Logo
>

Ramai-ramai Buang Saham CBRE, Longsor 14,68 Persen Hari ini

Saham CBRE longsor 14,68 persen ke ARB di 1.250. Setelah naik lebih 9.000 persen.

Ditulis oleh Syahrianto
Ramai-ramai Buang Saham CBRE, Longsor 14,68 Persen Hari ini
Saham CBRE atau PT Cakra Buana Resources Energi Tbk longsor dan terempas di auto reject bawah (ARB). (Foto: Dok. CBRE)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Saham CBRE atau PT Cakra Buana Resources Energi Tbk longsor dan terempas di auto reject bawah (ARB) setelah terkoreksi 14,68 persen ke level 1.250. 

    Berdasarkan order book, ada sebanyak 648 ribu lot saham antre dijual di harga 1.250. Artinya, para investor dan trader ramai-ramai membuang saham CBRE di harga bawah.

    Selain itu, saham CBRE ditransaksikan sebanyak 43,73 juta saham dengan frekuensi sebanyak 6.200 kali. Adapun nilai transaksi mencapai Rp54,85 miliar. Namun, jika melihat statistik ini maka tampak ada sebagian investor yang masih mengambil kesempatan membeli saham ketika mayoritas panik jual.

    Emiten yang bergerak pada bidang minyak dan gas (migas) ini memiliki harga saham pada awal tahun di level 19 sehingga telah mengalami kenaikan lebih dari 9.000 persen hingga ke level 1.800 pada Rabu, 8 Oktober 2025.

    Namun kenaikan ini belum sesuai dengan fundamentalnya. Dalam tulisan Kabarbursa.com, struktur keuangan Cakra Buana Resources Energi memasuki fase krusial. 

    Dengan rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) mencapai sekitar 190 persen per kuartal I 2025, rencana perseroan mengakuisisi kapal pipe-laying senilai USD100 juta menjadi ujian berat bagi kapasitas leverage dan ketahanan modalnya.

    Dalam laporan keuangan interim per 31 Maret 2025, total aset CBRE tercatat Rp340,7 miliar, sedangkan liabilitas mencapai Rp222,26 miliar. 

    Dari jumlah itu, utang bank jangka panjang menempati porsi dominan sebesar Rp108,58 miliar. Ekuitas perseroan hanya Rp118,46 miliar, mencerminkan struktur modal yang masih rapuh di tengah rencana ekspansi besar.

    Lebih jauh, selama tiga bulan pertama tahun ini, beban bunga sudah mencapai Rp3,3 miliar, dengan laba bersih hanya Rp1,33 miliar. Margin laba yang tipis memperlihatkan kemampuan bayar utang masih terbatas. 

    Bila proyek akuisisi kapal offshore Hai Long 106 berjalan tanpa dukungan pendanaan ekuitas yang kuat, tekanan likuiditas CBRE akan meningkat tajam.

    Dalam keterbukaan informasi, CBRE menyebut nilai transaksi akuisisi kapal Hai Long 106 mencapai USD100 juta atau sekitar Rp1,55 triliun dengan kurs konservatif Rp15.500 per dolar AS. Nilai itu setara 13 kali ekuitas perseroan saat ini.

    Kapal tersebut akan digunakan untuk memperluas kegiatan usaha ke segmen offshore engineering dan pipe-laying. Perseroan menyampaikan bahwa proses re-flagging, title transfer, dan finalisasi pembelian ditargetkan rampung pada Desember 2025, dengan operasional komersial dimulai kuartal I 2026.

    Namun hingga kini, sumber pendanaan akuisisi belum dipastikan. Perseroan hanya menyebut akan mengandalkan kombinasi pinjaman dan dana hasil Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) yang masih dalam tahap perencanaan.

    Kinerja operasional CBRE sejatinya menunjukkan kenaikan pendapatan, namun tidak cukup untuk memperkuat posisi keuangan. Pendapatan kuartal I 2025 sebesar Rp21,68 miliar naik 43 persen secara tahunan, tetapi laba bersih justru turun dari Rp1,94 miliar menjadi Rp1,33 miliar.

    Beban umum dan administrasi naik signifikan menjadi Rp3,77 miliar, sementara margin laba bersih menyusut menjadi sekitar 6 persen. Dengan struktur utang yang besar, rasio interest coverage CBRE diperkirakan di bawah 1 kali, artinya laba operasional belum mampu menutup beban bunga tahunan sepenuhnya.

    Kas dan setara kas CBRE pada Maret 2025 tercatat Rp5,36 miliar, naik dari Rp3,25 miliar di akhir 2024, namun masih jauh dari kebutuhan ekspansi. 

    Di sisi lain, liabilitas sewa pembiayaan mencapai Rp12,17 miliar dan pendapatan diterima dimuka Rp11,3 miliar, menandakan komitmen jangka pendek yang cukup berat. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.