KABARBURSA.COM - Harga sembako di pasar tradisional Jawa Tengah (Jateng) hari ini, Senin, 27 Mei 2024 mayoritas alami pergerakan turun.
Berdasarkan pantauan dari PIHPS (Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional) terlihat mayoritas komoditas alami penurunan, mulai dari bawang merah dan putih sedang, Beras Kualitas bawah dan Medium II, Beras Kualitas Super I dan ll, cabai merah besar dan kriting, cabai rawit hijau, daging ayam ras segar, gula pasir lokal dan kualitas premium, minyak goreng curah, serta telur ayam ras segar.
Sementara itu, untuk beras kualitas bawah dan medium l, daging sapi kualitas l dan ll, minyak goreng kemasan bermerek l dan ll berada diharga yang stabil. Sedangkan, hanya cabai rawit merah yang alami kenaikan harga.
Untuk lebih lanjut, berikut ini harga sembako untuk pasar tradisional di Jawa Tengah, 24 Mei 2024 berdasarkan PIHPS pukul 15.15 WIB:
Bawang Merah Ukuran Sedang: Rp 47.950/kg
Bawang Putih Ukuran Sedang: Rp 44.450/kg
Beras Kualitas Bawah I: Rp 13.350/kg
Beras Kualitas Bawah II: Rp 12.600/kg
Beras Kualitas Medium I: Rp 14.950/kg
Beras Kualitas Medium II: Rp 14.000/kg
Beras Kualitas Super I: Rp 16.250/kg
Beras Kualitas Super II: Rp 15.250/kg
Cabai Merah Besar: Rp 41.900/kg
Cabai Merah Keriting: Rp 40.200/kg
Cabai Rawit Hijau: Rp 25.150/kg
Cabai Rawit Merah: Rp 31.750/kg
Daging Ayam Ras Segar: Rp 37.250/kg
Daging Sapi Kualitas 1: Rp 132.600/kg
Daging Sapi Kualitas 2: Rp 123.850/kg
Gula Pasir Kualitas Premium: Rp 19.050/kg
Gula Pasir Lokal: Rp 17.450/kg
Minyak Goreng Curah: Rp 16.700/kg
Minyak Goreng Kemasan Bermerk 1: Rp 19.000/kg
Minyak Goreng Kemasan Bermerk 2: Rp 18.000/kg
Telur Ayam Ras Segar: Rp Rp 27.850/kg
Sebagai catatan, harga sembako di pasaran juga bisa berubah karena disparitas masing-masing sembako berbeda.
Harga Pangan Global
Harga sembako di pasar tradisional Jawa Tengah (Jateng) hari ini, Sabtu, 18 Mei 2024 alami pergerakan nilai naik-turun. Kecuali untuk komoditas cabai merah keriting.
Berdasarkan pantauan dari PIHPS (Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional) terlihat bebrapa komoditas alami penurunan, mulai dari bawang merah sedang, beras kualitas bawah I dan ll, beras medium I, cabai merah besar, daging ayam ras segar, gula pasir kualitas premium dan lokal, minyak goreng curah dan bermerek l dan telur ayam ras segar.
Harga pangan global mengalami kenaikan pada bulan Maret setelah mengalami koreksi selama tujuh bulan berturut-turut. Kenaikan harga minyak nabati menjadi salah satu penyebab utamanya.
Menurut Indeks Harga Pangan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), pada bulan Maret indeks mencapai angka 118,3. Ini merupakan peningkatan sebesar 1,3 poin (1,1 persen) dibandingkan bulan sebelumnya.
Laporan FAO menyatakan bahwa kenaikan harga minyak nabati, produk susu, dan daging berhasil menutup penurunan harga gula dan serealia. Meskipun demikian, jika dibandingkan dengan bulan Maret tahun sebelumnya, indeks masih mengalami penurunan sebesar 9,9 poin (7,7 persen).
Sub-indeks untuk serealia pada bulan Maret mencapai angka 110,8, mengalami penurunan sebesar 3 poin (2,6 persen) dibandingkan bulan Februari, dan 27,7 poin (20 persen) lebih rendah dibandingkan Maret tahun sebelumnya.
“Ekspor gandum Rusia dan Amerika Serikat (AS) masih kuat. Di tengah pasokan yang memadai, pembatalan pembelian gandum oleh China menambah tekanan terhadap harga,” lanjut laporan FAO.
Adapun harga beras dunia turun pada Maret. Penyebabnya adalah permintaan global yang mulai berkurang.
Sub-indeks minyak nabati berada di 130,6 pada Maret. Melonjak 9,7 poin (8 persen) dibandingkan Februari dan menjadi yang tertinggi dalam setahun terakhir.
Harga minyak sawit, kedelai, biji bunga matahari, hingga rapeseed naik. Khusus harga minyak sawit, kenaikan disebabkan oleh penurunan produksi di tengah kenaikan permintaan di kawasan Asia Tenggara.
Sub-indeks dairy pada Maret berada di 124,4. Bertambah 3,5 poin (2,9 persen) dibandingkan Februari dan menjadi kenaikan 6 bulan beruntun. Namun dibandingkan Maret 2023, indeks ini masih turun 11,1 poin (8,2 persen).
Kenaikan tertinggi dialami oleh harga keju, seiring peningkatan permintaan di Asia. Padahal produksi, seperti di Oseania, sedang turun.
Sub-indeks harga daging pada Maret terparkir di 113 poin. Naik 1,9 poin (1,7 persen) dibandingkan Februari dan menjadi kenaikan selama 2 bulan beruntun. Dibandingkan Maret tahun lalu, koreksinya tinggal 1,7 poin (1,5 persen).
Harga unggas dunia naik bulan lalu, seiring peningkatan permintaan. Harga daging babi juga naik, karena peningkatan permintaan karena perayaan Hari Paskah.
Sub-indeks harga gula pada Maret tercatat 133,1. Turun 7,6 poin (5,4 persen) dibandingkan bulan sebelumnya setelah koreksi 2 bulan beruntun. Dibandingkan Maret tahun lalu, indeks ini naik 6,1 poin (4,8 persen).
Penurunan disebabkan oleh perkiraan peningkatan produksi di India dan panen yang lebih baik di Thailand. Tingginya ekspor gula Brasil juga menambah tekanan harga.