KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatan ke level 6.943 setelah naik 0,57 persen pada perdagangan Rabu, 9 Juli 2025.
Meski secara teknikal masih bergerak dalam pola konsolidasi jangka pendek, dominasi aksi beli menunjukkan pasar tetap menyimpan optimisme, terutama jika menilik volume yang terus bertambah.
Mengutip analisis tim riset MNC Sekuritas, Kamis pagi, 10 Juli 2025, menilai bahwa penguatan ini bisa menjadi bagian dari struktur teknikal wave (b) dalam skenario optimistis. Dengan kata lain, selama IHSG mampu menjaga momentumnya, peluang untuk naik ke kisaran 6.992 hingga 7.050 masih terbuka.
Namun begitu, ada skenario alternatif yang tak bisa diabaikan. Jika tekanan jual kembali menguat, IHSG berpotensi menguji level bawah di 6.582 hingga 6.721. Untuk sementara, area support berada di 6.824 dan 6.752, sementara resistance kunci ada di 6.994 dan 7.085.
Strategi Buy on Weakness untuk Saham-saham ini
Di tengah pergerakan indeks yang belum sepenuhnya lepas dari konsolidasi, sejumlah saham menarik perhatian investor, terutama untuk strategi buy on weakness. Salah satunya adalah CBDK, yang melonjak 6,58 persen ke level 6.075.
Saham ini sempat tertahan di area MA60, namun volume beli yang meningkat memberi sinyal akumulasi. Dari sudut pandang teknikal, posisi CBDK diperkirakan berada di wave B dari wave (B), yang membuka ruang kenaikan lebih lanjut.
Area akumulasi ideal ada di rentang 5.875–6.025, dengan target harga pada 6.525 hingga 6.800. Investor disarankan menjaga level risiko dengan batas bawah di 5.800.
Saham DSNG juga mencuri perhatian. Setelah menguat 8,86 persen ke 860, saham ini menunjukkan tanda-tanda bahwa reli masih berlanjut. Volume beli yang masuk cukup signifikan, dan secara teknikal, posisi DSNG diperkirakan berada di fase wave [iii] dari wave C.
Dalam pola ini, harga masih berpeluang naik ke 905 bahkan ke 935, dengan catatan tetap menjaga posisi beli di area 805–850 dan stoploss di bawah 760.
Sementara itu, saham energi seperti RAJA bergerak naik tipis 0,40 persen ke 2.490. Meski penguatan terbatas dan masih tertahan MA20, ada indikasi teknikal bahwa saham ini berada pada bagian akhir dari wave B, lebih tepatnya di wave [c].
Untuk itu, posisi spekulatif bisa dipertimbangkan di area 2.480–2.520, dengan target jangka pendek di 2.630 hingga 2.680. Stoploss ideal ditempatkan di bawah 2.460.
Namun tidak semua saham memberi sinyal positif. Saham properti dan konstruksi seperti SSIA justru menunjukkan gejala koreksi. Setelah naik tipis ke 1.705, tekanan jual mulai muncul. Dari sisi teknikal, saham ini diperkirakan berada di gelombang korektif wave (4) dari wave [C].
Dengan proyeksi penurunan menuju area 1.435–1.590, strategi sell on strength layak dipertimbangkan, terutama di kisaran 1.730–1.775.
Secara keseluruhan, pergerakan pasar saat ini menuntut kehati-hatian. IHSG memang menunjukkan kekuatan di tengah tekanan global yang mereda, namun belum benar-benar keluar dari zona rawan konsolidasi.
Investor perlu tetap disiplin dalam memilih saham, memahami struktur teknikal, dan yang paling penting: mengetahui kapan harus bertahan dan kapan harus melepas.(*)