Logo
>

Pakar Optimis Prabowo-Gibran Target Pertumbuhan Ekonomi

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Pakar Optimis Prabowo-Gibran Target Pertumbuhan Ekonomi

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Piter Abdullah, seorang pakar ekonomi dan Direktur Eksekutif Segara Research Institute, mengungkapkan optimisme bahwa pemerintahan Prabowo-Gibran memiliki potensi untuk membawa Indonesia mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar tujuh persen. Menurut Piter, Indonesia memiliki semua prasyarat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, namun memerlukan kebijakan yang tepat untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang ada, terutama inefisiensi.

    Piter menegaskan bahwa penanganan masalah inefisiensi ekonomi oleh pemerintah Prabowo-Gibran akan membuat target pertumbuhan ekonomi sebesar tujuh persen menjadi mungkin. Ia berpendapat bahwa untuk mewujudkan Indonesia yang maju, dibutuhkan pertumbuhan ekonomi rata-rata tujuh persen selama sepuluh tahun ke depan.

    Pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 hingga 5,5 persen, seperti yang diproyeksikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk tahun 2025, tidak akan cukup untuk mencapai target Indonesia Maju.

    Piter juga menyoroti bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan berdampak positif pada penurunan angka pengangguran dan kemiskinan di Indonesia. Ia mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi di atas enam persen dapat secara signifikan menekan tingkat pengangguran dan kemiskinan.

    Namun, Piter juga menekankan bahwa peningkatan pertumbuhan ekonomi tidak bisa dicapai secara tiba-tiba. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2025, menurutnya, akan sangat dipengaruhi oleh kebijakan dan program yang diterapkan pada tahun 2024 atau sebelumnya. Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi sebesar lima hingga enam persen pada tahun 2025 masih sangat mungkin dicapai dengan adanya kebijakan yang mendukung peningkatan konsumsi dan investasi.

    Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada dalam kisaran 5,1 hingga 5,5 persen pada tahun 2025, dengan fokus pada menjaga stabilitas ekonomi. Proyeksi ini lebih konservatif dibandingkan dengan target ambisius yang disebutkan oleh Piter Abdullah, tetapi mencerminkan upaya pemerintah untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan stabil.

    Investasi Secara Bertahap

    Direktur Indonesia Asian Development Bank (ADB), Jiro Tominaga, menyatakan bahwa meskipun ada risiko global seperti kenaikan suku bunga global dan ketegangan geopolitik, aktivitas ekonomi Indonesia tetap tumbuh. Proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia diperkirakan mencapai 5 persen pada tahun 2024 dan 2025, sementara tingkat inflasi diproyeksikan sebesar 2,8 persen pada kedua tahun tersebut.

    Menurutnya, pertumbuhan ekonomi ini didorong oleh konsumsi swasta yang kuat, belanja infrastruktur publik, dan peningkatan investasi secara bertahap. Namun, Jiro juga mengingatkan tentang risiko penurunan.

    Meskipun pemilihan umum pada Februari 2024 meningkatkan kepercayaan dunia usaha dan mendorong investasi serta konsumsi, tekanan depresiasi rupiah yang berkelanjutan mungkin mendorong Bank Indonesia (BI) untuk mengadopsi kebijakan likuiditas yang lebih ketat, yang bisa berdampak negatif pada permintaan domestik.

    Selain itu, permintaan global dapat melemah akibat ketegangan geopolitik dan gejolak pasar keuangan, sehingga mengurangi kontribusi ekspor neto terhadap aktivitas ekonomi. Faktor-faktor seperti tingginya suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) yang berkepanjangan, ketidakpastian geopolitik yang terus berlanjut, dan guncangan terkait perubahan iklim dapat mengganggu rantai nilai global dan memperburuk kondisi perdagangan.

    Sementara itu, Arief Ramayandi, Ekonom Utama Departemen Riset Ekonomi dan Kerja Sama Regional ADB, mengatakan Indonesia perlu mendongkrak kinerja sektor industri untuk menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi ke depannya. “Hal yang bisa dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi adalah dengan mendorong aktivitas sektor industri dan juga mendorong iklim kompetisi di Indonesia makin membaik,” kata Arief.

    Melemahnya ekspor merupakan imbas dari gejolak perekonomian global, sehingga dampaknya tidak hanya dirasakan Indonesia namun juga oleh berbagai negara lainnya. Kendati masih melemah, Arief menilai kondisi ekspor telah melewati masa-masa krusial dan mulai menunjukkan pemulihan, meski belum cukup memadai untuk menjadi andalan pertumbuhan PDB. “Permintaan domestik akan menjadi faktor yang mendorong pertumbuhan dan menghilangkan dampak negatif dari net ekspor,” ujar dia.

    Gejolak Geopolitik Global

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan bahwa pemerintah selalu menyiapkan skenario untuk meredam dampak gejolak geopolitik global ke perekonomian Indonesia terutama bagi sektor riil. “Skenario, pemerintah selalu siapkan. Namun sekarang kita masih menunggu perkembangan (konflik Iran-Israel),” kata Airlangga.

    Airlangga mengatakan, sejauh ini potensi eskalasi antara Iran dan Israel belum terlihat signifikan. Pemerintah Indonesia juga masih mencermati perkembangan arah gejolak geopolitik di antara dua negara itu. Dia menjelaskan bahwa pernyataan yang dikeluarkan para pemimpin dunia sejauh ini cenderung sama, yaitu ingin menghindari eskalasi.

    Menurut Airlangga, investor memiliki tingkat kepercayaan yang baik terhadap ketahanan ekonomi Indonesia. Perekonomian nasional juga diperkirakan tetap tumbuh di kisaran 5 persen pada tahun ini.

    “Indonesia jauh di atas perkembangan ekonomi global (yang diperkirakan tumbuh 3,2 persen pada 2024). Ekonomi global diperkirakan flatten atau tetap, sedangkan Indonesia 5,1 persen di 2025. Negara berkembang pun rata-rata (ekonomi tumbuh) di 4,2 persen,” kata dia pula.

    Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

    Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi yang tertinggi sejak tahun 2015.

    Dari segi besaran Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku tercatat sebesar Rp5.288,3 triliun, sedangkan PDB Atas Dasar Harga Konstan mencapai Rp3.112,9 triliun.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.