KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,27 persen atau meningkat 18 poin ke level 6.962 pada perdagangan Kamis, 10 Juli 2025.
Mengutip perdagangan RTI Business, sebanyak 205 saham terpantau menguat pada pembukaan sesi I. Sementara 49 saham melemah dan 277 saham stagnan.
Adapun volume perdagangan pada pembukaan sesi I tercatat 244,953 juta lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp162,198 miliar.
Sementara itu mengutip Stockbit, saham-saham pendatang baru mendominasi top gainer pada pembukaan sesi I. Pertama, terdapat PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) yang melonjak tajam sebesar 34,81 persen ke level 182.
Kenaikan serupa juga dialami oleh perusahaan yang hari ini IPO yakni PT Diastika Biotekindo Tbk (CHEK) dan PT Merry Riana Edukasi Tbk (MERI), yang sama-sama naik 34,38 persen ke harga 172.
Saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) juga sukses memperlihatkan kinerja positif di pagi ini dengan kenaikan 25 persen ke harga 320.
Di posisi kelima top gainer, muncul nama baru lainnya yaitu PT Pancaran Samudera Transport Tbk (PSAT) mencuri perhatian investor setelah menguat 24,91 persen ke level 1.755.
Di sisi lain, tekanan jual dirasakan oleh PT Asia Pramulia Tbk (ASPR) yang tercatat sebagai top loser dengan penurunan 15 persen ke harga 119.
Disusul PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) yang merosot 14,83 persen ke level 1.665. Saham lain yang mengalami koreksi di antaranya PT Agro Bahari Nusantara Tbk (UDNG) melemah 9,72 persen, PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk (PMUI) turun 8,33 persen, serta PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID) terkoreksi 6,86 persen.
Dari sisi sektoral, sektor infrastruktur memimpin penguatan dengan kenaikan 1,31 persen, diikuti sektor teknologi yang naik 0,73 persen, dan keuangan yang bertambah 0,38 persen. Sektor energi, transportasi, dan barang baku juga berada di zona hijau meskipun dengan penguatan yang relatif tipis.
Sementara itu, sektor kesehatan dan industri justru mencatatkan pelemahan tipis, masing-masing sebesar 0,11 persen dan 0,06 persen.
IHSG Tetap Tangguh di Tengah Ultimatum Tarif AS
IHSG terpantau tetap tangguh walaupun Amerika Serikat (AS) mengultimatum tarif 32 persen terhadap produk impor Indonesia. Hal ini disebabkan oleh beberapa kondisi.
Analis dan Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengatakan penguatan ini menandakan bahwa pasar kini jauh lebih dewasa dan kalkulatif dalam menyikapi kebijakan proteksionisme global.
"Pelaku pasar tampaknya tidak lagi bereaksi secara emosional, melainkan mempertimbangkan berbagai faktor fundamental dan strategi mitigasi yang sedang dan akan ditempuh oleh pemerintah," ujar dia dalam risetnya kepada Kabarbursa.com, Rabu, 9 Juli 2025.
Hendra menilai fundamental ekonomi Indonesia yang kini lebih kuat turut menjadi penopang utama. Hilirisasi sektor tambang, perbaikan neraca perdagangan, serta cadangan devisa yang kuat membuat investor merasa lebih percaya diri terhadap daya tahan ekonomi nasional.
Apalagi, kata dia, sejumlah kebijakan struktural seperti relokasi produksi ke negara bebas tarif, kerja sama joint venture dengan mitra AS, hingga perluasan pasar ekspor ke kawasan non-AS seperti Afrika dan Timur Tengah mulai dibangun sebagai bagian dari respons strategis nasional.
"Hal ini memperkuat keyakinan bahwa tekanan dari tarif AS dapat dikendalikan, bahkan dimanfaatkan sebagai momentum untuk memperluas diversifikasi ekspor," pungkasnya.(*)