Logo
>

Kinerja Keuangan BBRI: Tantangan Margin, Harapan di Semester Kedua

Laba BRI turun 14,87 persen di kuartal I/2025, tapi kredit tetap tumbuh dan saham menguat tipis. Investor tunggu sinyal pemulihan CASA dan margin bunga.

Ditulis oleh Yunila Wati
Kinerja Keuangan BBRI: Tantangan Margin, Harapan di Semester Kedua
Ilustrasi BRImo dari Bank Rakyat Indonesia. (Foto: Istimewa)

KABARBURSA.COM - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) membuka tahun 2025 dengan hasil keuangan yang menunjukkan adanya penyesuaian di tengah tantangan ekonomi dan perubahan dinamika perbankan nasional. 

Hingga akhir kuartal I 2025, BRI membukukan laba bersih Rp13,8 triliun, turun sekitar 14,87 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang menyentuh Rp21,9 triliun.

Namun, penurunan ini bukan karena lonjakan risiko kredit ataupun kualitas pembiayaan yang memburuk. Justru sebaliknya, beban pencadangan atau provisi yang biasanya menjadi pos biaya yang sensitif, tercatat turun tipis 0,89 persen menjadi Rp17,73 triliun. 

Pendapatan bunga bersih juga hanya turun marginal sebesar 0,79 persen ke angka Rp45,48 triliun.

Tekanan utama tampaknya datang dari sisi funding, terutama pada pergeseran struktur simpanan nasabah. Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami penurunan 5,44 persen secara tahunan menjadi Rp1.323,87 triliun. 

Komponen dana murah (Current Account Saving Account/CASA), yang selama ini menjadi kekuatan BRI, ikut menurun 5,19 persen ke Rp825,78 triliun. 

Rasio CASA kini menyusut ke 62,38 persen, menandakan biaya dana BRI mulai terdorong naik, yang pada akhirnya mempersempit margin bunga bersih (NIM).

Meski demikian, penyaluran kredit BRI tetap menunjukkan konsistensi. Hingga kuartal pertama, portofolio kredit tumbuh 5,01 persen YoY menjadi Rp1.262,72 triliun. 

Angka ini memperlihatkan bahwa kepercayaan debitur tetap terjaga dan BRI mampu mempertahankan fungsinya sebagai motor penggerak ekonomi, khususnya di segmen UMKM yang menjadi fokus utama perseroan.

Total aset BRI juga tumbuh positif sebesar 3,14 persen dibanding tahun lalu, mencapai Rp1.893,38 triliun. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa meski laba menurun, ekspansi neraca masih berlanjut secara terukur.

Melihat kondisi ini, kuartal kedua 2025 menjadi panggung penting bagi BRI. Potensi pemulihan tetap terbuka, terutama jika perseroan berhasil memperbaiki struktur pendanaan dengan mendorong kembali pertumbuhan dana murah. 

Selain itu, penguatan layanan digital melalui BRImo yang terus mengalami pertumbuhan pesat dapat memberi tambahan dari sisi pendapatan berbasis komisi (fee-based income) sekaligus efisiensi operasional.

Meskipun tekanan margin belum sepenuhnya mereda, BRI tetap berada di jalur yang sehat secara fundamental. 

Dengan manajemen risiko yang konservatif, dukungan jaringan agen BRILink yang luas, dan strategi digitalisasi yang konsisten, BRI masih berpeluang menutup paruh pertama tahun ini dengan performa yang solid. 

Investor hanya perlu mencermati arah pemulihan rasio CASA dan stabilitas NIM sebagai dua indikator kunci untuk kuartal berikutnya.

Saham Menguat Tipis, Investor Masih Tunggu Kepastian Arah

Sementara itu, harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menutup sesi perdagangan di level Rp3.850, naik 20 poin atau 0,52 persen dibandingkan hari sebelumnya. 

Kenaikan ini terjadi di tengah pergerakan harga yang cenderung terbatas, dengan level tertinggi harian berada di Rp3.880 dan level terendah Rp3.840.

Sejak pembukaan di angka Rp3.860, saham BBRI sempat mencoba naik lebih tinggi namun belum mampu menembus level psikologis baru. Rata-rata harga harian tercatat di Rp3.857, menunjukkan pergerakan yang relatif stabil dan berada di kisaran akumulasi pasar. 

Nilai transaksi tercatat sebesar Rp143,9 miliar dengan volume perdagangan mencapai 373,16 ribu lot, cukup mencerminkan minat investor yang tetap solid terhadap saham bank pelat merah ini.

Secara teknikal, ruang gerak BBRI masih lebar. Level batas atas perdagangan (ARA) berada di Rp4.780 sementara batas bawah (ARB) di Rp3.260. Dengan posisi saat ini yang masih jauh dari kedua batas tersebut, saham ini berpotensi untuk mengalami pergerakan lebih besar jika ada sentimen baru yang masuk.

Kenaikan hari ini bisa dibilang sebagai bentuk konsolidasi pasar, menyusul rilis kinerja keuangan kuartal I/2025 yang menunjukkan penurunan laba bersih secara tahunan. Investor tampaknya masih menganalisis seberapa cepat BBRI bisa memulihkan margin keuntungannya di tengah tren penurunan dana murah (CASA) dan penyesuaian strategi kredit.

Dengan latar belakang itu, sebagian pelaku pasar tampaknya memanfaatkan momen ini untuk mengoleksi BBRI secara perlahan, menantikan konfirmasi arah lebih lanjut. 

Saham BBRI sendiri memang dikenal sebagai pilihan favorit untuk investasi jangka menengah hingga panjang, berkat fundamental yang kuat dan posisi strategisnya dalam perekonomian nasional.

Hingga saat ini, pergerakan BBRI masih menunjukkan sinyal bahwa investor belum kehilangan kepercayaan. Namun, ke depan, pasar akan mencermati lebih dekat apakah BBRI mampu menjaga kualitas pertumbuhan kreditnya sembari menyeimbangkan profitabilitas di tengah persaingan likuiditas yang semakin ketat.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79