Logo
>

Investor Saham Syariah Perlu Pahami Karakteristik ini

Ditulis oleh KabarBursa.com
Investor Saham Syariah Perlu Pahami Karakteristik ini

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki indeks saham dari berbagai sektor dan sifat, salah satunya syariah. Di BEI sendiri, tercatat ada lima indeks saham syariah yang diperdagangkan hingga tahun 2024 ini. Lantas, apa karakteristik saham-saham syariah?

    Head of Research NH Korindo Sekuritas Liza Camelia Suryanata, mengungkap beberapa karakteristik saham syariah. Pertama, saham syariah harus terhindar dari riba. Dalam hal ini, Liza menitikberatkan pada sektor jasa keuangan atau perbankan.

    Syariah, kata Liza, terlepas dari perbankan-perbankan konvensional seperti PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Mandiri (BMRI), hingga PT Bank Central Asia (BBCA). Di sektor jasa keuangan sendiri, Liza menyebut PT Bank Syariah Indonesia (BRIS) yang menerapkan prinsip syariah. 

    “Jadi, bank konvensional seperti BRI, Mandiri, BCA itu tidak termasuk di dalamnya. Lalu, bank apa yang ada di dalam syariah? Yaitu BSI, Bank Syariah Indonesia,” kata Liza dalam acara seminar bertajuk "Bebas Finansial Berkat Saham di Usia Muda, Mungkin Gak Sih?" di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Kamis, 21 November 2024.

    Kedua, lanjut Liza, adalah tidak memuat produk yang dianggap haram oleh umat muslim, baik itu makanan maupun minuman.

    Karakteristik ketiga terkait dengan saham emiten. Di mana sebuah perusahaan atau emiten yang terdapat atau tergabung dengan Bursa, tidak memproduksi barang-barang yang mengandung mudharat berdasarkan syariat hukum Islam.

    Saham-saham tersebut contohnya adalah PT Gudang Garam (GGRM), PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP), PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI), hingga PT Delta Djakarta Tbk (DLTA).

    “Mengapa? Karena produk-produk tadi itu lebih banyak mengandung mudaratnya daripada manfaatnya, seperti rokok ataupun alkohol,” ungkapnya.

    Lebih jauh, Liza juga menyebut, saham-saham syariah memiliki kecenderungan dengan tingkat utang dan equity ratio yang terbatas atau limit.

    “Tingkat hutangnya dan to equity ratio itu juga ada limit, nggak boleh terlalu tinggi,” tutupnya.

    Kenali Indek Saham Syariah di BEI

    Dikutip dari laman resmi BEI, Indeks saham syariah adalah ukuran statistik yang mencerminkan pergerakan harga sekumpulan saham syariah yang diseleksi berdasarkan kriteria tertentu. Adapun penyeleksian saham syariah dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan menerbitkan Daftar Efek Syariah (DES).

    Dengan begitu, BEI tidak melakukan seleksi saham syariah, melainkan menggunakan DES sebagai acuan untuk pemilihannya. Salah satu tujuan dari indeks saham syariah adalah untuk memudahkan investor dalam mencari acuan dalam berinvestasi syariah di pasar modal. 

    Adapun pengembangan indeks saham syariah terus dilakukan oleh BEI melihat kepada kebutuhan dari pelaku industri pasar modal. Saat ini, terdapat 5 indeks saham syariah di pasar modal Indonesia diantaranya:

    1. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
    2. Jakarta Islamic Index (JII)
    3. Jakarta Islamic Index 70 (JII70)
    4. IDX-MES BUMM 17
    5. IDX Sharia Growth (IDXSHAGROW)

    Kapitalisasi Pasar Saham Syariah

    Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik, mengungkapkan bahwa kapitalisasi saham syariah telah mencapai Rp7.256 triliun hingga akhir Oktober 2024. Angka ini mencakup 57,2 persen dari total kapitalisasi pasar modal Indonesia yang senilai Rp12.300 triliun. 

    Jumlah saham syariah dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) melonjak tajam sebesar 75,6 persen dalam lima tahun terakhir, naik dari 365 saham pada 2018 menjadi 641 saham pada 2024. “Pada 2018, jumlahnya masih terbatas, hanya 365 saham syariah,” ujar Jeffrey saat berbicara di acara Jogja Sharia Investor City (JOINSTORY) 2024. Seperti dikutip di Jakarta, Sabtu 16 November 2024.

    Jeffrey menjelaskan, saham syariah kini mencakup 68 persen dari total 941 saham yang tercatat di BEI. “Transaksi saham-saham syariah juga telah mendominasi pasar,” tambahnya.

    Lebih lanjut, ia memaparkan data pertumbuhan investor syariah yang sangat pesat. Berdasarkan laporan dari Anggota Bursa penyelenggara Shariah Online Trading System (SOTS), jumlah investor syariah melonjak tiga kali lipat dari 44.000 pada 2018 menjadi lebih dari 164.000 investor per Oktober 2024.

    Pada acara JOINSTORY 2024, BEI bersama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dengan dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menyelenggarakan berbagai kegiatan. Rangkaian acara meliputi pemberian penghargaan, talk show, hiburan, hingga capacity building bagi Galeri Investasi Syariah (GIS) BEI.

    “Kami berharap acara ini dapat mendorong lebih banyak masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal syariah serta meningkatkan jumlah Galeri Investasi Syariah, khususnya di wilayah Yogyakarta,” ujar Jeffrey.

    Ia juga menyoroti bahwa dari total 164.000 investor syariah di pasar modal Indonesia, sekitar 6 persen atau 10.000 di antaranya berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

    “Semoga acara ini semakin memperluas wawasan tentang investasi syariah, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi serta pengembangan pasar modal yang inklusif dan berkelanjutan,” tutup Jeffrey.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi