Logo
>

Sesi I IHSG Jatuh 0,87 Persen, Terburuk Kedua di Asia

Ditulis oleh KabarBursa.com
Sesi I IHSG Jatuh 0,87 Persen, Terburuk Kedua di Asia

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan. IHSG turun sebanyak 62,86 poin atau setara dengan pelemahan 0,87 persen menjadi mencapai level 7.174.

    Tanda-tanda pelemahan IHSG telah terlihat sejak pagi hari, dimana IHSG dibuka dengan penurunan lebih dari 0,63 persen ke level 7.191. Penurunan semakin dalam menjelang penutupan Sesi I perdagangan hari, bahkan sempat menyentuh level 7.172.

    Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia, volume transaksi mencapai 6,72 miliar dengan nilai transaksi sebesar Rp5,18 triliun. Sementara itu, frekuensi transaksi yang terjadi mencapai 539 ribu kali.

    IHSG menjadi banyak dari sekian Bursa Asia yang tertekan dan menetap di zona merah, KOSPI (Korea Selatan), Hang Seng (Hong Kong), Straits Times (Singapura), NIKKEI225 (Tokyo), KLCI (Malaysia), Shenzhen Comp. (China), dan Shanghai Composite (China), yang terpangkas masing-masing 1,29 persen, 0,74 persen, 0,69 persen, 0,6 persen, 0,53 persen, 0,5 persen, dan 0,24 persen.

    Dengan demikian, IHSG adalah indeks dengan pelemahan terdalam kedua di Asia, setelah saham indeks China.

    Sentimen yang mewarnai laju indeks Asia hari ini adalah datang dari Wall Street yang tertekan oleh berlanjutnya kenaikan U.S. 10-year Treasury Yield ke level tertinggi sejak akhir November 2023, imbas dari sejumlah data perekonomian terbaru Amerika Serikat yang keluar lebih kokoh dari perkiraan menambah skeptisisme tentang ‘Kapan’ pelonggaran kebijakan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan dimulai.

    Hal ini menyebabkan para pelaku pasar memperkirakan penurunan suku bunga yang lebih sedikit pada 2024 dibandingkan pejabat Bank Sentral itu sendiri.

    Para pelaku pasar sedang menunggu komentar lanjutan dari Gubernur The Fed Jerome Powell pada Rabu 3 April 2024 waktu setempat. Mereka tengah menimbang komentar dari dua pejabat yang memberikan suara pada keputusan kebijakan moneter tahun ini.

    Gubernur The Fed San Francisco Mary Daly dan rekannya dari Cleveland, Loretta Mester, mengatakan mereka masih memperkirakan Bank Sentral akan melakukan pemangkasan suku bunga acuan sebanyak tiga kali pada tahun 2024. Meskipun mereka tidak terburu-buru untuk mulai menurunkan biaya pinjaman.

    Untuk sekarang, "Pertumbuhan sedang kuat, jadi benar-benar tidak ada urgensi untuk menyesuaikan suku bunga," katanya.

    "Saya pikir itu adalah dasar yang sangat masuk akal," kata Daly pada Selasa di sebuah acara di Nevada.

    Kemudian, sentimen juga datang dari laju dan pergerakan saham-saham produsen kendaraan listrik, usai Tesla dan BYD (China) melaporkan penurunan angka penjualan kendaraan listrik pada Kuartal I-2024. Menambah spekulasi masa depan Tesla suram karena turunnya permintaan.

    Perusahaan yang berbasis di Austin, Texas, melaporkan hanya mengirimkan 386.810 kendaraan di seluruh dunia dari Januari–Maret 2024, turun nyaris 9 persen dibandingkan dengan angka penjualan kuartal yang sama pada tahun lalu mencapai 423.000 unit. Ini menandai penurunan penjualan kuartalan pertama dalam hampir empat tahun.

    Selain itu, angka penjualan tersebut juga jauh di bawah perkiraan paling pesimis dari analis yang sebanyak 457.000 unit.

    Tak hanya Tesla yang tengah tertekan, BYD juga melaporkan penjualan di Kuartal I-2024 juga drop 43 persen.

    “Kami pikir kekhawatiran atas volume dan pendapatan dapat mengurangi sentimen investor lebih lanjut dan memberikan tekanan signifikan pada saham,” tulis Rosner dalam sebuah laporan pada 28 Maret 2024.

    Pasar juga sedang menanti efek bencana alam yang baru saja terjadi di Taiwan. Gempa berkekuatan Magnitudo 7,2 mengguncang Taiwan pada Rabu 3 April 2024, menjadi gempa terkuat yang melanda pulau itu dalam setidaknya 25 tahun. Gempa tersebut menewaskan satu orang dan melukai puluhan lainnya. Selain itu, gempa tersebut juga memicu peringatan tsunami untuk Jepang selatan dan Filipina, meskipun peringatan tersebut kemudian dicabut.

    Saham andalan Taiwan, TSMC turun 1,4 persen pada awal perdagangan, sementara saham pemasok Apple Foxconn turun lebih dari 2 persen dan saham pembuat panel datar Au Optronics turun 1,7 persen.

    Taiwan, merupakan salah satu kekuatan ekonomi di Kawasan Asia-Pasifik, berhasil naik satu peringkat ke urutan ke-6 dalam Buku Tahunan Daya Saing Dunia (World Competitiveness Yearbook) terbaru yang diterbitkan pada tanggal 20 Juni 2023 oleh International Institute for Management Development (IMD) di Swiss. Peringkat yang diraih Taiwan kali ini adalah peringkat terbaik dalam laporan tahunan tersebut sejak tahun 2012.

    Dalam survei terhadap 64 ekonomi utama di seluruh dunia, Taiwan menempati peringkat kedua di kawasan Asia-Pasifik, di belakang Singapura yang menempati urutan ke-4 global. Taiwan berhasil mengungguli negara tetangga seperti Hong Kong (urutan ke-7), Australia (urutan ke-19), Tiongkok (urutan ke-21), Malaysia (urutan ke-27), Korea Selatan (urutan ke-28), dan Thailand (urutan ke-30).

    Denmark mempertahankan posisi pada urutan teratas dalam survei ini, diikuti oleh Irlandia, Swiss, Singapura, dan Belanda secara berurutan.

    Dari empat kategori utama yang digunakan untuk menilai daya saing ekonomi secara keseluruhan, Taiwan menempati urutan keempat di dunia dalam kategori efisiensi bisnis (tahun lalu urutan keenam). Taiwan juga mengalami kemajuan dalam sub-kategori sikap dan nilai, keuangan, praktik manajemen, serta produktivitas dan efisiensi.

    Dalam kategori efisiensi pemerintahan, Taiwan juga naik dua peringkat ke urutan keenam berkat pencapaian dalam bidang keuangan publik. Dalam kategori infrastruktur, Taiwan naik dari urutan ke-13 menuju urutan ke-12 tahun dengan peningkatan terjadi dalam subkategori kesehatan dan lingkungan, infrastruktur ilmiah, dan infrastruktur teknologi.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi