Logo
>

Order Baru Turun, Margin NRCA Justru Meledak: Ada Apa?

Kontrak baru turun lebih dari 17 persen, namun NRCA justru mencetak lonjakan margin dan laba 84 persen. Pasar melihat sinyal efisiensi besar di balik kenaikan volume dan pantulan harga.

Ditulis oleh Yunila Wati
Order Baru Turun, Margin NRCA Justru Meledak: Ada Apa?
Ilustrasi pekerja PT Nusa Raya Cipta Tbk. Foto: Dok NRCA.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Ada anomali menarik dalam kinerja PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA). Nilai kontrak baru per September 2025 turun signifikan, merosot 17,3 persen secara tahunan, menjadi Rp2,57 triliun. Namun, margin NRCA justru melonjak tajam. Laba bersih kuartal III-2025 bahkan melesat 84,5 persen YoY, menjadi Rp156,3 miliar.

    Pasar menangkap sinyal ini dengan cepat. Saham NRCA yang sempat tidur beberapa pekan terakhir mulai bergerak naik. Chart harian memperlihatkan pantulan kuat dari area Rp945–Rp970, diikuti penguatan volume yang tampak seperti awal fase akumulasi baru.

    Fenomena ini memunculkan pertanyaan besar, bagaimana mungkin kontrak baru melemah, tetapi profit justru melonjak? Apakah NRCA tengah memasuki siklus margin expansion, atau ada efisiensi yang tidak disadari pasar?

    Pada laporan resmi, manajemen SSIA, induk dari NRCA, ada deretan proyek yang sedang digenggam, khususnya di 2025. Daftarnya panjang dan beragam, mulai dari konstruksi hotel, kampus, fasilitas industri, rumah sakit, hingga kawasan terpadu Subang Smartpolitan. Secara cakupan proyek, NRCA tidak kekurangan kerjaan.

    Masalahnya ada pada cadangan proyek baru yang tidak sebesar tahun lalu. Tekanan ekonomi dan kompetisi tender membuat nilai kontrak baru turun lebih dari 17 persen. Pada kondisi normal, tren seperti ini biasanya mengarah pada penurunan pendapatan, atau setidaknya pelemahan margin.

    Namun kondisi NRCA justru sebaliknya. Pendapatan konsolidasi naik 4,8 persen YoY menjadi Rp2,65 triliun, sementara efisiensi beban pokok membuat margin kotor meningkat signifikan. Laba operasi ikut melonjak, menyusul penurunan beban usaha, sehingga bottom line ikut terdongkrak.

    Jika menelusuri jejak historisnya, NRCA memang berada pada siklus perbaikan kualitas pendapatan. Pada kuartal-kuartal sebelumnya, beban pokok mereka relatif tinggi. Tetapi di kuartal ketiga 2025, kondisinya bergeser. Biaya konstruksi lebih terkendali, utilisasi proyek lebih optimal, dan kontrak yang dieksekusi cenderung memiliki margin lebih baik.

    Dengan kata lain, NRCA mulai menjalankan proyek yang “lebih menguntungkan”, dan bukan sekadar banyak jumlahnya. Itu sebabnya penurunan order book tidak serta-merta memukul profitabilitas.

    Dalam chart harian Stockbit, NRCA kini membentuk struktur reversal yang mulai valid. Harga yang memantul di 945–970 didorong oleh volume yang meningkat dalam dua hari terakhir, menciptakan indikasi awal bahwa pelaku besar mulai membangun posisi.

    Rita Efendy, analis teknikal yang kerap memantau saham-saham konstruksi, menilai bahwa NRCA berada dalam posisi yang menarik. Level 1.050 disebut sebagai pivot penting. Jika ditembus dengan closing kuat, maka NRCA memasuki fase markup menuju target 1.145 dan 1.250.

    Sementara itu, area buy on weakness berada di 945–970, zona yang secara teknikal berperan sebagai lantai psikologis sekaligus titik pantulan dua kali dalam sepekan terakhir.

    Bagi pasar, kombinasi kontrak baru yang melemah tetapi margin yang meledak bukanlah sinyal kontradiksi. Ini justru menjadi pertanda bahwa NRCA mulai lebih selektif, lebih efisien, dan lebih fokus pada kontrak dengan profitabilitas lebih tebal. 

    Dalam situasi konstruksi yang semakin kompetitif, strategi seperti ini bisa menjadi katalis utama menuju pemulihan kinerja 2026.

    Dengan struktur harga yang mulai membaik, backlog yang masih tebal, dan profit margin yang melompat, NRCA kini bergerak menuju fase yang lebih menjanjikan. Meskipun demikian, tantangan di sisi perolehan proyek baru tetap harus dicermati.

    Untuk sekarang, NRCA berada di persimpangan yang menarik. Harga mulai pulih, kinerja membaik, tetapi katalis berikutnya masih bergantung pada bagaimana manajemen menjaga ritme efisiensi sambil kembali memperkuat portofolio kontrak baru. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79