KABARBURSA.COM - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) mencatatkan kerugian sebesar Rp1,82 triliun pada tahun 2023. Direktur Utama KAEF, David Utama, menyatakan bahwa kenaikan beban usaha terjadi secara dominan pada anak usaha perusahaan, PT Kimia Farma Apotek (KFA), yang pada tahun 2023 meningkat hingga 35,53 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp4,66 triliun. Di samping itu, terdapat dugaan pelanggaran integritas penyediaan data laporan keuangan KFA pada periode 2021-2022.
"Saat ini manajemen KAEF tengah menelusuri lebih lanjut atas dugaan tersebut melalui investigasi yang dilakukan oleh pihak independen. Adanya faktor-faktor di atas mengakibatkan kerugian KAEF secara konsolidasi pada tahun 2023 mencapai Rp1,82 triliun," tulis David Utama dalam keterangan resminya, Jumat (31/5).
Meskipun mengalami kerugian, KAEF berhasil membukukan pertumbuhan penjualan sepanjang 2023 menjadi Rp9,96 triliun, naik 7,93 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp9,23 triliun. David menyampaikan bahwa tahun lalu perusahaan fokus melakukan pembenahan internal secara berkelanjutan melalui operational excellence dan reorientasi bisnis.
"Kimia Farma berhasil menjaga pertumbuhan penjualan di tahun 2023. Hal ini menunjukkan bahwa Kimia Farma memiliki fundamental bisnis yang kuat dan memiliki potensi untuk terus tumbuh secara berkelanjutan ke depannya," ujar David.
David mengatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan pembenahan dalam rangka peningkatan kinerja KFA. Ke depannya, perusahaan akan melakukan langkah-langkah perbaikan kualitas persediaan dan manajemen cashflow di Kimia Farma Apotek. Dia optimistis bahwa upaya pembenahan internal ini akan memberikan dampak positif terhadap kinerja dan fundamental bisnis perseroan pada tahun-tahun mendatang.
"Kami optimistis bahwa melalui upaya bersih-bersih di tahun 2023, ini akan memberikan fundamental yang baik untuk kinerja Kimia Farma ke depan. Strategi pertumbuhan berkelanjutan kami jalankan melalui tiga fase utama," tambah David.
Fase pertama adalah operational excellence untuk meraih profitabilitas. Pada tahap ini, perusahaan berupaya meningkatkan efisiensi operasional di seluruh lini bisnisnya. Hal ini termasuk optimalisasi rantai pasokan, peningkatan produktivitas karyawan, dan penerapan teknologi terbaru untuk mendukung operasional sehari-hari.
Fase kedua adalah penguatan finansial untuk membuka potensi emas yang dimiliki KAEF. Dalam fase ini, perusahaan berfokus pada perbaikan struktur keuangan dan pengelolaan aset yang lebih baik. David menyebutkan bahwa perusahaan akan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan likuiditas dan solvabilitas, termasuk melakukan restrukturisasi utang dan optimalisasi investasi.
Fase ketiga adalah menjadi ekosistem healthcare Indonesia melalui strategi digital. Pada tahap ini, Kimia Farma akan memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan layanan kesehatan yang lebih terintegrasi dan terjangkau bagi masyarakat. Ini termasuk pengembangan platform digital untuk layanan kesehatan, telemedicine, dan solusi kesehatan berbasis teknologi lainnya.
David menegaskan bahwa ketiga fase ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan untuk tetap relevan dan kompetitif di industri healthcare. Dia juga menyebutkan bahwa selain fokus pada tiga fase tersebut, Kimia Farma akan terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan institusi pendidikan, untuk mendorong inovasi dan pengembangan produk-produk baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar.
Selain itu, Kimia Farma juga berencana untuk meningkatkan kapasitas produksinya guna memenuhi permintaan yang terus meningkat baik di pasar domestik maupun internasional. David optimistis bahwa dengan langkah-langkah strategis ini, Kimia Farma akan mampu meningkatkan kinerja keuangannya dan memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham.
Dalam upaya menjaga keberlanjutan bisnis, Kimia Farma juga akan terus berkomitmen terhadap praktik bisnis yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Ini termasuk inisiatif-inisiatif dalam bidang lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan (Environmental, Social, and Governance/ESG). David menekankan bahwa Kimia Farma berkomitmen untuk menjadi perusahaan yang tidak hanya mengejar profit, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.
Dengan berbagai langkah dan strategi yang telah direncanakan, David optimistis bahwa Kimia Farma akan dapat mengatasi tantangan yang ada dan meraih peluang-peluang baru di masa depan. "Kami percaya bahwa dengan fondasi yang kuat dan strategi yang tepat, Kimia Farma akan terus berkembang dan memberikan kontribusi nyata bagi industri healthcare Indonesia," pungkasnya.
Sebelumnya, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) menemukan dugaan pelanggaran integritas dalam penyediaan data laporan keuangan pada anak perusahaannya, PT Kimia Farma Apotek (KFA), untuk periode 2021-2022.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.