KABARBURSA.COM - Emiten batu bara anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan laba bersih sebesar Rp6,1 Triliun, angka tersebut anjlok hingga 51,4persen secara YoY pada 2023, setara 113persen dari estimasi dan melampaui ekspektasi konsensus.
Secara lebih rinci , pendapatan PTBA tercatat juga mengalami penurunan sebesar -9,8persen YoY menjadi Rp38,5 Triliun , meski volume penjualan masih dapat bertumbuh dengan total penjualan domestik sebesar 21,4 juta ton (+12persen YoY) dan ekspor sebesar 15,6 juta ton (+25persen YoY).
Penurunan pendapatan sendiri ditekan oleh penurunan harga batu bara selama 2023.
Selain itu, beban pokok pendapatan naik +18,8persen YoY menjadi Rp29,3 Triliun , didorong oleh kenaikan beberapa pos, seperti jasa penambangan naik +16persen YoY, jasa angkutan kereta api naik +19persen YoY, dan beban royalti naik +17persen YoY.
Dari segi operasional, volume produksi naik menjadi 41,9 juta ton atau meningkat +13persen YoY. Secara kuartalan, PTBA mencatatkan laba bersih sebesar Rp2,3 T +132persen QoQ pada Kuartal VI tahun 2023, dengan pendapatan naik +21persen QoQ menjadi Rp10,7 Triliun.
Dari sisi lainnya, Senior Investment Analyst Stockbit, Anggaraksa Arismunandar menerangkan hasil laba bersih PTBA pada 2023 yang melampaui ekspektasi konsensus, serta kinerja kuartal VI tahun 2022 yang tumbuh signifikan secara QoQ.
"Berrpotensi menjadi katalis positif bagi pergerakan harga saham PTBA dalam jangka pendek, " ungkap Anggaraksa dalam keterangan tertulis, Selasa 5 Maret 2024.
Selain itu , pada awal perdagangan hari Selasa 5 Maret 2023, harga saham PTBA menguat hingga +3,72persen.
" Dalam 2 tahun buku terakhir, PTBA juga memutuskan untuk membagikan seluruh laba bersih sebagai dividen," tuturnya.
Menurut Anaggaraksa, PTBA memiliki beberapa proyeksi dividen final PTBA beserta dengan indikasi yield berdasarkan harga saham pada penutupan per 4 Maret 2023.
Proyeksi dividen yang pertama yaitu Dividend Payout Ratio (DPR ) sebesar 100persen. Angka tersebut sama dengan tahun buku 2022 dan 2021 dengan kisaran harga Rp530/saham dengan indikasi yield 19,7persen.
Selain itu, DPR 80persen dengan rata-rata historis 5 tahun terakhir dengan kisaran harga Rp424/saham dengan indikasi yield 15,8persen. (nia/car).