KABARBURSA.COM - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mencatat adanya 420 pesawat yang siap melayani penumpang selama periode libur Lebaran.
Total kapasitas kursi yang tersedia mencapai 6,72 juta untuk 16 hari masa liburan Lebaran 2024, setara dengan 420.000 kursi per hari. "Beberapa maskapai seperti Citilink, AirAsia, dan Scoot telah mengajukan tambahan penerbangan internasional," kata Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf, Rizki Handayani Mustafa dalam acara The Weekly Brief with Sandiaga Uno di Mahanttan Hotel Jakarta, Senin 1 April 2024.
Rizki juga menegaskan bahwa seluruh maskapai telah menerapkan standar CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment) yang ditetapkan oleh Kemenparekraf. "Dengan demikian, kami berharap masyarakat dapat melakukan perjalanan dengan aman saat pulang kampung atau mengunjungi destinasi wisata selama libur Lebaran 2024," tambahnya.
"Kami berharap pelaku industri pariwisata juga turut membantu meningkatkan keselamatan dan kenyamanan wisatawan," jelas Rizki.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Maria Kristi Endah Murni, juga mengkonfirmasi ketersediaan pesawat untuk periode libur Lebaran lebih dari cukup. "Ia menyatakan bahwa jumlah pesawat yang akan beroperasi mencapai 420, sebagian besar merupakan pesawat jet, Propeller ATR, dan pesawat perintis.
"Ketersediaan pesawat ini sangat mencukupi karena menurut perhitungan kami, kami hanya memerlukan sekitar 320 pesawat untuk mengaktifkan semua rute ini. Jadi, masih ada kelebihan pesawat," jelasnya.
Dia juga menambahkan bahwa rute favorit untuk penerbangan domestik tetap sama dengan tahun sebelumnya, termasuk Denpasar, Kualanamu, Surabaya, dan Makassar. "Untuk penerbangan internasional, rutenya masih meliputi Singapura, Kuala Lumpur, Perth, dan Jeddah untuk umrah," tambah Maria.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.