KABARBURSA - Nilai tukar rupiah masih dalam tekanan di pekan ini. Pada penutupan perdagangan Rabu 8 Mei 2024 lalu, rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Menurut data Bloomberg, pada Rabu 8 Mei 2024 pukul 15.05 WIB, rupiah ditutup dengan pelemahan tipis 0,01 persen atau 1 poin ke level Rp 16.047 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,20 persen ke posisi 105,62.
Di sisi lain, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) naik 0,16 persen ke Rp 16.081 per dolar AS.
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menyampaikan sentimen dari luar negeri terkait ekspektasi pasar terhadap dua kali penurunan suku bunga The Fed tahun ini yang telah meningkat. "Selain itu, kalender ekonomi yang sepi pada minggu ini mencatat beberapa pembacaan sentimen konsumen, termasuk dari University of Michigan," katanya Jumat 10 Mei 2024.
Masih dari luar negeri, diplomat mata uang utama Jepang, Masato Kanda, menyatakan negaranya mungkin harus mengambil tindakan terhadap pergerakan valuta asing yang tidak teratur.
Kembali ke dalam negeri, BI mencatat penurunan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2024. Posisi cadangan devisa tersebut mencapai US$ 136,2 miliar atau menurun dibandingkan posisi pada akhir Maret 2024 sebesar US$ 140,4 miliar. Penurunan ini dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah seiring dengan peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global.
Menurut proyeksi, untuk perdagangan Senin 13 Mei 2024 mendatang, rupiah diprediksi akan fluktuatif namun menguat di rentang Rp 15.990 hingga Rp 16.070.
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menambahkan bahwa sentimen yang membuat rupiah lanjut melemah adalah dampak dari pernyataan salah satu pejabat the Fed yang cenderung hawkish. Namun, potensi risiko dari the Fed terlihat terbatas. Oleh karena itu, BI tidak akan menaikkan suku bunganya dalam waktu dekat.
Josua memproyeksikan bahwa rupiah berpotensi menguat signifikan pada Senin (13/5), didorong oleh data ketenagakerjaan AS yang di bawah ekspektasi. Diperkirakan, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.950 - Rp 16.075 per dolar AS pada perdagangan Senin tersebut.