KABARBURSA.COM – IHSG mengalami lonjakan signifikan dalam perdagangan pasca Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Investor terlihat sangat antusias setelah hasil hitung cepat menunjukkan kemungkinan besar Pemilu 2024 akan berlangsung dalam satu putaran.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan sesi pertama dengan kenaikan sebesar 1,57 persen ke level 7.322,81. Bahkan pada awal perdagangan, IHSG sempat melonjak hingga 2 persen.
David Sutyanto, Ketua Umum AAEI, menyatakan bahwa kenaikan pasar saham Indonesia hari ini berkaitan dengan situasi Pemilu 2024. "Betul, tentu saja ada," ujar David pada Kamis, 15 Februari 2024.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh Andry Asmoro, Chief Economist Bank Mandiri, dalam menanggapi kondisi pasar saham dan Pemilu 2024. "Kayaknya karena kepastian politik di Indonesia ya," ungkap Andry pada Kamis, 15 Februari 2024.
Di sisi lain, Andyka Pradana dari Jasa Utama Capital, menjelaskan tiga faktor yang menjadi penyebab penguatan signifikan IHSG pada perdagangan hari tersebut.
Pertama, quick count menunjukkan kemungkinan besar Pemilu 2024 akan dilakukan dalam satu putaran. Hal ini dinilai dapat menciptakan stabilitas ekonomi yang lebih baik dibandingkan dengan Pemilu yang berlangsung dalam dua putaran. "Investor lebih suka kalau satu putaran karena akan menciptakan stabilitas," ungkap Andyka.
Kedua, menurut Andyka, sosok Prabowo juga menjadi salah satu alasan mengapa investor memberikan apresiasi terhadap pasar saham. Program Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dinilai akan melanjutkan kebijakan pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi, sehingga banyak kebijakan yang diprediksi tidak akan mengalami perubahan drastis.
Hal ketiga menurut Andyka ialah dukungan dari para tokoh yang berada di belakang pasangan calon nomor urut dua. Contohnya, seperti Erick Thohir, Boy Thohir, Aburizal Bakrie, dan banyak lagi yang memiliki perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dukungan dari para pengusaha ini dianggap sebagai sentimen positif bagi emiten pendukung Prabowo, yang turut mendorong penguatan IHSG.
Pada sesi I hari ini, beberapa saham juga menjadi penopang (movers) IHSG. Saham-saham yang menjadi penopang IHSG antara lain Bank Rakyat Indonesia (Persero) dengan kode saham BBRI yang memberikan kontribusi sebesar 20,70 indeks poin dengan harga terakhir 6.150 dan perubahan harga sebesar 2,50 persen.
Bank Mandiri (Persero) dengan kode saham BMRI juga turut menjadi penopang signifikan dengan kontribusi sebesar 18,45 indeks poin dan perubahan harga sebesar 2,85 persen. Selain itu, saham Bank Central Asia (BBCA) memberikan kontribusi sebesar 13,87 indeks poin dengan perubahan harga sebesar 1,80 persen. Bank Negara Indonesia (Persero) dengan kode saham BBNI juga memberikan kontribusi signifikan dengan kontribusi sebesar 10,12 indeks poin dan perubahan harga sebesar 4,68 persen.
Di samping saham perbankan, saham-saham lain yang turut menopang IHSG adalah Amman Mineral Internasional (AMMN) dengan kontribusi sebesar 5,93 indeks poin, Merdeka Battery Materials (MBMA) dengan kontribusi sebesar 5,01 indeks poin, dan Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) dengan kontribusi sebesar 4,71 indeks poin. Saham-saham ini memberikan dukungan positif pada kinerja IHSG pada sesi I hari ini.
Prabowo-Gibran Masih Unggul dalam Real Count dan Quick Count
Hingga Kamis, 15 Februari 2024, pukul 13:00 WIB, data terbaru menunjukkan hasil perhitungan suara per 12:00 WIB dengan 42,53 persen data Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang telah tertampung.
Pasangan Prabowo-Gibran masih memimpin dengan selisih poin di beberapa wilayah, sementara pasangan Anies-Cak Imin berada di posisi kedua, dengan keunggulan tipis dibandingkan dengan Ganjar Pranowo di posisi ketiga. Meskipun begitu, hasil quick count dengan data yang masuk sudah mencapai 78,3 persen hingga 98,4 persen, menunjukkan kemenangan telak bagi pasangan Prabowo-Gibran.
Hingga Kamis, 15 Februari 2024, pukul 10:30 WIB, pasangan Prabowo-Gibran masih unggul di beberapa poling hitung cepat atau quick count.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.