KABARBURSA.COM - Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK), mengunjungi PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, untuk memantau proses peleburan nikel ore menjadi ferronikel.
Setelah lima tahun pembangunan, JK menyaksikan Smelter milik Kalla Group memulai produksi.
"Ini dibangun selama lima tahun terakhir dan hasilnya kita lihat sudah mulai berproduksi," ujar JK.
JK juga mengungkapkan bahwa PT BMS telah membuktikan kemampuan sumber daya manusia (SDM) dalam negeri, dengan 80 persen tenaga kerja berasal dari putra daerah Luwu dan sekitarnya.
Smelter yang menggunakan energy hydro power menunjukkan hasil produksi yang baik dan bersih. JK menjelaskan bahwa smelter ini menggunakan sumber energi dari air, sehingga hasil produksinya dapat diterima di negara-negara Eropa dan Amerika.
"PT BMS akan menggelar soft launching pada Agustus 2024 mendatang. Saat ini, PT BMS telah mempekerjakan 1500 orang tenaga kerja," terangnya.
Lebih lanjut, JK mengungkapkan rencana PT BMS untuk membangun smelter kedua. Sementara smelter ketiga dan keempat direncanakan dalam dua tahun ke depan. Hal ini diharapkan membuka ribuan lapangan kerja bagi masyarakat Sulawesi Selatan dan Indonesia.
JK menyebutkan target produksi pabrik pertama sebesar 33.000 hingga 36.000 ton per tahun. Sedangkan pembangunan pabrik kedua untuk nikel sulfat, bahan baku pembuatan baterai mobil listrik, progresnya telah mencapai 40 persen dan diperkirakan akan beroperasi secara normal pada akhir tahun 2024.
"Seluruh smelter yang dibangun akan mengutamakan penggunaan tenaga kerja dari dalam negeri, dengan kemungkinan hanya menggunakan tenaga kerja dari China di bagian konsultan," jelas JK.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.