KABARBURSA.COM - Halving Bitcoin telah selesai pada tanggal 20 April 2024. Namun, terjadi perubahan yang mengejutkan setelah momen “pengurangan imbalan” tersebut, di mana harga Bitcoin justru mengalami koreksi.
Berdasarkan data dari CoinMarketCap, pada Minggu malam, 21 April 2024, harga Bitcoin diperdagangkan sekitar Rp1,05 miliar per keping. Ini menandai penurunan sekitar 1,51 persen dalam periode 24 jam sebelumnya.
Oscar Darmawan, CEO Indodax, mengakui bahwa terdapat perbedaan signifikan antara halving kali ini dengan tiga halving sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh tren kenaikan harga yang telah terjadi pada bulan Maret sebelumnya.
“Harga Bitcoin mencapai titik tertinggi sepanjang masa (ATH) pada tanggal 14 Maret 2024, mencapai Rp 1,1 miliar, sebelum halving terjadi,” ujarnya dalam pernyataannya pada Senin, 22 April 2024.
“Namun, ketika halving berlangsung, harga Bitcoin malah turun menjadi Rp 1,03 miliar,” tambahnya.
Menurut Oscar, kenaikan harga Bitcoin berpotensi terjadi setelah halving selesai. Pasokan Bitcoin berkurang seiring dengan pemotongan imbalan dari 6,25 Bitcoin menjadi 3,125.
“Namun, penting untuk diingat bahwa pasca halving, harga kemungkinan akan mengalami penyesuaian yang perlu diperhatikan oleh investor dan trader kripto,” katanya.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa siklus pasar bull berpotensi berlanjut hingga pertengahan tahun 2025, berdasarkan proyeksi yang dibuat dengan memperhitungkan siklus halving sebelumnya. Indodax mencatat peningkatan signifikan dalam aktivitas transaksi Bitcoin menjelang halving.
Mulai tanggal 4 April 2024, terjadi lonjakan transaksi Bitcoin, dengan lebih dari 450.000 transaksi terkonfirmasi setiap hari selama 11 hari berturut-turut.
Oscar menilai bahwa meskipun harga Bitcoin mengalami penurunan pada halving kali ini, minat investor dan trader terhadap Bitcoin dan aset kripto lainnya tetap tinggi.
“Hal ini karena efek dari halving tidak hanya berlangsung dalam satu hari, tetapi berdampak jangka panjang pada periode setelah halving,” katanya.