KABARBURSA.COM - Pertumbuhan kinerja keuangan PT Bank Jago Tbk (ARTO) diperkirakan akan berlanjut hingga beberapa tahun ke depan, seiring dengan kesuksesan perseroan dalam mencatat pertumbuhan pada tahun lalu. Proyeksi ini juga mencerminkan potensi pertumbuhan kredit sebesar 30persen tahun ini.
Meskipun lompatan kinerja keuangan Bank Jago tahun lalu masih di bawah estimasi awal, namun perseroan berhasil meningkatkan kualitas kredit melampaui prediksi. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) turun menjadi 0,8persen pada kuartal IV-2023 dari 1,1persen pada kuartal III-2023. Pertumbuhan kredit juga terjadi dengan cepat sebesar 38persen.
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Victor Stefano dan Naura Reyhan Muchlis mengungkapkan bahwa ekspektasi terhadap berlanjutnya pertumbuhan kinerja keuangan Bank Jago tahun ini telah mempertimbangkan target manajemen terkait pertumbuhan kredit yang sebesar 30persen.
“Pertumbuhan kredit Bank Jago (ARTO) juga diharapkan datang dari kontribusi PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN),” tulis Victor dan Naura dalam risetnya.
Tahun ini, laba bersih ARTO diproyeksikan meningkat menjadi Rp130 miliar dibandingkan dengan realisasi tahun lalu sebesar Rp72 miliar. Begitu juga dengan laba operasi sebelum pencadangan (PPOP) yang diperkirakan tumbuh menjadi Rp619 miliar dari Rp488 miliar.
Dengan berbagai potensi tersebut, BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham ARTO. Target harga saham ARTO ditetapkan sebesar Rp4.500. Mengacu pada harga penutupan akhir pekan sebelumnya sebesar Rp2.700, potensi keuntungan saham ARTO masih tinggi mencapai 66,6persen.
Target harga ARTO tersebut juga mempertimbangkan perkiraan NIM tahun ini sebesar 9,1persen. Begitu juga NPL gross diperkirakan turun menjadi 1persen, biaya kredit (cost of credit/CoC) diperkirakan mencapai 69persen, dan ROAE mencapai 1,5persen.
Baru-baru ini, ARTO mengumumkan pertumbuhan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar 355persen menjadi Rp72 miliar pada tahun 2023 dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp16 miliar. Pertumbuhan laba didukung oleh strategi perseroan yang fokus pada inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital.
Direktur Utama Bank Jago (ARTO) Arief Harris Tandjung menyatakan bahwa perseroan secara konsisten menunjukkan pertumbuhan dalam hal dana pihak ketiga (DPK), penyaluran kredit, dan jumlah nasabah. “Hingga akhir 2023, jumlah DPK sebesar Rp12,1 triliun atau tumbuh 46persen dari perolehan akhir 2022 yang senilai Rp8,3 triliun,” ungkapnya.
Sebanyak 65persen atau Rp7,9 triliun dari dana pihak ketiga (DPK) berasal dari rekening giro dan tabungan (current account and savings account/CASA). Sisanya, sebanyak 34,7persen atau Rp4,2 triliun merupakan simpanan nasabah dalam bentuk deposito. "Jumlah pinjaman pada akhir 2023 mencapai Rp13 triliun atau mengalami lonjakan sebesar 38persen dari akhir 2022 yang senilai Rp9,4 triliun," ujarnya.
Selain itu, ARTO juga mencatatkan penurunan NPL gross menjadi 0,8persen pada tahun 2023. Akibatnya, laba bersih setelah pajak (net profit after tax) melonjak 355persen menjadi Rp72 miliar. Pendapatan bunga bersih perseroan juga mengalami kenaikan menjadi Rp1,6 triliun pada tahun 2023.
ARTO juga mencatatkan total aset senilai Rp21,3 triliun atau tumbuh 26persen dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp17 triliun. "Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) mencapai 62persen, yang menunjukkan tingkat permodalan yang kuat untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan," tambah Arief.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.