KABARBURSA.COM - Tren penjualan mobil listrik, atau battery electric vehicle (BEV), terus menunjukkan peningkatan sepanjang tahun 2024. Namun, pabrikan mobil listrik mulai khawatir dengan dampak pelemahan kurs rupiah dalam beberapa waktu terakhir.
Menurut data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales (pabrik ke dealer) mobil listrik nasional mencapai 5.882 unit pada Januari-Maret 2024. Angka ini melonjak 228,05 persen year on year (YoY) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang hanya mencatatkan 1.793 unit.
Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, menyatakan bahwa lonjakan penjualan mobil listrik pada kuartal I-2024 tidak terlepas dari peningkatan merek dan model yang tersedia di pasar. "Beberapa model mobil listrik bahkan mampu bersaing secara kompetitif dalam hal harga dengan mobil berbasis Internal Combustion Engine (ICE). Hal ini juga dipengaruhi oleh keberlanjutan kebijakan insentif PPN 1 persen untuk mobil listrik pada tahun 2024," jelasnya dikutip Senin 22 April 2024.
Jongkie optimistis bahwa penjualan mobil listrik pada tahun 2024 akan terus meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Dari analisis lebih lanjut, terdapat 15 merek yang mencatatkan penjualan wholesales mobil listrik pada kuartal I-2024, lebih banyak dibandingkan dengan kuartal I-2023 yang hanya mencapai 11 merek. Wuling Motors menjadi kontributor utama penjualan mobil listrik nasional pada kuartal I-2024 dengan capaian sebanyak 3.807 unit, terdiri dari model Air ev (686 unit) dan BinguoEV (3.121 unit)," bebernya.
Meskipun demikian, Jongkie menyadari bahwa pelemahan rupiah ke level Rp 16.000 per dolar AS belakangan ini berpotensi mempengaruhi harga jual mobil listrik di Indonesia, karena sebagian besar komponen utama mobil listrik masih harus diimpor. "Hal ini berdampak pada kenaikan biaya impor mobil listrik," cetusnya.
PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI) mencatatkan penjualan wholesales mobil listrik sebanyak 16 unit pada kuartal I-2024, sedikit lebih tinggi dari kuartal I-2023 yang mencapai 13 unit.
Sales and Marketing Director MBDI, Kariyanto Hardjosoemarto, menganggap hasil tersebut masih di bawah ekspektasi mengingat jumlah model mobil listrik Mercedes-Benz yang kini lebih banyak. "MBDI tetap yakin dengan prospek pasar mobil listrik nasional, khususnya di segmen premium, dan berencana merilis dua model mobil listrik baru di Indonesia pada 2024," jelasnya.
"MBDI juga menyadari dampak tren pelemahan rupiah terhadap kenaikan biaya impor mobil listrik Mercedes-Benz yang diimpor langsung dari Jerman dengan transaksi menggunakan mata uang euro," ujar Kariyanto.
Kariyanto menyatakan bahwa MBDI tidak menutup kemungkinan untuk melakukan penyesuaian harga jual mobil listrik jika koreksi rupiah terus terjadi.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.