KABARBURSA.COM - Biro Investigasi Federal (FBI) mengalami perkembangan baru dalam penyelidikan insiden meledaknya pintu darurat pada penerbangan maskapai Alaska Airlines Boeing 737 MAX 9. FBI mengirim surat kepada para penumpang yang menginformasikan kemungkinan mereka menjadi korban tindak pidana.
Dilansir dari Reuters pada Sabtu 23 Maret 2024, surat dari FBI tersebut adalah bagian dari prosedur standar ketika sebuah kasus mulai diselidiki. Dalam surat itu, Kementerian Kehakiman AS menyatakan telah memulai penyelidikan terhadap peran Boeing dalam insiden tersebut.
Para penumpang diduga menjadi korban tindak pidana. Kasus ini sedang diselidiki oleh FBI. Namun, detail investigasi memerlukan waktu, dan informasi lebih lanjut belum dapat disampaikan, sebagaimana tertulis dalam surat tersebut.
Seorang juru bicara FBI di Seattle menolak memberikan komentar, merujuk pada kebijakan Departemen Kehakiman yang tidak mengkonfirmasi atau menyangkal penyelidikan yang sedang berlangsung.
Pada tahun 2022, Departemen Kehakiman memperbarui pedoman untuk memberi tahu korban tentang potensi kejahatan setelah keluarga dari 346 korban tewas dalam dua kecelakaan Boeing 737 MAX 8 pada tahun 2018 dan 2019 mengklaim bahwa hak-hak hukum mereka dilanggar ketika Departemen Kehakiman menunda penuntutan pada Januari 2021.
Departemen tersebut juga meminta maaf karena tidak bertemu dengan keluarga korban kecelakaan sebelum mengumumkan kesepakatan yang mengakhiri penyelidikan selama 21 bulan terhadap desain dan pengembangan Boeing 737 MAX 8.
Boeing menolak memberikan komentar. Namun, pabrikan pesawat telah menyatakan komitmennya untuk terus bekerja sama dan transparan dengan semua penyelidikan pemerintah.
Alaska Airlines menyatakan kerja sama penuh dalam penyelidikan dan tidak yakin bahwa maskapai tersebut menjadi target penyelidikan.
Insiden pesawat Boeing 737 MAX 9 terjadi pada penerbangan Alaska Airlines pada 5 Januari 2024. Pintu panel di sisi pesawat robek ketika berada pada ketinggian 16.000 kaki. Meskipun pintu darurat robek, pesawat berhasil mendarat dengan selamat dengan 171 penumpang dan enam awak di dalamnya. Tujuh penumpang dan satu pramugari mengalami luka ringan.
Dewan Keselamatan Transportasi Nasional menyimpulkan bahwa insiden tersebut disebabkan oleh empat baut kunci yang hilang dari pesawat. Namun, Boeing tidak setuju dengan temuan tersebut.
Sebagai tindak lanjut, otoritas penerbangan AS telah melarang pesawat 737 MAX 9 untuk terbang selama beberapa minggu dan menunda produksi oleh Boeing sampai dilakukan pengembangan yang komprehensif untuk mencegah terulangnya insiden serupa.