KABARBURSA.COM - PT Timah Tbk (TINS), perusahaan pertambangan yang merupakan bagian dari holding pertambangan negara dengan mayoritas saham dimiliki oleh MIND ID, baru saja merilis laporan keuangan untuk tahun buku 2023. Namun, hasilnya mengecewakan karena perusahaan mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp449,7 miliar.
Kerugian ini merupakan kontras dengan kinerja pada tahun sebelumnya, di mana Timah (TINS) berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp1,18 triliun.
Sebagai bagian dari kewajiban sebagai anggota holding pertambangan negara, Timah (TINS) biasanya menyetor dividen yang masuk ke kas negara. Namun, kemungkinan pembagian dividen tahun ini terhenti karena kerugian yang dialami Timah (TINS) sepanjang tahun lalu. Ini merupakan situasi yang berbeda karena perusahaan biasanya konsisten dalam membagikan dividen selama beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 2018, Timah (TINS) membagikan dividen sebesar Rp175 miliar, setara dengan 35persen dari total laba bersih tahun buku sebelumnya. Jumlah ini berarti negara, melalui MIND ID, menerima dividen sebesar Rp114,2 miliar.
Pada tahun 2019, pembagian dividen mencapai Rp185,97 miliar, atau 35persen dari laba bersih tahun sebelumnya. Dividen per saham ditetapkan sebesar Rp24,97, yang berarti pemerintah menerima dividen sebesar Rp120,8 miliar.
Namun, pada periode 2020-2021, Timah (TINS) memutuskan untuk tidak membagikan dividen kepada pemegang saham.
Pada tahun 2022, Timah (TINS) kembali membagikan dividen sebesar Rp455,9 miliar, setara dengan 35persen dari total laba bersih tahun sebelumnya. Pemerintah menerima dividen sebesar Rp296,3 miliar.
Tahun 2023 menyaksikan pembagian dividen sebesar Rp312,44 miliar, setara dengan 30persen dari laba bersih tahun sebelumnya. Dengan demikian, Timah (TINS) menyetor dividen ke kas negara sebesar Rp203,08 miliar.