KABARBURSA.COM- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan proses transisi energi tidak hanya memiliki kompleksitas yang tinggi tetapi juga menimbulkan biaya yang cukup besar. Pada sebuah forum yang diselenggarakan oleh Islamic Development Bank (IsDB) di Riyadh, Arab Saudi, Sri Mulyani menyampaikan bahwa transisi energi menghadapi tantangan berat, terutama dalam hal keamanan, keberlanjutan, dan keterjangkauan energi.
Sri Mulyani, yang juga menjadi pembicara dalam acara tersebut dengan tema 'Simposium Visi Masa Depan', menekankan pentingnya negara-negara dan komunitas internasional untuk bersatu dalam menghadapi isu-isu tersebut. Dia menyatakan bahwa sementara proses transisi energi adalah suatu keharusan, biaya yang terlibat dapat menjadi penghalang serius. Oleh karena itu, upaya untuk memastikan bahwa transisi tersebut tidak hanya adil tetapi juga terjangkau bagi semua pihak adalah suatu keharusan.
Dalam konteks ini, salah satu tantangan utama adalah membangun infrastruktur yang dapat menyediakan energi yang aman dan terjangkau bagi masyarakat.
Selain itu, aspek sustainabilitas mengharuskan transisi energi menjadi lebih hijau dan terbarukan (keberlanjutan energi), tegas Sri Mulyani.
Terkait hal ini penting Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang kredibel dan kuat, serta strategi pendanaan yang efektif untuk menjalan transisi energi secara maksimal.
Tantangan transisi energi yang akan dihadapi Indonesia, lanjut Sri Mulyani, yakni bagaimana transisi energi memerlukan perencanaan kebijakan kompleks dan membutuhkan pembiayaan yang sangat besar.
“Di samping negara dan Islamic Development Bank yang juga harus turut menjawab tantangan masa depan yang makin kompleks dan dinamis,” ungkapnya.
Dalam kunjungannya, Sri Mulyani juga melakukan pertemuan dengan Presiden IsDB Mohammed Al Jasser pada Selasa 30 April 2024 di Riyadh. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani menyampaikan dukungannya dalam langkah reformasi IsDB.
Bendahara Negara menyebut bahwa dari 57 negara anggota IsDb terdapat 27 negara-negara berpenghasilan rendah, serta terdapat 32 negara dalam situasi rentan akibat ketegangan geopolitik yang terjadi.
“Tantangan pembangunan negara-negara ini sangat besar dan kompleks. Peran IsDB untuk membantu membangun dan memperbaiki kesejahteraan negara-negara anggotanya sangat penting,” kata Sri Mulyani.
Tak hanya itu, ia juga menegaskan bahwa RI siap untuk membantu mendorong kemajuan IsDb agar dapat membantu lebih banyak negara-negara yang tergabung dalam lembaga pembangunan multilateral ini. Terlebih, RI merupakan salah satu pemegang saham IsdB.
“Ini bentuk konkrit kerjasama Selatan-Selatan [South-South Cooperation],” tutupnya.
Saksikan Kabar ini dalam bentuk video berikut:
[embed]https://youtu.be/_nj6TF0slHw?si=3TH9AKPd1_EORCRt[/embed]