Logo
>

Antrean Bid Menebal, Apakah JPFA Mampu Menembus 2.460–2.520?

JPFA mencoba bangkit setelah tekanan jual, namun jalan menuju resistance 2.460–2.520 masih terjal akibat tembok supply tebal di 2.380–2.430 yang terus menahan setiap kenaikan intraday.

Ditulis oleh Yunila Wati
Antrean Bid Menebal, Apakah JPFA Mampu Menembus 2.460–2.520?
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA). Foto: Dok Perusahaan.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) kembali menarik perhatian pasar setelah menunjukkan tanda pemulihan di sesi perdagangan 18 November 2025. Kenaikan tipis 0,86 persen ke level 2.350 memang belum terlihat sebagai lompatan besar, tetapi struktur pergerakannya menyimpan satu pertanyaan krusial. Apakah dengan antrean bid yang mulai menebal, JPFA siap kembali menguji area kunci 2.460–2.520?

    Pergerakan hari ini menunjukkan pola technical rebound setelah tekanan jual yang kuat sehari sebelumnya. Harga sempat dibuka di 2.370 dan menyentuh 2.430, namun tidak bertahan lama. 

    Penutupan di level 2.350 menandakan adanya tarik-menarik di antara pelaku pasar. Volume yang turun hampir di separuh perdagangan sebelumnya menunjukkan bahwa rebound ini belum sepenuhnya ditopang kekuatan yang solid. 

    Kenaikan hari ini lebih terasa sebagai napas pendek setelah pelaku pasar melakukan profit-taking besar pada 17 November.

    Struktur orderbook memberi gambaran yang lebih jujur. Antrean bid di level 2.300–2.350 terlihat tebal dan stabil. Kondisi ini menunjukkan minat beli defensif yang menjaga harga tetap aman dari tekanan jual berlebih. 

    Namun hambatan sebenarnya justru berada di atas. Begitu harga mendekati 2.380–2.430, penawaran jual langsung menumpuk. Inilah tembok pertama yang harus ditembus JPFA sebelum berbicara soal target 2.460–2.520. 

    Selama zona supply ini masih aktif, setiap kenaikan intraday cenderung dimanfaatkan oleh trader jangka pendek untuk melepas barang.

    Broker summary pun memperlihatkan bahwa pembelian besar hari ini bukan datang dari pemain yang mengakumulasi dari bawah, melainkan dari broker-broker institusional yang masuk di area 2.344–2.380. 

    Pola ini bukan akumulasi klasik, tetapi counter trade terhadap pantulan intraday. Tidak ada penumpukan pembelian signifikan di harga rendah, dan ini membuat peluang breakout besar belum terbentuk. 

    Jika benar-benar ada skenario menuju 2.460–2.520, biasanya akan terlihat penyerapan besar terlebih dahulu di area 2.280–2.330. Namun pola itu belum muncul secara penuh.

    Melihat jejak historis, area 2.460–2.520 memang menjadi tembok yang sangat sulit ditembus oleh JPFA. Dalam dua pekan terakhir, setidaknya tiga kali harga mencoba naik ke zona tersebut, namun setiap kali pula harga tertahan dan kembali turun. 

    Pola ini menciptakan struktur lower high dan menandakan bahwa tekanan jual selalu muncul sebelum JPFA dapat membentuk tren bullish baru. Kenaikan tajam 6,36 persen pada 12 November justru menjadi puncak sementara sebelum harga kembali terkoreksi.

    Dengan melihat kondisi hari ini, JPFA memang memiliki fondasi yang cukup untuk bertahan. Antrean bid yang tebal memperlihatkan bahwa support jangka pendek berada di area 2.320–2.350. Namun untuk kembali menguji 2.460–2.520, JPFA membutuhkan dua hal, yaitu volume beli yang meningkat dan eliminasi supply di area 2.380–2.430. 

    Tanpa dua faktor ini, pergerakan esok hari besar kemungkinan masih berada dalam fase konsolidasi dan bukan awal dari tren naik besar.

    Jadi, apakah JPFA akan mampu menembus 2.460–2.520? Jawabannya, peluang belum tertutup, tetapi jalan ke sana masih panjang. Untuk sementara, pelaku pasar tampaknya lebih memilih menguatkan posisi di bawah seraya menunggu momentum berikutnya. 

    Jika volume kembali pulih dan tekanan jual di zona 2.400–2.430 menipis, maka barulah peluang menuju resistance historis kembali terbuka.

    Namun hingga saat ini, JPFA masih bergerak defensif dengan pondasi bid yang solid, tetapi belum memperlihatkan tenaga yang cukup untuk melompat ke level psikologis berikutnya.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79