KABARBURSA.COM - Singapura menyatakan sangat bergantung pada ekosistem RI dalam merespons rencana ekspor listrik rendah karbon dari Indonesia.
Juan Permata Adoe, Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Kadin Indonesia, mengatakan bahwa Singapura berkepentingan untuk memperkuat hubungannya dengan Indonesia karena banyak industri di Singapura yang bergantung pada ekosistem Indonesia.
"Bahwa jika Singapura tidak mengubah diplomasi politik perdagangannya, negara tersebut akan mengalami kesulitan," kata Juan, dikutip Sabtu, 4 Mei 2024.
Juan mengatakan bahwa peran Singapura harus dimanfaatkan, karena Singapura membutuhkan listrik dan air, yang keduanya dimiliki oleh Indonesia.
Menurutnya, pendekatannya adalah kerja sama yang tidak dapat dihindari.
Rachmat Kaimuddin, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves), menyatakan bahwa Indonesia siap mengekspor listrik bersih rendah karbon sebesar 2 gigawatt ke Singapura.
Kesepakatan ekspor ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara beberapa perusahaan Indonesia dan Singapura yang disaksikan oleh Rachmat Kaimuddin dan Wakil Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Tan See Leng.
Singapura berencana untuk mengimpor 4 gigawatt listrik rendah karbon pada tahun 2035, di mana 50 persen dari total kebutuhan tersebut akan berasal dari Indonesia.
Kerja sama antara kedua negara ini bertujuan untuk memfasilitasi proyek-proyek komersial dalam pengembangan energi karbon dan perdagangan listrik lintas batas serta interkoneksi kedua negara.
Wakil Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Tan See Leng menyatakan bahwa nota kesepahaman ini adalah bukti dari kemitraan jangka panjang dan komprehensif antara kedua negara.