suku bunga, tulis Tony Sycamore, analis pasar IG, dalam sebuah catatan.
The Fed kemungkinan akan mempertahankan suku bunga pada bulan ini, sementara kemungkinan penurunan suku bunga pada pertemuan bulan Juni "sekarang seperti lemparan koin," kata Sycamore.
Kedua kontrak minyak acuan membukukan kenaikan minggu lalu meskipun terjadi penurunan pada hari Jumat. Minyak berada dalam kisaran terbatas selama sebagian besar bulan lalu, namun pada hari Kamis laporan permintaan bullish dari Badan Energi Internasional (IEA) membuat harga naik ke level tertinggi sejak November.