KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG masih melanjutkan tren penguatan dan ditutup naik 0,83 persen ke level 7.530 pada perdagangan Kamis, 24 Juli 2025. Kenaikan ini tetap ditopang oleh volume pembelian, meski mulai menunjukkan tanda-tanda pelemahan.
Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, mengatakan posisi IHSG saat ini berada di akhir wave (iii) dari wave [c]. Artinya, potensi kenaikan selanjutnya diperkirakan relatif terbatas, dengan target kenaikan terdekat berada di kisaran 7.580–7.614. Namun demikian, ia mengingatkan adanya risiko koreksi teknikal dalam waktu dekat.
“Kami perkirakan, IHSG saat ini sedang berada di akhir wave (iii) dari wave [c], sehingga apabila menguat, maka akan diperkirakan relatif terbatas. Tapi perlu diwaspadai adanya koreksi ke area 7.318–7.432,” kata Herditya dalam riset hariannya, Jumar, 25 Juli 2025.
Dalam jangka pendek (1–2 hari ke depan), MNCS menilai IHSG masih berada dalam fase yang bearish secara teknikal, dengan level support terdekat di 7.408 dan 7.304, dan resistance di 7.595 dan 7.675.
Saham-Saham yang Layak Dicermati
Di tengah siklus teknikal IHSG yang rawan koreksi, terdapat sejumlah saham yang menurut Herditya patut dicermati karena sedang membentuk struktur gelombang teknikal menarik dalam jangka pendek:
1. BBNI (Bank Negara Indonesia Tbk)
BBNI ditutup menguat 2,93 persen ke level 4.220 disertai lonjakan volume beli. Meski penguatannya masih tertahan oleh rata-rata pergerakan MA60, pergerakan harga BBNI saat ini berada di bagian wave (iii) dari wave [c], yang menandakan peluang penguatan masih terbuka dalam beberapa sesi ke depan.
2. JSMR (Jasa Marga Tbk)
Saham operator jalan tol ini juga menarik untuk diperhatikan setelah naik 0,83 persen ke level 3.630. Peningkatan volume perdagangan mengonfirmasi kekuatan teknikalnya, apalagi JSMR mampu menembus MA20. Saat ini, JSMR sedang berada di fase awal wave (iii) dari wave [i] dari wave C — fase yang biasanya mengindikasikan potensi kenaikan lanjutan.
3. SSMS (Sawit Sumbermas Sarana Tbk)
Meski terkoreksi 0,72 persen ke level 1.375 dan masih dalam tekanan jual, saham sektor perkebunan ini menunjukkan pola konsolidasi yang sehat antara MA20 dan MA60. SSMS kini berada pada wave (b) dari wave [b], yang mengindikasikan fase penantian sebelum potensi breakout teknikal terbentuk.
4. TOBA (TBS Energi Utama Tbk)
TOBA mencatatkan kenaikan 0,95 persen ke 1.065 disertai volume beli yang meningkat. Secara teknikal, posisi TOBA berada di awal wave (v) dari wave [v], yang secara teori memberi sinyal adanya potensi reli jangka pendek sebelum memasuki fase konsolidasi berikutnya.
Dengan posisi IHSG yang berada di ujung siklus penguatan, investor disarankan untuk lebih selektif dan disiplin dalam membaca pergerakan saham. Meskipun potensi kenaikan indeks masih ada, ruangnya terbatas dan rentan koreksi dalam jangka pendek.
Saham-saham dengan struktur gelombang teknikal yang sehat dan disertai volume beli signifikan menjadi peluang di tengah pasar yang sedang mencari arah.(*)