KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi mendapatkan dorongan positif dari laporan keuangan emiten periode kuartal I-2024 serta distribusi dividen yang diharapkan. Meskipun demikian, tekanan jual dari investor asing masih menjadi catatan tersendiri, mencapai Rp 400,88 miliar pada perdagangan Senin 29 April 2024 kemarin.
Analisis Riset Ekuitas Kiwoom Sekuritas, Miftahul Khaer, menyoroti bahwa kinerja emiten big caps yang telah dirilis masih menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan. Contohnya, PT XL Axiata Tbk (EXCL) melaporkan laba bersih yang meningkat hingga 168,34 persen secara tahunan menjadi Rp 539,07 miliar. "Sentimen positif ini belum cukup kuat untuk mengatasi faktor-faktor mayor seperti nilai tukar rupiah dan keputusan Bank Indonesia (BI) terkait BI Rate," ucapnya dikutip Selasa 30 April 2024.
Konsultan Investasi Reliance Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa meskipun pertumbuhan kinerja emiten besar memberikan dampak positif pada harga sahamnya, namun tekanan jual tetap ada akibat sentimen global yang negatif.
Sementara itu, Nafan Aji Gusta dari Mirae Asset Sekuritas mencatat bahwa IHSG masih dalam fase konsolidasi bearish dengan target support di kisaran 7.014 hingga 6.936. "Break above dari pola falling wedge pattern di sekitar 7.160 dapat menguji resistance di kisaran 7.190 hingga 7.231," kata dia.
Menyambut bulan Mei 2024 dan musim laporan keuangan, Nafan merekomendasikan saham-saham seperti ANTM, BBCA, BBTN, BMRI, EXCL, HRUM, INCO, MDKA, NCKL, SMRA, TOWR, dan UNTR.
Helen, Analis Phillip Sekuritas, memproyeksikan rentang pergerakan IHSG secara teknikal antara 6.980 hingga 7.230. "Terapkan strategi buy on weakness, khususnya pada saham-saham blue chip seperti BBRI, BBNI, BBCA, dan BMRI," kata dia.
Sementara itu, Miftahul memperkirakan IHSG akan melemah pada awal bulan Mei dengan support terdekat di 6.878 hingga 6.919. Namun, ada potensi kenaikan jika IHSG berhasil mencapai resistance di kisaran 7.155 hingga 7.191.
Dia merekomendasikan trading buy pada saham ESSA dengan target harga Rp 815–Rp 835, PTRO dengan target Rp 5.650–Rp 5.700, dan TLKM dengan target Rp 3.110–Rp 3.150.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.